Palestina Sambut Duta Besar Arab Saudi Sebagai Utusan Non-Residen

Saudi akan normalisasi hubungan dengan Israel

Jakarta, IDN Times - Palestina menyambut duta besar pertama Arab Saudi pada Sabtu (12/8/2023), sebagai bentuk dukungan ketika Riyadh sedang mempertimbangkan untuk menjalin hubungan diplomatik secara resmi dengan Israel.

Arab Saudi telah memperjuangkan perjuangan Palestina dan telah lama menghindari hubungan diplomatik resmi dengan Israel, namun Amerika Serikat (AS) telah berusaha mempromosikan normalisasi hubungan Saudi-Israel dalam kesepakatan bersejarah Timur Tengah.

Pada sebuah upacara di Yordania, penasehat diplomatik Presiden Palestina, PA Mahmoud Abbas Majdi al-Khalidi telah menerima sebuah salinan surat kepercayaan Duta Besar Nayef Al-Sudairi sebagai utusan non-residen untuk pertama kalinya, lapor Wafa.

1. Arab Saudi ingin mengintensifkan keterlibatannya di Palestina

Dilansir Times of Israel, langkah yang diambil oleh Arab Saudi merupakan upaya nyata dari negara tersebut untuk mengintensifkan keterlibatannya di wilayah Palestina. Selain itu langkah itu juga dilambangkan sebagai anggukan pada Otoritas Palestina ketika Riyadh sedang bernegosiasi untuk menjalin hubungan dengan Israel.

Langkah penunjukan tersebut sekaligus mewakili pengakuan Arab Saudi atas klaim Palestina bahwa Yarusalem adalah bagian dari wilayahnya karena kredensial diserahkan pada PA dan bukan pada Kementerian Luar Negeri Israel.

“Langkah penting ini akan berkontribusi untuk memperkuat hubungan persaudaraan yang kuat dan solid yang mengikat kedua negara dan dua bangsa yang bersaudara,” kata Khalidi dalam sebuah pernyataaan, kutip Times Of Israel.

Baca Juga: Saudi Ingin Gabung Program Jet Tempur Tempest Inggris

2. Gagasan pejabat AS ditolak oleh Gedung Putih

Riyadh tidak akan menyetujui untuk melakukan hubungan normalisasi dengan Israel sebelum mengamankan gerakan signifikan bagi Palestina untuk memperomosikan solusi masalah antara Palestina dan Israel, ucap seorang pejabat AS.

Akan tetapi, kerangka kerja tersebut sangat ditentang oleh pemerintahan Netanyahu. Pekan ini, pejabat AS dan Saudi telah menyetujui persyaratan luas untuk kesepakatan Israel-Saudi yang akan diselesaikan dalam 9-12 bulan ke depan.

Namun gagasan tersebut secara spontan ditolak oleh Gedung Putih dan mengatakan bahwa tidak ada kerangka kerja yang dicapai dan pelaporan tersebut dapat menciptakan kesan yang salah bahwa pembicaraan jauh dari kenyataan.

3. Palestina khawatir tentang normalisasi hubungan Saudi-Israel

Reuters melansir, Menteri Luar Negeri Palestina, Riyad al-Maliki pada pekan lalu mengatakan bahwa Otoritas Palestina yang didukung Barat pimpinan Abbas berharap terlibat dengan Arab Saudi karena khawatir akan potensi normalisasi Saudi-Israel.

Pejabat AS, Israel, dan Saudi mengatakan bahwa kesepakatan seperti itu akan jauh dengan melihat masalah kompleks yang harus diselesaikan, termasuk peningkatan kekerasan di Tepi Barat yang diduduki Israel dan kemungkinan pengembangan nuklir yang akan dilakukan Saudi.

Akan tetapi, secara diam-diam Arab Saudi telah menerima tentang normalisasi hubungan antara Israel dengan negara-negara Teluk lainnya, termasuk Uni Emirat Arab dan juga Bahrain, seperti yang ada dalam perjanjian Abraham Accords.

Baca Juga: Arab Saudi Disebut Undang Suriah ke KTT Liga Arab 

NUR M AGUS SALIM Photo Verified Writer NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ernia Karina

Berita Terkini Lainnya