Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Korut soal Jadwal Peluncuran Satelit Mata-Mata: Paling Lama 1 Desember

bendera Korea Utara (unsplash.com/Micha Brändli)

Jakarta, IDN Times - Korea Utara telah memberitahu Jepang rencananya meluncurkan satelit antara 22 November hingga 1 Desember 2023. Peluncuran ini merupakan upaya ketiga Pyongyang untuk menempatkan satelit mata-mata ke orbit setelah peluncuran gagal dua kali.

Penjaga Pantai Jepang pada Selasa (21/11/2023) mengatakan, Korea Utara telah memberikan pemberitahuan tentang peluncuran tersebut di arah Laut Kuning dan Laut China Timur.

Badan keamanan maritim Korea Selatan pun telah mengeluarkan peringatan kepada kapal-kapal mengenai rencana peluncuran di wilayah itu, dilansir Reuters.

Korea Utara awalnya berencana melakukan upaya peluncuran ketiga pada Oktober. Namun, rencana tersebut tidak terlaksana sehingga menimbulkan spekulasi bahwa Pyongyang memerlukan waktu persiapan yang lebih panjang.

1. PM Jepang kecam rencana Korut

Pemberitahuan tersebut memicu kecaman langsung dari Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida. Ia mengatakan, sistem pertahanan negara, termasuk kapal perusak Aegis dan rudal pertahanan udara PAC-3, siap menghadapi situasi tak terduga yang mungkin muncul.

“Bahkan jika tujuannya adalah untuk meluncurkan satelit, penggunaan teknologi rudal balistik merupakan pelanggaran terhadap serangkaian resolusi Dewan Keamanan PBB. Ini juga merupakan masalah yang sangat mempengaruhi keamanan nasional," kata Kishida

Ia menyatakan, Jepang akan bekerja sama dengan Amerika Serikat (AS), Korea Selatan dan negara-negara lain untuk mendesak Korea Utara membatalkan peluncuran tersebut.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengungkakan, pihaknya telah mengawasi rencana peluncuran rudal Korea Utara. Peluncuran sebelumnya dilakukan pada dini hari pada hari pertama peluncuran, dan ada kemungkinan upaya ketiga akan berhasil.

2. Peluncuran satelit Korut diduga dibantu oleh Rusia

Persiapan peluncuran satelit Korea Utara menarik perhatian di tengah spekulasi Rusia telah memberikan teknologi militer dan dukungannya kepada negara tersebut. Hal ini kemungkinan dilakukan sebagai imbalan atas pasokan peralatan militer dan amunisi dari Korea Utara untuk perang di Ukraina.

Pada September, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi stasiun luar angkasa modern di Rusia. Saat itu, Presiden Vladimir Putin berjanji untuk membantu Pyongyang membangun satelit.

Seoul dan Washington telah memperingatkan Korea Utara agar tidak melakukan peluncuran, yang menurut mereka merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

Menurut para pengamat, Korea Utara tampaknya berniat mengamankan aset-aset intelijen, pengawasan dan pengintaian (ISR), karena mereka jauh tertinggal dari sekutu dalam hal tersebut, dilansir Yonhap.

3. Militer Korea Selatan telah keluarkan peringatan terhadap Korut

Pada Senin (20/11/2023), militer Korea Selatan mengeluarkan peringatan yang menuntut Korea Utara untuk membatalkan rencana peluncuran satelit, dan menyebut rencana itu sebagai tindakan provokasi yang mengancam keamanan Korea Selatan.

Mereka telah berusaha mematuhi perjanjian tahun 2018 dengan Korea Utara untuk tidak terlibat dalam tindakan yang meningkatkan ketegangan. Namun, rezim tersebut berulang kali melanggarnya dengan meluncurkan rudal dan menerbangkan drone.

Angkatan laut Korea Selatan juga mengatakan, kapal induk AS Carl Vinson memasuki pelabuhan Busan pada Selasa sebagai bagian dari peningkatan kesiapan sekutu terhadap ancaman rudal dan nuklir Korea Utara.

Sementara itu, Korea Selatan secara terpisah berencana meluncurkan satelit pengintaian pertamanya dari California pada 30 November dengan bantuan AS.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Fatimah
EditorFatimah
Follow Us