Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi bendera Taiwan (unsplash.com/Winston Chen)

Jakarta, IDN Times - Mayoritas warga Australia setuju untuk membantu Taiwan apabila diserang China. Pemerintah Australia juga diminta menawarkan bantuan berupa sanksi ekonomi, pasokan senjata, dan mengerahkah angkatan laut untuk mencegah blokade Beijing terhadap Taipei. 

Ini merupakan survei tahunan oleh Lowy Institute, yang dirilis pada Selasa (20/6/2023), dengan fokus kebijakan luar negeri Australia. Jajak pendapat ini menunjukkan bahwa warga Australia setuju membantu Taiwan tanpa terlibat perang secara langsung.

Sebelumnya, Canberra mengatakan menentang segala upaya sepihak yang ditujukan mengubah status quo Taiwan. Sementara, Amerika Serikat (AS) menegaskan bakal melindungi jika Taiwan diserang. 

1. Mayoritas warga Australia dukung aliansi keamanan dengan AS

Ilustrasi bendera Amerika Serikat (Unsplash.com/Steve Harvey)

Melansir Reuters, survei menunjukkan bahwa 82 persen warga Australia mendukung aliansi keamanan Canberra-Washington. Sedangkan, tiga perempatnya beranggapan langkah ini akan menyeret Australia ke dalam perang. 

Kemudian, 64 persen warga memandang ketegangan China-AS terkait Taiwan sebagai ancaman kritis. Hasil ini meningkat dua kali lipat dari survei dua tahun lalu. Adapun 68 persen responden menilai ancaman teratas bagi Australia adalah serangan siber dari negara lain.

Direktur Lowy Institute, Ryan Neelam, mengatakan hasil voting menunjukan warga Australia begitu hati-hati soal konflik. Ia menambahkan, warga bersedia membantu tanpa mengirim pasukan Australia ke Taiwan.

“Ketika sampai pada skenario tertentu, di mana Taiwan berada di bawah ancaman militer dan AS terlibat, warga Australia merasa cukup condong ke depan untuk mengambil tindakan mendukung Taiwan dalam hal menerima pengungsi, menjatuhkan sanksi, mengirim senjata dan pasokan, tapi tidak sampai mengirim pasukan ke sana," kata Neelam, dikutip dari Reuters.

2. Warga bersedia bantu tanpa mengirim pasukan Australia

Editorial Team

Tonton lebih seru di