Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pecahkan Rekor, Taiwan Deteksi 153 Pesawat Tempur China Dekati Pulau

ilustrasi jet tempur (unsplash.com/UX Gun)
ilustrasi jet tempur (unsplash.com/UX Gun)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pertahanan Taiwan mendeteksi 153 pesawat militer China yang berpartisipasi dalam latihan perang Beijing di sekitar pulau tersebut pada Selasa (15/10/2024). Jumlah tersebut melampaui angka sehari sebelumnya sebanyak 125 pesawat yang disebut sebagai rekor terbanyak dalam sehari.

Mengutip CNN, dari jumlah tersebut, sebanyak 111 pesawat tempur melintasi Garis Median, yakni titik demarkasi informal di Selat Taiwan yang tidak diakui Beijing, dan memasuki zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan. Kementerian menambahkan bahwa 14 kapal perang juga terdeteksi selama periode 25 jam sejak latihan digelar pada Senin.

Menanggapi serangan tersebut, kementerian mengatakan pihaknya mengerahkan pesawat, kapal angkatan laut, dan sistem rudal pesisir untuk memantau aktivitas rivalnya tersebut. Selain itu, Taipei juga menempatkan pulau-pulau terpencil dalam siaga tinggi.

1. Latihan militer China disebut mengganggu stabilitas kawasan

Latihan militer China, yang melibatkan jet tempur, drone, kapal perang, serta kapal penjaga pantai mensimulasikan blokade terhadap pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu. Latihan tersebut dikutuk oleh Taipei sebagai provokasi yang tidak masuk akal.

Perdana Menteri Taiwan, Cho Jung-tai, mengatakan manuver itu menjadi perhatian seluruh wilayah.

"Latihan apa pun tanpa peringatan akan menimbulkan gangguan besar terhadap perdamaian dan stabilitas di seluruh kawasan. Latihan yang dilakukan China tidak hanya berdampak pada lingkungan Taiwan, tetapi juga berdampak serius pada seluruh hak navigasi internasional serta ruang udara dan laut, sehingga menarik perhatian negara lain," sambungnya, dikutip dari Reuters.

Kantor Kepresidenan Taiwan meminta negara Barat itu untuk menghentikan provokasi militer yang merusak perdamaian regional dan stabilitas, serta berhenti mengancam demokrasi dan kebebasan pulau tersebut.

2. Latihan militer China menjadi bumerang tersendiri bagi Beijing

ilustrasi bendera Taiwan (unsplash.com/Romeo A)
ilustrasi bendera Taiwan (unsplash.com/Romeo A)

Taiwan mengeluhkan aktivitas militer China yang terjadi hampir setiap hari di wilayah tersebut dalam lima tahun terakhir. Beijing telah mengadakan setidaknya empat putaran latihan perang skala besar sejak 2022.

Kepala Dewan Urusan Kelautan Taiwan, Kuan Bi-ling, mengatakan upaya menekan negara itu hanya akan memperkuat dukungan terhadap Taipei.

"Latihan (militer) China, meskipun dimaksudkan untuk memberikan tekanan militer terhadap Taiwan dan komunitas internasional, telah menjadi bumerang dan menyebabkan solidaritas internasional yang lebih besar terhadap perilaku ekspansionis China," ungkap pejabat tersebut. 

"Hubungan lintas Selat tidak lagi sekedar hubungan lintas Selat. Hubungan tersebut kini menjadi jantung hubungan internasional di Indo-Pasifik," tambahnya.

Para analis mengatakan latihan yang dilakukan pada Senin adalah bagian dari strategi umum untuk menjaga pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu tetap berada di bawah tekanan dan menormalisasi latihan perang secara reguler.

3. Latihan militer sebagai peringatan keras kekuatan separatis di Taiwan

bendera China. (unsplash.com/Dominic Kurniawan Suryaputra)
bendera China. (unsplash.com/Dominic Kurniawan Suryaputra)

China mengatakan, latihan militernya dimaksudkan sebagai peringatan kepada kekuatan separatis di Taiwan. Itu terjadi beberapa hari setelah Presiden Lai Ching-te memberikan pidato yang bersumpah untuk melindungi kedaulatan pulau tersebut dalam menghadapi tantangan dari Beijing.

Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan, latihan tersebut merupakan operasi gabungan antara angkatan darat, laut, udara, dan kekuatan roket yang dilakukan di Selat Taiwan, serta mengelilingi pulau tersebut.

Sebuah peta yang dirilis oleh Komando Teater Timur menunjukkan latihan tersebut berlangsung di sembilan wilayah di sekitar Taiwan, serta pulau-pulau terpencil yang dekat dengan China daratan.

"Ini adalah tegas atas pemalsuan terus-menerus yang dilakukan Lai Ching-te atas omong kosong kemerdekaan Taiwan," kata kantor urusan China di Taiwan, dilaporkan oleh Al Jazeera.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us