Ngeri, Korut Klaim Berhasil Luncurkan Satelit Mata-mata Pertama

Jakarta, IDN Times - Korea Utara mengatakan pihaknya telah berhasil menempatkan satelit mata-mata ke orbit, setelah dua upaya peluncuran yang gagal sebelumnya. Hal itu disampaikan pemerintah Korea Utara melalui media pemerintah pada Rabu (22/11/2023).
Rezim itu juga mengatakan akan meluncurkan beberapa satelit lagi dalam waktu singkat untuk mengamankan kemampuan pengintaiannya terhadap Korea Selatan.
Menurut laporan KCNA, Korea Utara meluncurkan Malligyong-1 dengan roket jenis baru Chollima-1 dari lokasi peluncuran di Tongchang-ri di pantai barat pada Selasa pukul 22:42 waktu setempat.
"Roket pembawa 'Chollima-1' terbang normal di sepanjang jalur penerbangan yang telah ditentukan dan secara akurat menempatkan satelit pengintai 'Malligyong-1' di orbitnya pada 22:54:13, 705 detik setelah peluncuran," kata KCNA.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un turut hadir di lokasi tersebut untuk menyaksikan peluncuran satelit. Ia pun mengucapkan selamat kepada para pejabat, ilmuwan, dan teknisi yang terkait dengan persiapan peluncuran itu.
1. Keberhasilan peluncuran satelit itu belum diverifikasi oleh Korsel, Jepang dan AS
Sementara itu, para pejabat di Korea Selatan dan Jepang mengatakan mereka tidak dapat segera memverifikasi apakah sebuah satelit telah ditempatkan di orbit. Juru bicara Pentagon Sabrina Singh juga mengatakan bahwa militer AS masih menilai apakah peluncuran tersebut berhasil atau tidak.
Menurut Marco Langbroek, pakar satelit di Universitas Teknologi Delft di Belanda, meskipun satelit observasional yang diluncurkan Korea Utara mencapai orbit pada 2012 dan 2016, namun tidak diketahui apakah keduanya benar-benar berfungsi. Kedua satelit itu dilaporkan terbakar di atmosfer tahun ini.
Para analis mengatakan, bahkan sistem satelit yang belum sempurna dapat memberikan Korea Utara kemampuan pertamanya untuk memantau pasukan AS, Korea Selatan, dan Jepang dari jarak jauh.
Ankit Panda dari Carnegie Endowment for International Peace yang berbasis di AS mengatakan bahwa kemampuan tersebut dapat memungkinkan Korea Utara untuk menargetkan senjatanya jika terjadi perang, dilansir Reuters.