Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
CEO MyPillow, Mike Lindell, bersama mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Instagram.com/michaeljlindell)
CEO MyPillow, Mike Lindell, bersama mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Instagram.com/michaeljlindell)

Washington, D.C, IDN Times - CEO MyPillow, Mike Lindell, dilaporkan oleh perusahaan sistem pemungutan suara karena dituding melakukan fitnah dalam kabar palsu hasil akhir Pemilu Presiden Amerika Serikat 2020 lalu. Ia diketahui merupakan sekutu dekat dari mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Bagaimana awal ceritanya?

1. Dominian Voting Systems menggugat Lindell dan perusahaannya sebesar lebih dari 1,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp18,3 triliun

CEO MyPillow, Mike Lindell, bersama mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. (Instagram.com/michaeljlindell)

Dilansir dari Independent.co.uk, Dominion Voting Systems telah mengajukan gugatan terhadap Lindell dan perusahaannya dengan ganti rugi sebesar 1,3 miliar dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp18,3 triliun di Pengadilan Distrik Amerika Serikat untuk Distrik Columbia. Gugatan tersebut menuding Lindell tahu tidak ada bukti nyata yang mendukung klaimnya bahwa pihak Dominion telah mencuri Pemilu Presiden Amerika Serikat 2020 dan menyebut tuduhan yang dilakukan Lindell sebagai kebohongan besar.

Pengajuan tersebut menuduh bahwa Lindell menggunakan klaim palsu tentang Dominion Voting Systems untuk memasarkan perusahaannya, MyPillow, dengan mengacu sejumlah penampilan publik dan wawancara yang diberikan oleh Lindell. Ia dikenal sebagai salah satu pendukung Trump yang paling sering muncul di publik selama 4 tahun terakhir ini dan sering mempromosikan teori yang disebarkan oleh Trump dan terus bersikeras bahwa Pemilu Presiden saat itu dicurangi hingga pelantikan Joe Biden sebagai Presiden Amerika Serikat.

2. Saat kerusuhan di luar gedung Capitol, Lindell menilai peristiwa itu berlangsung sangat damai

Editorial Team

Tonton lebih seru di