Setiap Hari Lebih dari 700 Juta Orang di 50 Negara Alami Kelaparan!

Lebih buruk lagi, negara-negara seperti Republik Afrika Tengah, Chad dan Zambia justru pada level terburuk. Data menunjukkan bisa saja mereka mengalami kelaparan dan malnutrisi selama 10 hari berturut-turut.

Tingkat kelaparan secara global ini harusnya tidak terjadi pada abad 21 ini. Teknologi dan ekonomi dapat disimpulkan bersinergi dengan tidak sempurna. Selain itu, Haiti yang baru terkena topan Matthew pun mengalami gizi buruk.

Bukan hanya di Afrika tengah dan selatan, negara bagian lain seperti Somalia, Sudan dan Sudan Selatan pun mengalami masalah serupa. Asia sendiri tidak jauh berbeda, perang di Suriah pun menyebabkan malnutrisi dan kelaparan harus dialami masyarakat tak berdosanya.

Kedua organisasi tersebut pun memberikan empat faktor yang mereka pakai dalam membuat riset. Antaranya tingkat kematian balita, pertumbuhan yang lambat, kurang gizi dan perbandingan berat badan remaja dengan tingginya.

Dikutip dari Metro.co.uk, tingkat kelaparan juga tidak dialami oleh negara berkembang. Negara-negara maju dan berkembang lainnya yang sempat tidak masuk daftar tingkat kelaparan tinggi pun diprediksi akan terkena dampak serupa. Negara-negara ini diperingatkan untuk bersiap.

• Di Timor Leste, Burundi dan Papua New Guinea tinggi badan sebagian anak-anak balitanya tidak sesuai dengan yang seharusnya. Diperkirakan hal ini karena kurangnya asupan nutrisi.
• Yemen, Haiti, Pakistan, Zimbabwe dan Afghanistan pun masuk daftar 'diperingatkan' usai tingkat nutrisi dan kualitas makanan yang rendah. Bila hal ini tidka diperbaiki 2030 nanti mereka akan masuk dalam daftar negara dengan tingkat kelaparan yang tinggi.

Kelaparan juga akhirnya menyebabkan 118.000 dari 700 juta orang meninggal per hatinya. Namun, sekarang pemerintah dunia dan berbagai organisasi kemanusiaan sedang mengembangkan teknologi, pengetahuan dan sumber daya yang mampu menghentikan peningkatan kelapan di dunia. Mereka mematokan 14 tahun ini menyelesaikan masalah ini.