Tentara Ukraina mendengarkan instruksi sambil berlatih menggunakan senjata M141 Bunker Defeat Munition disediakan oleh Amerika Serikat di lapangan latihan di wilayah Lviv, Ukraina, dalam foto yang dirilis pada Jumat (4/2/2022). ANTARA FOTO/Ukrainian Defence Ministry/Handout via REUTERS.
Sebelumnya, Rusia dan Ukraina mengaku sedang mencari solusi untuk perdamaian. Namun belum ada langkah nyata yang terlihat hingga kini.
Jumlah korban tewas yang terus meningkat telah mendorong Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy untuk mempertimbangkan konsesi ke Rusia demi mengakhiri konflik yang menghancurkan. Pada Sabtu (19/2/2022), Zelenskyy menyerukan pembicaraan damai yang komprehensif dengan Moskow.
"Saya ingin semua orang mendengar saya sekarang, terutama di Moskow. Waktunya telah tiba untuk pertemuan, saatnya untuk berbicara," katanya dalam pidato video yang dirilis pada Sabtu dini hari, dilansir Reuters.
Pembicaraan bilateral antara Rusia dan Ukraina terus berlanjut, meskipun Moskow terus menerus membombardir kota-kota Ukraina. Namun, langkah spesifik apa yang akan ditempuh pemerintah Zelenskyy tetap menjadi misteri bagi para pemimpin Barat, menurut pejabat AS dan Eropa, tulis The Washington Post. Pemerintahan Ukraina masih memilah-milah apa yang mungkin dapat diterima dari meja perundingan.
Putaran pertemuan rahasia antara negosiator Rusia dan Ukraina itu dapat menjadi kunci untuk mengakhiri konflik, tetapi juga membawa implikasi yang lebih luas bagi keamanan Eropa. Ini akan tergantung pada bagaimana pihak yang bertikai menyelesaikan perbedaan mereka.
Pejabat AS dan Eropa punya kekhawatiran, jika Putin bisa menggunakan kekuatan militer untuk memaksa perubahan politik di Ukraina, ia dapat menggunakan taktik yang sama di tempat lain, tulis Washington Post.
Para diplomat mengatakan prospek kesepakatan jangka pendek terlihat suram. Zelensky dinilai memberikan sinyal yang beragam tentang seberapa dekat dia untuk mencapai kesepakatan. Hal ini meningkatkan kecemasan bagi Barat.