Jakarta, IDN Times - Pakistan membara pascapenangkapan eks Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. Setidaknya, 43 pengunjuk rasa ditangkap di Islamabad dan ada 5 orang tewas dalam kekerasan yang terjadi.
Dilansir Al Jazeera, Kamis (11/5/2023), pihak berwenang memblokir layanan internet dan seluruh sekolah swasta diperintahkan untuk ditutup sementara sejak kemarin.
Sementara itu, Partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) yang dipimpinnya, mengatakan bahwa Khan ditangkap karena tuduhan yang salah.
Adapun pengunjuk rasa di Lahore berkumpul di luar kediaman Khan di Zaman Park. Mereka memblokir jalanan di sekitar dengan membakar ban. Polisi kemudian membubarkan demonstran menggunakan meriam air.
Di sisi lain, para pendukung Khan di kota pelabuhan selatan Karachi berkumpul di luar kantor PTI yang terletak di sepanjang jalan Shahrah-e-Faisal. Kedua arus lalu lintas di dekat kantor itu ditutup karena polisi mengepung daerah tersebut.
Polisi terlihat menembak gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa saat mereka mencoba blokir jalanan Shahrah-e-Faisal.
Di jalanan Burns Road di Karachi, pengunjuk rasa melempari batu dan membakar ban. Hal itu membuat arus lalu lintas terganggu dan memaksa pemilik toko untuk menutup tempat mereka.
Eks PM Khan ditangkap pada Selasa (9/5/2023) di Islamabad. Ia ditangkap pasukan paramiliter Pakistani Ranger saat sedang menghadiri persidangan di pengadilan ibu kota.
Khan ditangkap di luar gedung pengadilan di ibu kota Islamabad terkait kasus korupsi. Namun, tak dijelaskan lebih lanjut soal kasus korupsi apa yang dituduhkan ke Khan.
Selain itu, pengadilan tinggi Islamabad juga sempat dikepung saat paramiliter mencegat Khan di lokasi yang sama.
Sebagai informasi, Khan digulingkan melalui mosi tidak percaya parlemen pada April 2022 lalu.
Pemimpin oposisi Pakistan berkali-kali mengklaim bahwa serangkaian kasus terhadapnya, termasuk tuduhan terorisme didalangi oleh penggantinya yakni Perdana Menteri Shahbaz Sharif, untuk mendiskreditkannya.