Walaupun Sekutu, Korsel Ditargetkan Kena 'America First' Trump

Jakarta, IDN Times - Penjabat Presiden Korea Selatan Choi Sang-mok mengatakan, kebijakan "America First" Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah mulai menargetkan negaranya. Menurut Choi, langkah-langkah tarif dan kerja sama yang lebih kuat di bidang energi dan pembuatan kapal dimulai menjelang "tarif timbal balik" yang akan mulai berlaku pada 2 April.
Sementara itu, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump juga mengumumkan rezim timbal balik global pada semua mitra dagang AS dimulai pada 2 April.
1. Ditekan Trump habis-habisan
Choi mengatakan, Trump mengancam akan memberikan tekanan habis-habisan pada Korea Selatan. Awal minggu ini, Choi memerintahkan pihak berwenang untuk berkomunikasi secara aktif dengan pemerintahan Trump guna menyelesaikan kesalahpahaman tentang tarif.
"Pemerintah hanya akan mempertimbangkan kepentingan nasional dan menanggapi dengan 'kepala dingin dan fleksibilitas', dan akan mencurahkan semua upaya kami untuk menemukan kesepakatan yang saling menguntungkan antara Korea Selatan dan Amerika Serikat," kata Choi dalam rapat Kabinet, dilansir dari CNA, Selasa (11/3/2025).
Trump juga ingin menghapus undang-undang bipartisan yang memberikan subsidi untuk produksi dan manufaktur chip semikonduktor.
2. Kekhawatiran publik meningkat
Secara terpisah, Choi juga mencatat meningkatnya kekhawatiran publik di Korea Selatan atas risiko konflik fisik menjelang putusan penting oleh Mahkamah Konstitusi. Ia mengatakan pemerintah akan menindak tegas setiap protes ilegal yang disertai kekerasan tanpa toleransi apa pun.
Polisi sedang mempersiapkan skenario terburuk atas masalah keselamatan saat Mahkamah Konstitusi memutuskan apakah akan menggulingkan atau mengembalikan jabatan Presiden Yoon Suk Yeol yang dimakzulkan.
Pendukung dan penentang Yoon telah turun ke jalan untuk mengadakan unjuk rasa, di tengah krisis politik yang dipicu oleh pemberlakuan darurat militer singkat oleh presiden yang ditangguhkan tahun lalu.
3. Kenaikan tarif di era Trump
Sejak menjabat, Donald Trump menegaskan akan membuat 'America Great Again'. Slogannya itu termasuk dengan bersikap keras pada sekutu-sekutunya.
Per bulan ini, Trump mulai menaikkan tarif kepada sekutu dan tetangganya. Pada Uni Eropa (UE), ia akan mengenakan tarif 25 persen pada impor.
Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial bahwa UE sengaja dibentuk agar bisa merugikan AS. Ia menyatakan rencana tarif akan segera diumumkan dalam waktu dekat. Padahal, UE merupakan mitra dagang terbesar ketiga AS bersama dengan China.
Rencana tarif 25 persen tersebut akan berlaku bagi mobil dan barang-barang lainnya secara umum. Trump mengklaim UE tidak menerima mobil dan produk pertanian AS, sementara AS menerima segala produk dari UE.