Pemimpin Hizbullah Mengaku Siap Hadapi Segala Kemungkinan soal Gaza

Nasrallah berpidato untuk pertama kali sejak perang Gaza

Jakarta, IDN Times - Pemimpin Hizbullah Lebanon, Hassan Nasrallah, berpidato untuk pertama kalinya sejak konflik Gaza dimulai. Dalam pidatonya pada Jumat (3/11/2023), ia mengemukakan bahwa Hizbullah terbuka untuk segala kemungkinan yang terjadi.

“Nasrallah mengulangi bahwa semua opsi di Lebanon terbuka. Ia mengatakan Hizbullah siap menghadapi segala kemungkinan,” tulis Al Jazeera megutip pernyataan Nasrallah.

Ia mengatakan, siapa pun yang ingin mencegah perang regional harus segera menghentikan konflik di Jalur Gaza. Pemimpin Hizbullah itu menambahkan bahwa eskalasi lebih lanjut di front Lebanon adalah sebuah kemungkinan yang nyata. Ia menguraikan dua tujuan Hizbullah saat ini.

“Yang pertama adalah menghentikan perang di Gaza dan yang kedua agar Hamas menang dalam perang ini,” katanya.

Baca Juga: Hizbullah-Israel Ribut di Perbatasan

1. Semua orang bertanggung jawab atas konflik Gaza

Pemimpin Hizbullah Mengaku Siap Hadapi Segala Kemungkinan soal GazaSave Palestine (IDN Times/Aditya Pratama)

Nasrallah juga seolah menolak keterlibatannya dalam konflik Hamas. Ia mengatakan Hizbullah meningkatkan operasinya dari hari ke hari dan memaksa Israel untuk menempatkan pasukannya di dekat perbatasan Lebanon, bukan di Gaza atau Tepi Barat yang diduduki.

Hizbullah memasuki pertempuran pada 8 Oktober, sehari setelah Hamas melancarkan serangan mendadak di Israel selatan.

Pemimpin Hizbullah itu mengatakan baku tembak setiap hari dengan pasukan Israel di sepanjang perbatasan Lebanon mungkin tampak sederhana namun sangat penting. Ia menyebutnya sebagai hal yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak 1948.

Masih belum ada indikasi mengenai langkah Hizbullah selanjutnya. Akan tetapi, Nasrallah mengatakan bahwa semua orang memikul tanggung jawab. negara-negara Arab dan Muslim harus bekerja sama untuk menghentikan perang di Gaza.

2. Israel lemah

Pemimpin Hizbullah Mengaku Siap Hadapi Segala Kemungkinan soal GazaIlustrasi bendera Israel (Unsplash.com/Levi Meir Clancy)

Nasrallah kemudian menuduh AS bertanggung jawab penuh atas perang di Gaza dan menyebut Israel hanya sekedar alat eksekutif. Menurutnya, Israel bisa mendapatkan kembali tawanan yang ditahan di Gaza melalui proses negosiasi.

Ia menambahkan, apa yang terjadi di Gaza menunjukkan kebodohan dan ketidakmampuan Israel karena yang dilakukannya adalah pembunuhan anak-anak dan perempuan. Pemimpin Hizbullah ini lantas menyebut Israel lemah. Ia mengatakan bahwa selama sebulan penuh, Israel tidak mampu mencatat satu pun pencapaian militer.

Sementara itu, ia menyanjung tindakan Hamas. Menurutnya, operasi Hamas membentuk fase sejarah baru dalam pertempuran dengan Israel. Keputusan Hamas untuk menyerang Israel dianggap bijaksana dan berani, serta dilakukan di waktu yang tepat.

Baca Juga: Hizbullah Targetkan Serang Pangkalan Militer Israel

3. Hizbullah kemungkinan akan terlibat konflik

Pemimpin Hizbullah Mengaku Siap Hadapi Segala Kemungkinan soal GazaBendera Hizbullah Lebanon (twitter.com/Jewish Community)

Ibrahim Fraihat seorang analis dari Doha Institute mengatakan bahwa pernyataan Nasrallah pada Jumat adalah pertanda Hizbullah kemungkinan besar akan ikut berperang bersama Hamas. Ia disebut menguraikan dua garis merah.

“Pertama, perkembangan di Gaza dan terkait kemungkinan jatuhnya Hamas, di mana dia akan bergabung perang. Kedua, apa yang dia sebut sebagai perilaku Israel terhadap Lebanon, yang juga bisa menjadi alasan lain mengapa dia bisa ikut berperang di tingkat yang lebih tinggi,” ungkap Fraihat.

Fraihat menambahkan bahwa dalam pidato Nasrallah terdapat pesan yang sangat serius bahwa jika kedua garis merah tersebut dilewati perang ini dapat meningkat dan meluas menjadi perang regional.

“Poin penting yang dia sebutkan di sini adalah bahwa dia telah bergabung dalam perang sejak 8 Oktober. Apa yang kita bicarakan sekarang adalah tingkat keterlibatannya,” tambahnya.

Konflik antara Hamas dan Israel masih terus berlanjut. Pada Kamis, Israel mengklaim telah mengepung Gaza dengan memobilisasi pasukan darat beserta tank-tanknya.

Sejauh ini, lebih dari 9.200 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan balasan Israel, menurut laporan Al Jazeera.

Baca Juga: Tolak Aksi Israel, Honduras Panggil Dubes dari Tel-Aviv

Zidan Patrio Photo Verified Writer Zidan Patrio

patrio.zidan@gmail.com

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya