[OPINI] 5 Alasan Kenapa Kita Perlu Bersyukur Sidang Jessica Wongso Disiarkan di Televisi

Sedikit #throwback dari kasus Munir, kasus Jessica ini memiliki alur cerita yang sama. Pollycarpus, seorang pilot menjadi tersangka atas meninggalnya Alm. Munir. Di dalam persidangan tersebut tidak ada bukti kuat yang bisa menjadikan Pollycarpus untuk dijatuhkan hukuman, hanya dari alur cerita yang kemudian dibuat menjadi bukti untuk menjatuhkan hukuman. Mungkin kepolisian/hakim terlalu lelah untuk mencari bukti, atau mungkin ingin kasusnya cepat selesai saja #loh

Masih ingatkah anda dengan pertanyaan salah seorang JPU yang bertanya kepasa Jessica 'Apakah terdakwa merasa merinding waktu duduk di kursi meja nomor 54 ?'

Satu yang menjadi pemikiran saya, jaksa ini mungkin bingung dan hilang arah mau bertanya apa kepada Jessica. Tidak hanya itu, hakim binsar dalam hasil keputusannya juga mempertanyakan air mata Jessica yang tidak disertai ingus dan hidung memerah, hingga Jessica tidak membawa tissue. 

Dalam pernyataan hakim, disebutkan bahwa timbul kecemburuan dari Jessica karena ketika Jessica diajak makan bersama Arif dan Mirna statusnya single. Well, mungkin pak Hakim terlalu banyak nonton drama Korea atau rawan baper ya ? Hebatnya lagi adalah hakim bisa menghubungkan cerita karangannya tersebut hingga ke motif Jessica membunuh Mirna.

Jika Anda rajin mengikuti persidangan ini, Anda tentu akan menyadari bahwa tidak adanya bukti dan saksi yang dapat membuktikan Jessica adalah pelaku. Hal yang sering dijadikan permasalahan adalah 'Jessica pembunuh yang keji', 'Jessica tidak merasa bersalah', 'Jessica cemburu kepada Mirna'. Jika Anda merasa hal itu dapat membuktikan sebuah pembunuhan, saya rasa tidak perlu ada persidangan. Namun sedihnya hukuman tetap dijatuhkan kepada terdakwa.

Ingatkah Anda pada persidangan Setya Novanto yang sempat disiarkan secara live? Jika Anda lupa, mungkin Anda perlu tahu bahwa pada saat semua saksi yang sedang ditanyai disiarkan secara live, Setya Novanto justru dikhususkan untuk tidak disiarkan. Ironi-nya pada persidangan tersebut, ada rekaman yang merekam bahwa hakim berkata 'Setya Novanto tidak bersalah'. Demikian pula dengan pertanyaan yang dilontarkan, semuanya terlihat seperti pertanyaan anak kecil dari hakim yang disebut namanya 'Yang Mulia'.

Patut kita syukuri bahwa persidangan ini disiarkan secara live, karena dari sana kita bisa mengetahui bagaimana kondisi dan kualitas hukum di Indonesia.

Kepada Pak Hakim dan Jaksa, sekali lagi, terima kasih sudah menunjukkan kualitas hukum di Indonesia.

Yuk, tulis karya tulismu melalui IDNtimes Community! Cari tahu gimana cara submit artikelmu di sini.