Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ww.jendelasastra.com

Godaan di dunia ini adalah harta, tahta dan wanita. Sehingga tidak jarang karena ketiga hal tersebut membuat manusia buta mata. Tidak jarang karena rebutan wanita banyak persahabatan menjadi hancur. Banyak karena tahta sesama anak buah saling bermusuhan dan menjatuhkan.

Karena harta pula banyak persaudaraan hancur karena masalah rebutan warisan. Semakin menjadi sangat miris ketika demi kekuasaan, seorang anak tega membunuh ayahnya sendiri. Ternyata hal ini pernah terjadi di negeri kita sendiri! Tidak percaya ? Silakan baca kisahnya di bawah ini!

Kisah Amangkurat II

Hubungan antara Amangkurat I yang merupakan raja dari Kerajaan Mataram dengan anaknya Amangkurat II tidak harmonis. Satu penyebabnya karena masalah wanita bernama Roro Honyi. Saat itu Amangkurat I mengasingkan Rara Oyi dengan tujuan saat dewasa akan dinikahinya.

Namun sebelum waktunya, gadis itu dinikahi oleh anaknya si Amangkurat II. Hal ini membuat murka. Maka dengan kekuasaannya, Amangkurat I memerintahkan Amangkurat II untuk membunuh si Rara Oyi. Kalau tidak mau, dia sendiri yang akan membunuhnya. Akhirnya dengan berat hati Amangkurat II membunuh istrinya sendiri.

Pada tahun 1677, terjadi pemberontakan Trunjana dalam pemberontakan ini berhasil menghancurkan Kerajaan Mataram. Hal ini membuat Amangkurat I melarikan diri ke Batavia untuk meminta bantuan kepada penjajah Belanda. Dalam perjalanan, Amangkurat I mengalami sakit berat akibat memikirkan situasi kerajaanya.

Akhirnya Amangkurat II memberikan ayahnya air kelapa namun diberi racun. Dalam keadaan sekarat, Amangkurat I memberi kutukan bahwa kelak tidak ada keturunan dari Amangkurat II yang menjadi raja. Walau ada, itu hanya sebentar saja. Kutukan itu lalu terjadi.

Karena setelah wafat, anak dari Amangkurat II yang bergelar Amangkurat III terpaksa turun tahta sebagai raja di Kerajaan Mataram karena kekuasaannya didongkel oleh pamannya sendiri bernama Pangeran Puger atas bantuan penjajah Belanda.

Kisah Sultan Haji

Editorial Team

Tonton lebih seru di