Ribuan Warga Inggris Gelar Demo Bela Palestina

Mereka yang pro-Palestina sering dianggap anti-semitisme

Jakarta, IDN Times - Ribuan pengunjuk rasa pro-Palestina turun ke jalan di pusat kota London pada Sabtu (14/10/2023). Mereka berkumpul di dekat Oxford Circus kemudian menuju ke Downing Street, kediaman resmi dan kantor Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak.

Para pengunjuk rasa menyerukan diakhirinya aksi militer Israel di Jalur Gaza. Banyak di antaranya mengibarkan bendera Palestina dan tanda bertuliskan 'Free Palestine'. Mereka juga meneriakkan yel-yel yang ditujukan kepada pemerintah Inggris dan Amerika Serikat (AS) yang mendukung Israel, dilansir Reuters.

Protes pro-Palestina tidak hanya berlangsung di London, tetapi juga di Liverpool, Bristol, Cambridge, Norwich, Coventry, Edinburgh, Swansea, Glasgow, bahkan di seluruh dunia.

Ini terjadi seminggu setelah Hamas melancarkan serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel pada 7 Oktober. Israel pun menanggapi serangan Hamas dengan kemarahan, memborbardir Gaza tanpa henti, dan menerapkan blokade total terhadap jalur yang sudah terkepung. Invasi darat ke Gaza diperkirakan akan dimulai dalam beberapa hari.

Perang tersebut telah merenggut lebih dari 2.800 orang dalam waktu kurang dari seminggu. Jumlah korban mencakup warga Palestina, Israel, dan beberapa orang asing.

1. Demonstrasi kampanye solidaritas Palestina di Inggris

Ribuan Warga Inggris Gelar Demo Bela PalestinaIlustrasi bendera Palestina. (unsplash.com/Ömer Yıldız)

Perang Hamas-Israel telah membangkitkan solidaritas Palestina di beberapa lapisan masyarakat di Inggris. Hal ini juga menghidupkan kembali ketegangan lama antara pendukung Israel, serta mereka yang mengutuk pendudukan dan mendukung hak-hak Palestina.

Dilansir Al-Jazeera, aktivis pro-Palestina mengatakan bahwa selama bertahun-tahun, mereka semakin dikutuk sebagai anti-Semit, dan mengklaim bahwa tuduhan rasisme anti-Yahudi digunakan untuk membungkam mereka.

Menyebut Israel sebagai rezim apartheid, mengadvokasi hak-hak warga Palestina, dan bangkit melawan penjajah Israel di masa lalu, telah dianggap oleh para komentator pro-Israel sebagai contoh anti-Semitisme.

Asmat Malik, apoteker berusia 29 tahun, mengatakan bahwa masyarakat marah atas apa yang mereka anggap sebagai penindasan terhadap warga Palestina selama beberapa dekade.

"Tetapi itu tidak berarti bahwa orang-orang memaafkan Hamas sedikit pun, karena menjadi pro-Palestina tidak berarti anda anti-Semit. Saya pikir itu sangat penting untuk ditekankan," ungkapnya.

Baca Juga: Menlu Iran ke Israel: Setop Serangan ke Gaza atau Perang Akan Meluas!

2. Kekacauan sempat terjadi antara massa dan polisi

Dilansir BBC, polisi sebelumnya telah mengeluarkan peringatan bahwa siapa pun yang menunjukkan dukungan terhadap Hamas, organisasi terlarang, atau menyimpang dari jalurnya, akan ditangkap.

Sekitar seribu petugas polisi dikerahkan saat massa berbaris dalam demonstrasi di London. Saat demonstrasi berakhir, polisi mengatakan tujuh orang telah ditangkap, termasuk satu orang karena tindak pidana pengrusakan dan dua lainnya karena melanggar ketertiban umum.

Polisi juga melaporkan bahwa kekacauan sempat terjadi, termasuk pelemparan suar, botol, dan kembang api ke arah polisi. Kerumunan utama massa bubar pada Sabtu pukul 19:40 waktu setempat. Area sekitar Trafalgar Square pun telah bersih.

3. Dukungan Pemerintah Inggris terhadap Israel

Ribuan Warga Inggris Gelar Demo Bela PalestinaIlustrasi bendera Inggris. (Unsplash.com/simon frederick)

Dukungan pemerintah Inggris tak tergoyahkan terhadap Israel. Minggu ini, Menteri Luar Negeri James Cleverly melakukan kunjungan dan memberikan dukungan kepada sekutunya tersebut.

Sementara itu, Menteri Dalam Negeri Suella Braverman mendesak polisi Inggris untuk mempertimbangkan apakah nyanyian 'dari sungai ke laut, Palestina akan bebas", dapat ditafsirkan sebagai ekspresi kekerasan untuk melihat Israel dihapus dari dunia, yang dapat dianggap sebagai kejahatan rasial.

Juru bicara Kedutaan Besar Israel di Inggris, Orly Goldschmidt, mengatakan bahwa negaranya tidak menargetkan warga sipil dan tidak berselisih dengan rakyat Palestina. 

"Kami berusaha melindungi diri kami dari organisasi barbar Hamas, yang bahkan lebih buruk dari ISIS," ungkapnya, seraya menambahkan bahwa akan banyak orang tak bersalah yang akan membayar secara tragis dengan nyawa mereka, tapi ini adalah keadaan perang dan Israel harus mencegah siapa pun agar tidak menyakiti warganya lagi.

Di sisi lain, ketika garis perdebatan muncul di media sosial, sekolah-sekolah Yahudi di Inggris meningkatkan keamanan mereka untuk mencegah potensi serangan anti-Semit terhadap siswa.

Baca Juga: Buntut Konflik Hamas-Israel, Keamanan Warga Yahudi di Eropa Terancam

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya