Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden Republik Kongo, Denis Sassou-Nguesso dan Presiden transisi Gabon, Brice Oligui Nguema di Oyo, Minggu (1/10/2023). (twitter.com/oliguinguema)

Jakarta, IDN Times - Presiden transisi Gabon, Jenderal Brice Oligui Nguema mengadakan kunjungan ke Republik Kongo pada Minggu (1/10/2023). Tandangan ini merupakan yang kedua setelah ditunjuk usai insiden kudeta militer untuk melengserkan eks Presiden Ali Bongo Ondimba pada akhir Agustus. 

Usai kudeta militer, Economic Community of Central African States (ECCAS) menangguhkan keanggotaan Gabon. Keputusan itu terkait kekhawatiran kemungkinan terjadinya kudeta militer lanjutan di negara-negara Afrika Tengah. Ini menyulut kekhawatiran Gabon akan terisolir dari dunia luar. 

1. Perbaiki hubungan diplomatik Gabon-Kongo

Presiden Oligui Nguema tiba di Bandara Ollombo, Oyo, pada Minggu malam untuk memulai kunjungannya di Republik Kongo. Sesampainya, ia langsung disambut oleh Perdana Menteri Kongo, Anatole Collinet Makosso yang sudah menunggu di dekat landasan pacu. 

Dilaporkan TV5 Monde, Oligui Nguema datang dengan mengenakan baju khas tentara dan baret berwarna hijau. Selain itu, terdapat saudara eks Presiden Ali Bongo, Omar Denis Junior Bongo yang ikut dalam delegasi Gabon dalam kunjungan ke Republik Kongo kali ini. 

Tandangan pemimpin junta militer itu sebagai bentuk perbaikan hubungan diplomatik Gabon-Republik Kongo, setelah mengalami ketegangan selama dipimpin mantan Presiden Ali Bongo Ondimba dalam 14 tahun terakhir. 

Sebelumnya, Oligui Nguema sudah mengadakan kunjungan ke Guinea Khatulistiwa untuk meredam tensi di Afrika Tengah. Ia pun menginginkan peningkatan hubungan diplomatik dan ekonomi antara kedua negara. 

2. Oligui Nguema ingin meminimalisir sanksi dari ECCAS

Editorial Team

Tonton lebih seru di