Monte Carlo, IDN Times - Virus corona hingga saat ini masih terus merebak. Sebarannya cukup merata di berbagai belahan dunia. Virus ini juga tidak pandang bulu dalam menjangkiti korbannya.
Baik terhadap penduduk sipil, publik figur, hingga para pejabat. Baru-baru ini, negara kecil di Benua Eropa mengumumkan jika kepala negaranya turut tertular COVID-19 yang tengah jadi pandemi dunia ini.
Pada Kamis (19/03) Juru bicara Istana Monaco mengumumkan jika Pangeran Albert II positif terkena coronavirus atau yang dikenal juga sebagai COVID-19. Sang penguasa Monaco tersebut melakukan tes virus corona pada awal minggu ini.
Dilansir dari CNN, kondisi Pangeran Albert II saat ini tidak mengalami gejala yang mengkhawatirkan. Bahkan sang Pangeran masih terus bekerja dari apartemen pribadinya sambil mengarantina diri sendiri. Ia menjadi bangsawan pertama yang terkena virus corona.
Pangeran kelahiran 14 Maret 1958 ini resmi menjadi kepala negara pada 6 April 2005, sesaat setelah sang ayah Pangeran Rainier III wafat. Ia juga menjadi salah satu bangsawan terkaya di dunia dengan aset mencapai 1 milliar Dollar Amerika.
Ia menikah dengan mantan perenang Afrika Selatan, Charlene Wittstock pada 1 Juli 2011, dan untuk selanjutnya bergelar HSH Princess Charlene. Keduanya menyambut dua anak kembar berjenis kelamin perempuan dan laki-laki, Princess Gabriella Thérèse Marie dan Prince Jacques Honoré Rainier pada 10 Desember 2014.
Monarki yang dipimpinnya, Monaco merupakan sebuah negara dengan jumlah penduduk kurang dari 40.000 orang. Sebelum sang Pangeran, telah ada sembilan orang yang terkonfirmasi mengidap COVID-19.
Pangeran bernama lengkap Albert Alexandre Louis Pierre Grimaldi pun mengharuskan penduduknya untuk menghormati masa karantina dan membatasi kontak langsung dengan orang lain. Setelah Pangeran Albert II, Monaco telah memiliki total 10 kasus virus corona.
Sementara saat ini, rekor kasus terbesar COVID-19 di Benua Eropa masih dipegang oleh negara tetangga Monaco sendiri, yaitu Perancis. Mereka mengklaim jika negaranya sudah memiliki lebih dari 7.000 ribu kasus dan 175 kematian akibat virus corona.