Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, bakal bertemu dengan Presiden Suriah Ahmad al-Sharaa pada Rabu (14/5/2025). Pertemuan yang akan terjadi di Arab Saudi ini menjadi yang pertama kalinya sejak Bashar al-Assad lengser.
Trump sudah tiba di Riyadh pada Selasa pagi sebagai bagian dari perjalanan luar negeri pertamanya sejak menjabat pada Januari. Tur regionalnya juga mencakup kunjungan terencana ke Qatar dan Uni Emirat Arab (UEA), dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelum bertemu Al-Sharaa, Trump telah mengumumkan penghapusan sanksi terhadap Suriah. Hal itu disampaikan di hadapan para pemimpin dan pebisnis Saudi pada Selasa.
"Saya akan memerintahkan penghentian sanksi terhadap Suriah untuk memberi mereka kesempatan meraih kejayaan," kata Trump yang kemudian disambut dengan tepuk tangan, sebagaimana dilaporkan New York Post.
Al-Sharaa bertempur melawan pasukan AS sebagai anggota Al Qaeda di Irak pada awal tahun 2000-an, Pada 2012, ia mendirikan afiliasi jaringan teror Front al-Nusra untuk memerangi diktator Suriah Bashar al-Assad, sebelum memutuskan hubungan dengan Al Qaeda empat tahun kemudian.
Presiden sementara yang juga dikenal sebagai Abu Mohammad al-Jolani itu merupakan tokoh utama dalam kejatuhan Assad pada Desember setelah bertahun-tahun mengalami kebuntuan. Ia telah berupaya untuk mengubah citranya sebagai pejuang keberagaman agama di negaranya.
Pemerintahan Joe Biden membatalkan penghargaan 10 juta dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan Al-Sharaa pada akhir Desember.
Trump juga secara terbuka memuji Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, sebagai dalang penggulingan Assad. Pencabutan sanksi terhadap Suriah bahkan dipertimbangkan berkat seruan dari Ankara.
"Kami mungkin akan menarik mereka keluar dari Suriah karena kami ingin memberi mereka awal yang baru. Namun, Presiden Erdogan telah menanyakan hal itu kepada saya, banyak orang telah menanyakan hal itu kepada saya. Cara kami memberi sanksi kepada mereka, itu tidak benar-benar memberi mereka awal yang baik. Jadi kami ingin melihat apakah kami dapat membantu mereka," kata Trump.