Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez menyimak pandangan dari kepala negara lain saat working session 3 KTT G20 Indonesia 2022 di Nusa Dua, Bali, Rabu (16/11/2022). (ANTARA FOTO/Media Center G20 Indonesia/M Risyal Hidayat/wsj/am.)
Sementara, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez berjanji melawan rencana Presiden AS Donald Trump mengusir warga Palestina dan mengubah Gaza menjadi "Riviera Timur Tengah" dalam sebuah rapat umum pada Sabtu, 15 Februari 2025.
"Tidak ada operasi real estat yang dapat menutup aib, kejahatan terhadap kemanusiaan... yang telah kita lihat di Gaza dalam beberapa tahun terakhir. Kita seharusnya tidak mengizinkannya. Dan dari Spanyol, kita tidak akan mengizinkannya," kata dia di Komunitas Otonomi Basque, dilansir Anadolu.
Pemimpin Partai Sosialis Spanyol itu bersikeras pada solusi dua negara, di mana warga Palestina dan Israel hidup dalam "kedamaian, harmoni dan keamanan."
Sanchez juga menegur komentar Wakil Presiden AS JD Vance baru-baru ini di Munich, yang meminta pemimpin Eropa memperluas toleransi mereka terhadap partai-partai sayap kanan.
"Yang diinginkan oleh kelompok sayap kanan internasional adalah menghancurkan Eropa dari dalam," kata Sanchez, yang menyebutnya sebagai "kuda Troya".
"Saat ini kita membutuhkan lebih banyak Eropa daripada sebelumnya, bukan lebih sedikit," katanya, sambil menyerukan Partai Populer Spanyol yang konservatif untuk memutuskan perjanjiannya dengan partai sayap kanan Spanyol, Vox.
Sanchez juga menuduh kelompok sayap kanan Spanyol yang menghindari kritik terhadap AS pada saat AS mengenakan tarif pada barang-barang Eropa, baik untuk negara-negara seperti Spanyol maupun negara-negara yang dipimpin kelompok sayap kanan seperti Hongaria.
"Mereka keras terhadap yang lemah tetapi tunduk kepada yang kuat. Mereka tidak mengutamakan negara; mereka mengutamakan uang," kata dia.
Sanchez menggambarkan kelompok sayap kanan sebagai "multinasional" yang terdiri dari "para penganut neoliberal, miliarder, dan kelompok sayap kanan" yang ingin memprivatisasi kesejahteraan sosial, mencabut hak asasi manusia dan mengabaikan perubahan iklim.
"Jika kita menerimanya, kita menormalkannya, dan kekalahan kita dimulai... kita perlu menyuarakan penolakan terhadap jenis kemunduran ini," tambahnya.
Dengan ancaman tarif lebih lanjut dari AS terhadap Eropa, Sanchez pun menentang perang dagang tersebut, dan akan memperjuangkan kepentingan pekerja Spanyol.
Dia menegaskan Spanyol akan menentang "mereka yang ingin melanggar hukum internasional secara sepihak" dan memperjuangkan multilateralisme.
Sanchez menyebut ketika negosiasi perdamaian dimulai untuk Ukraina, "masa depan Ukraina harus melalui kepemimpinan Ukraina. Dan setiap pembicaraan tentang keamanan Eropa harus dinegosiasikan dengan orang Eropa."
Selain memimpin Spanyol, Sanchez juga adalah Presiden Socialist International, sebuah organisasi yang mempromosikan sosialisme demokratis secara global.