Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi landmark Big Ben London (pexels.com/Dominika Gregušová)
ilustrasi landmark Big Ben London (pexels.com/Dominika Gregušová)

Intinya sih...

  • KBRI London mengimbau WNI di Inggris Raya dan Irlandia untuk meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti arahan otoritas setempat.
  • WNI diminta menghindari kerumunan massa dan tempat berpotensi berkumpulnya demonstran, serta membuka hotline kekonsuleran dalam kondisi darurat.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI dan KBRI London mengeluarkan imbauan untuk Warga Negara Indonesia (WNI) terkait kerusuhan di Sunderland, Inggris pada Jumat (2/8/2024) kemarin.

“KBRI London mengimbau agar seluruh WNI yang berada di Inggris Raya dan Irlandia untuk mempertimbangkan urgensi serta meningkatkan kewaspadaan khususnya jika harus bepergian atau beraktivitas di luar rumah,” sebut pernyataan KBRI London, Senin (5/8/2024).

“KBRI juga mengimbau agar para WNI mengikuti petunjuk dan arahan otoritas setempat, serta terus memantau komunikasi di media sosial KBRI London dan komunitas WNI setempat,” lanjut pernyataan KBRI.

1. WNI diminta hindari kerumunan

Selain itu, KBRI juga meminta agar WNI menghindari kerumunan massa dan tempat-tempat yang berpotensi sebagai tempat berkumpulnya massa atau kelompok demonstran.

Dalam kondisi darurat, KBRI London membuka hotline kekonsuleran di +447795105477 dan +447425648007, serta 112 atau 999.

2. Kerusuhan pecah usai penikaman tiga bocah

Kerusuhan pecah di Kota Sunderland usai terjadi penikaman yang menewaskan tiga orang anak, pekan lalu di Southport. Kerusuhan ini dimulai sejak Jumat malam lalu.

Permintaan peningkatan keamanan langsung datang dari para pemimpin komunitas menyusul aksi demo penuh kekerasan yang menyebar dari Southport hingga ke kota-kota lainnya, termasuk London, Manchester, dan Aldershoot.

Demo bermula dari dugaan pelaku penikaman anak-anak tersebut adalah muslim. Tersangka diidentifikasi bernama Axel Rudakubana yang berusia 17 tahun.

Dalam demo ini, masjid-masjid di Inggris juga mendapat penyerangan, terutama di Southport, lokasi insiden penikaman terjadi pada pekan lalu.

Aksi demo juga menyasar akomodasi pencari suaka di Manchester dan Aldershot, di mana pengunjuk rasa mengacungkan spanduk dengan pesan seperti "deportasi mereka, jangan dukung mereka", dan "tidak ada tempat untuk imigran ilegal."

3. Kronologi penikaman

Insiden penikaman ini terjadi di sebuah kelas tari di Southport, dekat Liverpool, Inggris pada awal libur musim panas bagi anak-anak. Kelas menari dan yoga tersebut bertema Taylor Swift. Polisi dipanggil sekitar pukul 11.50 waktu setempat ketika serangan penikaman terjadi dan menewaskan tiga anak-anak serta melukai 11 orang.

Layanan ambulans mengirim 13 unit bersama sumber daya khusus dan telah membawa para korban penikaman ke Rumah Sakit Anak Alder Hey, Rumah Sakit Universitas Aintree dan Rumah Sakit Southpor serta Formby. Colin Parry, salah satu orang yang menelepon polisi mengatakan, dirinya yakin beberapa gadis muda telah ditikam.

"Para ibu datang ke sini sekarang dan berteriak. Ini seperti adegan dalam film horor," katanya.

"Ini seperti sesuatu dari Amerika Serikat (AS), tidak seperti Southport yang cerah," tambahnya.

Editorial Team