Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

India Akan Jual Vaksin COVID-19 Seharga Rp197 Ribu per Dosis

Petugas medis melakukan verifikasi dari rumah ke rumah untuk identifikasi virus corona di Ahmedabad, India, pada 23 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave

New Delhi, IDN Times - Sebuah perusahaan swasta yang bergerak di bidang manufaktur obat-obatan murah di India, Serum Institute, berencana mematok harga calon vaksin COVID-19 sebesar Rp197ribu per dosis. Produsen yang berlokasi di wilayah Pune tersebut mengumumkan awal uji coba calon vaksin ke tubuh manusia pada 23 April lalu.

Itu merupakan salah satu uji coba paling awal di dunia. Selain Serum Institute, Dewan Riset Medis India (ICMR) yang merupakan lembaga negara juga ikut perburuan vaksin COVID-19 dengan menggandeng Bharat Biotech yang berlokasi di Hyderabad. Di India sendiri total ada 74.480 kasus COVID-19 dan 2.415 kematian per Rabu (13/5).

1. Harga vaksin di India akan lebih rendah dibanding pada tingkat global

Pemeriksaan suhu badan pekerja konstruksi saat lockdown nasional di Ahmedabad, India, pada 30 April 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Amit Dave

"Kami berharap memulai uji coba di India mulai Mei, dengan beberapa ratus pasien, dan berharap mendistribusikan vaksin pada September-Oktober, jika uji coba sukses," kata CEO Serum Institute Adar Poonawalla kepada Times of India. "Kami berencana menyediakan vaksin dengan harga terjangkau yaitu sekitar Rp197 ribu di India."

Menurut Adar, harga vaksin di negaranya akan lebih rendah dibanding pada level global. Ini juga terjadi pada vaksin-vaksin lain seperti rubella yang harganya 10 kali lipat lebih mahal di Inggris daripada dalam negeri. Perusahaan itu sendiri dikenal di India sebagai salah satu manufaktur global yang mendapatkan dukungan dari Oxford University, Inggris.

2. Serum Institute berencana memproduksi empat hingga lima juta dosis per bulan

Polisi memakai Thermal Corona Combat Headgear" untuk memeriksa suhu badan warga saat lockdown nasional di New Delhi, India, pada 11 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi

Lebih lanjut, Adar mengungkap bahwa perusahaannya memutuskan segera memulai produksi begitu uji coba di India berhasil. "Kami tak menanti uji coba berhasil pada September di Inggris, dan kemudian memulai produksi di sini. Keputusanya—dengan menanggung risiko dan biaya sendiri—diambil semata-mata untuk mengawali produksi guna memiliki cukup dosis yang tersedia jika uji coba klinis terbukti berhasil," jelasnya.

"Kami bertujuan untuk memproduksi empat sampai lima juta dosis per bulan selama enam bulan pertama, kemudian mungkin kami akan meningkatkannya menjadi 10 juta dosis per bulan berdasarkan keberhasilan uji coba," tambahnya.

"Kami ingin menyediakan sampai 20 hingga 40 juta dosis pada September-Oktober. Seandainya sukses, kami akan membuat produk tersebut tersedia di sebanyak mungkin negara, termasuk India," kata dia lagi.

3. Pemerintah dan swasta bekerja sama

Polisi memeriksa suhu tubuh pekerja migran dengan termometer infra merah di pinggiran Kolkata, India, pada 5 Mei 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Rupak De Chowdhuri

Sementara itu, dalam pernyataan resmi yang dikutip India Today, ICMR mengatakan pihaknya berhasil mengisolasi virus corona jenis baru di fasilitas virologi, kemudian sudah mengirimkannya ke Bharat Biotech. Kini, keduanya bekerja sama untuk mengembangkan calon vaksin berdasarkan analisis terhadap virus tersebut.

ICMR juga menegaskan akan "mempercepat" izin untuk beragam fase pengembangan calon vaksin, termasuk studi terhadap binatang dan uji coba di tubuh manusia. Menurut ICMR, pemerintah akan memberikan "dukungan terus-menerus" kepada perusahaan obat-obatan itu.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us