Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Protes Serangan Militer, Warga Suriah Bakar Bantuan dari Israel

warga Suriah yang merayakan jatuhnya rezim Bashar al-Assad (unsplash.com/Shvan Harki)

Jakarta, IDN Times - Warga Suriah membakar paket bantuan yang disalurkan oleh Israel di provinsi Quneitra, bagian selatan negara itu. Hal ini terjadi di tengahnya meningkatnya kemarahan masyarakat terhadap serangan Israel di kota-kota mereka dan propaganda yang bertujuan memecah belah Suriah.

Pada Senin (12/5/2025), penduduk desa Al-Asha membakar kotak-kotak berisi makanan yang dibagikan oleh pasukan Israel usai melancarkan serangan darat di area tersebut. Tentara dilaporan telah mundur dari Al-Asha tak lama setelah meninggalkan bantuan di dekat permukiman warga.

"Penduduk desa membakar kotak-kotak berisi bantuan makanan yang dibagikan oleh pasukan Israel selama serangan mereka di kota itu," demikian laporan dari stasiun penyiaran milik pemerintah Suriah, Al-Ikhbariya.

Dalam video yang beredar di internet, para pemuda yang turut membakar bantuan tersebut mengatakan bahwa mereka menolak upaya Israel untuk memenangkan simpati masyarakat dengan menawarkan bantuan.

1. Israel berupaya membangun citra sebagai aktor kemanusiaan dan pembela minoritas di Suriah

Dilansir dari The New Arab, Israel telah melancarkan sejumlah serangan di Quneitra dalam beberapa bulan terakhir. Warga mengatakan bahwa tentara Israel melakukan penggeledahan dari rumah ke rumah, memperburuk situasi di kawasan yang sudah tegang akibat aktivitas militer di sepanjang garis gencatan senjata antara Suriah dan Israel.

Menurut pejabat Suriah, Israel berupaya membangun citra sebagai aktor kemanusiaan sambil terus melanjutkan pendudukannya. Tel Aviv dituduh menggunakan cara-cara lunak, seperti distribusi bantuan dan evakuasi medis, untuk menampilkan diri sebagai pembela minoritas di Suriah, terutama di kalangan penduduk Druze.

Pihak berwenang Suriah memperingatkan bahwa metode ini bertujuan memperkuat pendudukan dan membenarkan pelanggaran berkelanjutan terhadap kedaulatan Suriah. 

2. Israel rutin melancarkan serangan udara di wilayah Suriah

Sementara itu, protes meletus di beberapa desa di provinsi Quneitra, termasuk kota Al-Sweisa. Sumber lokal melaporkan bahwa tiga demonstran terluka akibat tembakan tentara Israel saat pembubaran salah satu protes.

Israel juga terus melancarkan serangan udara secara rutin di wilayah Suriah. Serangan tersebut telah menewaskan sejumlah warga sipil dan menghancurkan aset militer Suriah, termasuk kendaraan dan gudang amunisi.

Meski demikian, pemerintahan baru Suriah yang dipimpin oleh Presiden Ahmad al-Sharaa belum mengeluarkan ancaman langsung terhadap Tel Aviv. Sebaliknya, pemerintah memilih menyampaikan pesan diplomatik yang menuntut Israel menghentikan agresinya dan menghormati perjanjian yang telah lama berlaku.

3. Suriah desak Israel akhiri pelanggaran terhadap kedaulatan Suriah

Israel telah menduduki sebagian besar Dataran Tinggi Golan milik Suriah sejak 1967 dan secara sepihak mencaplok wilayah tersebut pada 1981, sebuah tindakan yang melanggar hukum internasional. Negara Yahudi ini juga telah ratusan kali mengebom wilayah Suriah sejak jatuhnya rezim Bashar al-Assad pada akhir 2024, dilansir dari Ava Press.

Damaskus menuduh Israel memanfaatkan runtuhnya Perjanjian Pemisahan Pasukan tahun 1974 dan kekosongan kekuasaan pascalengsernya Assad untuk memperluas kehadirannya di Suriah secara ilegal.

Israel juga secara terbuka menyuarakan gagasan untuk memecah Suriah berdasarkan garis etnis dan sektarian, demi memperkuat pengaruhnya di kawasan tersebut. 

Sementara itu, Suriah berulang kali menyatakan bahwa negara tersebut tidak menimbulkan ancaman bagi negara-negara tetangganya, dan mendesak Israel untuk mengakhiri pelanggaran berkelanjutan terhadap kedaulatan Suriah. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Rama
EditorRama
Follow Us