Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tentara (Unsplash.com/Alexander Jawfox)
ilustrasi tentara (Unsplash.com/Alexander Jawfox)

Jakarta, IDN Times - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan di media sosial pada Selasa (11/4/2023), bahwa dia memuji tentaranya karena membunuh dua warga Palestina yang dituduh sebagai teroris.

Sementara itu, Kementerian Kesehatan Palestina mengidentifikasi dua orang tersebut bernama Saud Abdullah Saud dan Mohammed Abu Dira.

Tel Aviv menuduh dua orang itu melepaskan tembakan ketika berada di dalam mobil di Tepi Barat, dekat pemukiman Yahudi.

1. Warga Palestina disebut melepaskan tembakan terlebih dulu

ilustrasi pistol (IDN Times/Mardya Shakti)

Tentara Israel menembak mati dua pria Palestina yang diduga merupakan anggota kelompok militan.

"Saya memuji tindakan tentara yang melenyapkan dua teroris yang menembaki mereka di dekat Elon Moreh," kata Yoav Gallant dikutip Al Monitor.

Menurut Palestina, kedua pria itu tewas di desa Deir al-Hatab di Tepi Barat, yang merupakan daerah dekat pemukiman Yahudi di dekat kota Nablus.

Dalam pernyataannya, tentara Israel menyebut penyerang bersenjata melepaskan tembakan dari sebuah kendaraan di pos Elon Moreh. Tentara kemudian membalas tembakan itu dan berhasil melumpuhkan dua orang.

2. Tentara Israel mengamankan senapan serbu M-16 dan pistol

Media lokal Palestina memberitakan, ada tiga orang yang berada di dalam mobil tersebut. Dua orang tewas dan satu orang bersenjata lainnya berhasil melarikan diri. Israel sedang mencari tersangka yang kabur.

Dilansir Associated Press, pasukan keamanan Israel berhasil menyita sepasang senapan serbu M-16 dan pistol di tempat kejadian.

Brigade Syuhada Al-Aqsa, sayap bersenjata gerakan Fatah pimpinan Presiden Palestina Mahmud Abbas, mengklaim kedua pria itu sebagai anggota. Korban yang bernama Saud telah menghabiskan 15 tahun di penjara Israel. 

"Kami berjuang sebagai tentara dan kami berjanji akan selalu menjadi tentara," kata Saud dalam sebuah video, setelah dibebaskan dari penjara tahun lalu.

3. Israel mengambil jenazah korban

ilustrasi garis polisi (IDN Times/Mardya Shakti)

Jenazah korban dibawa oleh tentara Israel. Itu merupakan salah satu cara Tel Aviv sebagai kebijaan hukuman selama beberapa dekade. Tapi kelompok hak asasi manusia mengatakan praktik tersebut meningkat secara signifikan sejak 2015.

Dilansir Al Jazeera, Pusat Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Yerusalem menjelaskan, saat ini Israel menahan setidaknya 105 jenazah Palestina di kamar mayat. Itu disebut sebagai hukuman kolektif terhadap keluarga yang sering kali tidak dapat menguburkannya.

Insiden pada Selasa juga diiringi pengumuman terbaru dari Israel, yang melarang pengunjung dan turis Yahudi datang ke Masjid al-Aqsa sampai akhir Ramadan. Pengumuman itu dikeluarkan oleh kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team