Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Ketegangan Trump dengan Zelenskyy Berlanjut, Sebut Kiev Tak Bersyukur

Pertemuan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, dengan Donald Trump pada 2019. (commons.wikimedia.org/The Presidential Office of Ukraine)
Intinya sih...
  • Presiden AS, Donald Trump menuduh Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy tak bersyukur terhadap bantuan AS yang besar
  • Trump menyayangkan posisi Eropa yang memberikan bantuan kepada Ukraina padahal Eropa yang terancam oleh Rusia
  • Hubungan tegang antara Trump dan Zelenskyy semakin meningkat setelah AS menangguhkan bantuan militer dan intelijen kepada Ukraina

Jakarta, IDN Times – Ketegangan antara Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, terus berlanjut. Dalam pernyataan terbarunya pada Minggu (9/3/2025), Trump menuduh Zelenskyy tak bersyukur, padahal bantuan yang digelontorkan Washington terhadap Kiev selama ini sangat banyak.

Trump mengatakan, mudah sekali bagi Zelenskyy mendapatkan bantuan di masa pemerintahan Joe Biden, bahkan seperti mengambil permen dari bayi. Namun, Zelenskyy tak menghargai itu semua.

”Kami memberinya 350 miliar dolar (Rp5,7 kuadriliun) dan dia berbicara tentang fakta bahwa mereka telah berjuang dan mereka memiliki keberanian ini," kata Trump, dilansir Anadolu Agency.

Trump menambahkan bahwa dialah yang memberi Ukraina senjata anti-tank Javelin ke Ukraina. Ia mengatakan, perang di Ukraina juga tidak akan terjadi jika dia menjadi presiden pada 2022 saat perang dimulai.

1. Trump juga sayangkan bantuan yang diberikan Eropa kepada Ukraina

Bendera Uni Eropa (unsplash.com/Guillaume Périgois)

Hubungan tegang antara Trump dan Zelenskyy meningkat sejak bulan lalu. Saat itu, Trump menuduh Zelenskyy memperpanjang perang di Ukraina dan kurang berterima kasih atas bantuan AS.

Trump juga menyayangkan posisi Eropa yang terus memberikan bantuan kepada Ukraina. Sebab, di sisi lain, Eropalah yang kini terancam oleh Rusia.

"Yang harus Zelenskyy lakukan hanyalah berkata kepada Eropa, kalian harus tetap bertahan dengan kami (AS). Kami tidak dalam bahaya, Eropa yang dalam bahaya. Jadi mereka membayar semua uang ini ke Rusia, dan kami di sana dengan 350 miliar dolar itu,” tambah Trump.

Dalam beberapa minggu terakhir, sejumlah pemimpin Eropa telah mengatakan kepada Trump bahwa angka bantuan yang dikirim ke Kiev tidak benar. Mereka mengatakan, Eropa juga secara kolektif mengirimkan lebih banyak uang ke Ukraina daripada yang dilakukan AS.

2. Lebih sulit menghadapi Ukraina daripada Rusia

Ilustrasi pengunjuk rasa mengibarkan bendera Ukraina. (unsplash.com/Gayatri Malhotra)

Berbicara di Ruang Oval pada Jumat (7/3/2025), Trump mengatakan bahwa Ukraina kini lebih sulit diajak berunding daripada Rusia.

“AS berhubungan sangat baik dengan Rusia, dan mungkin lebih mudah bertransaksi dengan Moskow daripada Kiev,” kata Trump, dilansir BBC.

Trump kini berupaya memberikan tekanan terhadap Zelenskyy untuk segera berunding. Pada awal pekan lalu, AS menangguhkan bantuan militer dan intelijen kepada Ukraina sebagai langkah untuk memaksa Kiev.

Rusia kemudian melakukan serangan rudal dan pesawat tak berawak berskala besar terhadap infrastruktur energi Ukraina pada Kamis malam.

3. Zelenskyy menilai bahwa perdamaian masih sangat jauh

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy. (commons.wikimedia.org/The Presidential Office of Ukraine, cc0)

Sejak diinisiasinya perundingan, Zelenskyy merasa kecewa karena Ukraina tak dilibatkan secara langsung bersama mitra Eropanya dalam pembicaraan damai. Zelenskyy kembali mengungkapkan kekecewaannya pada pekan lalu.

"Kesepakatan akhir untuk mengakhiri perang masih sangat-sangat jauh. Belum ada yang memulai semua langkah itu," kata Zelenskyy, dilansir ABC News.

Pernyataan Zelenskyy ditanggapi keras oleh Trump. Trump menyebutnya pernyataan terburuk yang pernah dibuat oleh presiden Ukraina.

Di sisi lain, Ukraina masih berupaya untuk membina hubungan yang baik dengan AS. Ia juga kini mengharapkan bantuan keamanan dari Eropa.

"Akan ada diplomasi untuk perdamaian. Dan demi kita semua yang bersatu, Ukraina, seluruh Eropa, dan tentu saja AS," imbuhnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Zidan Patrio
EditorZidan Patrio
Follow Us