Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Fakta Menarik Katak Paradoks, Amfibi yang Tumbuh Mengecil

Katak paradoks - Pseudis paradoxa (commons.wikimedia.org/Mauricio Rivera Correa - calphotos.berkeley.edu)

Makhluk hidup secara umum mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan, termasuk juga hewan atau binatang. Beberapa faktor memengaruhi prosesnya, seperti kebutuhan nutrisi, lingkungan, dan lain-lain. Biasanya proses pertumbuhan ditandai dengan perubahan ukuran menjadi lebih besar. Namun, bagaimana jika yang terjadi sebaliknya?

Ternyata ada loh pertumbuhan yang melawan logika, seperti yang terjadi pada katak paradoks. Ia memiliki siklus hidup yang unik nan menarik. Bukan berkembang menjadi lebih besar, tetapi saat dewasa ia mengecil. Mengapa bisa demikian? Mari kita pelajari bersama fakta-faktanya, yuk!

1. Raih rekor kecebong terbesar

ilustrasi kecebong Pseudis paradoxa di game Endless Ocean 2 (endlessocean.fandom.com/Nocturnalia)

Katak paradoks merupakan hewan amfibi dengan nama ilmiah Pseudis paradoxa. Ia memiliki ukuran yang tidak biasa, khususnya sejak masih kecil. Meskipun katak ini bermetamorfosis normal, tapi saat di fase kecebong panjangnya bisa mencapai 270 milimeter, atau sekitar 230 milimeter yang tercatat dalam studi laboratorium.

Studi di Britain Herpetological Society melakukan perbandingan tingkat pertumbuhan kecebong katak paradoks dengan spesies katak tropis lainnya. Data memperlihatkan kecebong katak paradoks terus tumbuh daripada mulai bermetamorfosis ke tahap selanjutnya. Laju pertumbuhannya bervariasi tergantung pada spesies, suhu, dan ketersediaan makanannya.

2. Setelah dewasa ukurannya malah menyusut

perbandingan ukuran kecebong dan katak paradoks di Natural History Museum London (commons.wikimedia.org/Chipmunkdavis)

Saat masuk ke fase dewasa, anehnya katak ini terlihat mengecil atau menyusut. Tercatat di Guiness World Record, katak paradoks memiliki perbedaan ukuran terbesar antara kecebong dengan katak dewasanya, yaitu dari 16,8 sentimeter menjadi 6,5 sentimeter.

Studi sebelumnya menjelaskan, jika kemungkinan hal ini terjadi karena di fase kecebong ia tumbuh lebih lama daripada spesies lain. Sehingga saat menjadi dewasa, tidak terlihat adanya pertumbuhan, tetapi menyusut karena kehilangan sebagian besar ekornya.

3. Sempat bikin ilmuwan bingung

ilustrasi para ilmuwawn yang meneliti dan observasi (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Seperti namanya, paradoks, ia masih membuat bingung banyak orang, termasuk para ilmuwan. Awal kemunculannya, banyak ilmuwan mengira dari kedua tahapan tersebut, kecebong dan katak dewasa merupakan spesies yang berbeda.

Ketika kecebong besar pertama kali ditemukan, mereka menyimpulkan jika perkembangannya mundur, dari katak kecil menjadi kecebong yang lebih besar, diakhiri menjadi ikan, dan diberi nama Rana piscis. Tak lama namanya kembali diubah menjadi Rana paradoxa, hingga akhirnya menjadi Pseudis paradoxa (paradoks semu) sebagai pengingat bagaimana para pengamat awal telah disesatkan.

4. Sebagian besar pertumbuhan terjadi saat remaja

ilustrasi kecebong saat katak usia remaja (pexels.com/Alejandro Orozco)

Masih melansir penelitian yang sama, Downie bersama rekannya menemukan beberapa organ di tahapan kecebong secara mikroskopis sudah menyerupai jaringan dewasa. Kecebong jantan sudah menghasilkan sperma, dan pada betina sudah memiliki sel telur.

Hal ini kemungkinan disebabkan oleh peningkatan akses terhadap makanan, serta minimnya kematian akibat predator. Namun, faktor ini masih perlu diverifikasi dan dikaji lebih lanjut melalui beberapa penelitian.

5. Aktif di siang dan malam hari

Katak Pseudis paradoxa berenang (inaturalist.org/vincentvosriberalta)

Katak paradoks dewasa aktif pada siang maupun malam hari. Mereka selalu berada di dalam atau di dekat air. Menurut Animalia, saat terancam katak akan menggunakan jari-jari kakinya yang kuat untuk mengaduk dasar berlumpur dan bersembunyi. Perilaku tersebut digunakan juga untuk mencari makanan di dasar danau atau kolam.

6. Memiliki karakteristik yang unik

karakteristik katak Pseudis paradoxa (inaturalist.org/vincentvosriberalta)

Perubahan karakter hewan ini lumayan signifikan. Saat menjadi katak dewasa, tubuhnya menjadi pendek dan buncit. Kepalanya lebih kecil dibandingkan dengan tubuhnya.

Iris matanya berwarna kuning dengan pupil berwarna cokelat. Permukaan tubuh bagian belakang berwarna hijau dengan bintik-bintik gelap, sementara di bagian depan berwarna cokelat.

7. Saat kecil herbivora, sudah besar karnivora

Katak Pseudis paradoxa saat beraktivitas di malam hari (inaturalist.org/vincentvosriberalta)

Keunikan hewan ini masih ada. Menurut Animal Facts, saat masih menjadi kecebong ia memakan alga yang dapat mereka kikis dari batu dengan giginya. Namun, setelah dewasa, katak paradoks menjadi karnivora yang memakan invertebrata, seperti serangga bahkan katak kecil.

8. Masa kawin terjadi di musim hujan

sepasang katak Pseudis paradoxa (commons.wikimedia.org/Felipe Gomes - calphotos.berkeley.edu)

Waktu perkawinannya terkait dengan curah hujan yang tiba-tiba, atau cenderung terjadi setelah hujan lebat. Katak jantan akan berkumpul di suatu tempat yang berair dan memanggil katak betina. Melansir Animal Facts, sang betina akan menaruh telurnya di sarang busa terapung seperti di dekat tanaman air sebelum sang jantan membuahinya.

Katak paradoks betina bertelur dengan ukuran normal, yang menetas menjadi kecebong dan terus tumbuh selama berbulan-bulan.

9. Populasi stabil, tapi mulai terancam

Katak Pseudis paradoxa bersembunyi di air (inaturalist.org/vincentvosriberalta)

Populasi katak paradoks dianggap stabil dan spesiesnya relatif umum terutama tersebar luas di Trinidad, Venezuela, Guyana, Brasil, Argentina, Bolivia, dan Paraguay.

Namun, mereka terpengaruh oleh hilangnya habitat akibat perluasan lahan yang biasa digunakan untuk pertanian dan pemukiman manusia. Ancaman lain, sejumlah kecil katak paradoks diperdagangkan sebagai hewan peliharaan internasional.

10. Potensial sebagai obat diabetes

ilustrasi ilmuwan sedang membuat obat alami (pexels.com/Chokniti Khongchum)

Ilmuwan Universitas Ulster dan Universitas Uni Emirat Arab menguji molekul bioaktif dari sekresi kulit katak paradoks. Senyawa ini bernama pseudin-2 yang berpotensi dijadikan obat diabetes tipe 2. Hal itu dikarenakan versi sintesis senyawa tersebut mampu merangsang pelepasan insulin. Sementara pada katak paradoks sendiri, senyawa ini berfungsi untuk melindungi dari infeksi.

Dilansir BBC News, Dr. Yasser Abdel-Wahab, salah satu penelitinya mengungkapkan penelitian seperti ini sudah banyak dilakukan demi mendapatkan obat anti-diabetes alami. Meskipun begitu, masih tetap diperlukan penelitian lebih lanjut, dengan harapan dapat menciptakan obat alami yang dapat mengurangi risiko komplikasi pada penderita diabetes.

Melalui berbagai fakta unik katak paradoks ini, kita bisa memahami bahwa tidak semua hal di dunia berjalan sesuai dengan logika. Bahkan sesuatu yang terlihat biasa atau semu, dapat menyimpan misteri luar biasa atau sesuatu yang berharga.

Katak paradoks mungkin terlihat kecil, tetapi memiliki peran besar dalam menjaga keseimbangan alam. Yuk, mulai peduli dengan lingkungan agar spesies unik seperti ini tetap lestari!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us