Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi (Unsplash.com/Johnny McClung)

Jakarta, IDN Times - PBB dalam laporan terbarunya, mengatakan bahwa sebanyak 2,2 miliar orang di dunia kekurangan akses air minum bersih. Sekitar 3,5 miliar orang tidak memiliki akses terhadap sanitasi yang dikelola dengan aman.

Mereka menyebutkan, perempuan dan anak perempuan merupakan korban pertama dari kekurangan air. Ini khususnya kasus di pedesaan. Kelangkaan air bersih juga dapat memicu konflik geopolitik.

Laporan PBB tersebut berjudul World Water Development Report 2024 yang dirilis pada Jumat (22/3/2024) oleh UNESCO.Laporan itu dikeluarkan dalam rangka memperingati Hari Air Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 Maret.

1. Kekurangan air mengganggu perawatan medis dan mendorong migrasi

PBB memperingatkan, akses terhadap air bersih sangat penting untuk mendorong perdamaian. Ketimpangan akses air bersih saat ini diperburuk oleh konflik bersenjata, perubahan iklim serta krisis lainnya.

"Kekurangan air tidak hanya memperparah ketegangan geopolitik tetapi juga menimbulkan ancaman terhadap hak-hak dasar secara keseluruhan, misalnya dengan melemahkan posisi anak perempuan dan perempuan," kata Audrey Azoulay, ketua UNESCO, dikutip dari Al Jazeera.

Risiko kekurangan air tidak hanya menimpa anak-anak yang mengalami kehausan dan kelaparan, tetapi juga telah mengganggu perawatan medis dan kebersihan. Selain itu, kurangnya ketahanan air dapat mendorong migrasi dan para pengungsi menghabiskan sumber daya di lokasi tempat baru mereka menetap.

2. Pengelolaan air bisa menjaga perdamaian

Editorial Team

Tonton lebih seru di