Madrid, IDN Times - Pemerintah Spanyol berencana menyumbang pasokan vaksinnya untuk negara-negara Amerika Latin. Bahkan negara di Semenanjung Iberia tersebut berniat untuk mendonasikan jutaan dosis vaksin demi mengatasi permasalahan kekurangan vaksin di kawasan tersebut.
Keputusan ini menanggapi keluhan dalam acara pertemuan Ibero-Americana XXVII pada minggu lalu. Sebagian besar pemimpin di Amerika Latin mengeluh terkait penimbunan vaksin COVID-19 oleh negara-negara kaya.
Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengungkapkan jika negaranya akan mengalokasikan sebanyak 7,5 juta dosis vaksin untuk negara Amerika Latin. Pemimpin Spanyol tersebut mengucapkan keputusan tersebut ketika menghadiri pertemuan Ibero-Americana XXVII di Andorra.
Keputusan donasi vaksin ini akan dilakukan ketika Spanyol sudah melakukan vaksinasi pada 70 persen dari total penduduknya sebesar 47 juta jiwa pada akhir Agustus tahun ini. Namun dosis vaksin tersebut akan dikirimkan pada bulan Juli ketika tahap vaksinasi sudah hampir selesai, dilansir dari DW.
Mengutip dari El Mundo, beberapa negara di Amerika Latin terdampak kekurangan vaksin akibat adanya monopoli yang dilakukan oleh negara-negara kaya. Maka beberapa negara di Amerika Latin, seperti Guatemala, Republik Dominika, Honduras dan Bolivia mengeluhkan masalah ini dalam pertemuan Ibero-America XXVII.
Di samping itu, beberapa pemimpin negara Amerika Latin mengungkapkan jika vaksin COVID-19 seharusnya dapat dibagi secara adil sehingga meminimalisir adanya kelangkaan di sejumlah negara. Beberapa pemimpin juga mengkritik program COVAX dan WHO yang disebut tidak mampu menyediakan pasokan vaksin yang sesuai.
Donasi vaksin akan disalurkan melalui program COVAX yang bekerja sama dengan WHO dan Uni Eropa. Sementara menurut PM Pedro Sanchez mengatakan jika tindakan ini merupakan komitmennya untuk Amerika Latin lantaran beberapa negara mengalami masalah kekurangan dan sulit dalam mengakses vaksin tersebut.
Sejauh ini, Spanyol sudah menggunakan suntikan vaksin Pfizer, Moderna, dan AstraZeneca serta akan menggunakan vaksin Janssen. Sanchez juga yakin nantinya vaksin CureVac buatan Jerman juga segera menyelesaikan fase uji klinis tahap akhir, sehingga nantinya bisa disetujui dan dapat digunakan di Uni Eropa, dilansir dari El Nacional.