Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

4 Fakta Oradour Sur Glane, Desa Damai di Prancis yang Jadi Neraka Nazi

potret bangkai mobil yang menjadi saksi bisu pembaintain oleh Nazi di Oradour sur Glane
potret bangkai mobil yang menjadi saksi bisu pembaintain oleh Nazi di Oradour sur Glane (commons.wikimedia.org/TwoWings)
Intinya sih...
  • Desa Oradour sur Glane dikelilingi bukit dan sungai serta bangunan dengan arsitek khas Eropa
  • Kehidupan damai dan tenang sebelum Nazi datang
  • Tahun 1944 menjadi tahun yang kelam bagi desa Oradour sur Glane
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Paris dikenal sebagai kota yang romantis dan mendapat julukan “City of Love”. Namun, di balik pesonanya, ada wilayah lain di Prancis yang justru menyimpan kisah tragis. Salah satunya sebuah desa yang terletak di barat daya Prancis, sekitar 400 km dari Paris. Desa ini terkenal karena peristiwa pembantaian oleh pasukan Nazi pada masa Perang Dunia II, yang merenggut ratusan nyawa. Meski menyedihkan secara sejarah, Oradour sur Glane tetap menawan dengan keindahan alamnya. Yuk, kita kenali lebih jauh fakta-fakta menarik tentang desa ini!

1. Desa Oradour sur Glane dikelilingi bukit dan sungai serta bangunan dengan arsitek khas Eropa

ilustrasi desa Oradour sur Glane sebelum pembantaian oleh Nazi
ilustrasi desa Oradour sur Glane sebelum pembantaian oleh Nazi (commons.wikimedia.org/Havang(nl))

Desa Oradour sur Glane merupakan sebuah desa kecil di Prancis yang memiliki lanskap alam indah. Desa ini terletak di Lembah Glane (Glane Valley), wilayah Limousin, Prancis tengah. Sungai yang membentang di lanskap lembah yang lembut dan berbatu memberikan karakter alam yang curam di beberapa titik. Kombinasi vegetasi tepi sungai, bebatuan, aliran air, serta hutan kecil menjadikan tempat ini sangat menenangkan bagi penduduk yang tinggal di sana, seperti dilansir laman Visit Limousin.

Tidak hanya lanskapnya yang indah, bangunan-bangunan di desa ini juga memiliki keunikan tersendiri. Menurut laman White Mad, arsitektur Oradour-sur-Glane bergaya khas Eropa dengan penggunaan material lokal seperti batu kapur, granit, dan bata merah yang memberikan kesan alami khas pedesaan. Desa ini memiliki jalan utama dan alun-alun pasar sebagai pusat aktivitas, dikelilingi oleh bangunan publik seperti balai desa, gereja, kantor pos, hotel, sekolah, serta deretan toko-toko lokal.

2. Kehidupan damai dan tenang sebelum Nazi datang

ilustrasi kehidupan di Oradour sur Glane yang tenang dan damai
ilustrasi kehidupan di Oradour sur Glane yang tenang dan damai (commons.wikimedia.org/Damien)

Menurut laman Historical France, sebelum tragedi besar tahun 1944, Oradour-sur-Glane merupakan desa kecil yang damai di wilayah Haute-Vienne, sekitar 20 kilometer dari kota Limoges, Prancis tengah. Sekitar 1.500 penduduknya hidup sederhana sebagai petani, pengrajin, dan pedagang kecil. Mereka bekerja di ladang, memelihara ternak, berdagang di pasar, serta mengelola usaha kecil seperti bengkel, toko roti, dan hotel.

Desa ini dikenal tenang dan harmonis, meski perang dunia tengah berkecamuk di tempat lain. Sayangnya, ketenangan itu berakhir pada musim panas 1944 ketika pasukan Nazi datang dan mengubah desa yang tenteram itu menjadi saksi kelam dalam sejarah Prancis.

3. Tahun 1944 menjadi tahun yang kelam bagi desa Oradour sur Glane

potret desa Oradour sur Glane yang sunyi
potret desa Oradour sur Glane yang sunyi (commons.wikimedia.org/AlfvanBeem)

Tepat pada 10 Juni 1944, kehidupan di desa Oradour sur Glane terhenti. Kehidupan desa yang harmonis tiba-tiba berubah Sekitar 200 tentara Waffen-SS Das Reich, yaitu divisi militer Nazi memasuki Oradour sur Glane. Pasukan Nazi ini datang dalam dengan dalih pengepungan terhadap gerakan Perlawanan (Resistance) Prancis, terutama setelah pendaratan Sekutu di Normandia dan berbagai serangan terhadap pasukan Jerman di sekitar Limoges, seperti dilansir laman Historical France.

Setelah memasuki desa, tentara Nazi mengumpulkan semua warga di lapangan desa, lalu memisahkan laki-laki dari wanita dan anak-anak. Para laki-laki dibawa ke lumbung dan gudang, lalu dieksekusi secara serentak. Sementara wanita dan anak-anak dikurung dalam gereja, yang kemudian diledakkan dan dibakar hidup-hidup. Hampir seluruh warga desa tewas dalam pembantaian keji tersebut. Total korban tewas 642 orang, terdiri dari 190 laki-laki, 247 wanita, dan 205 anak-anak.

4. Kondisi Oradour sur Glane saat ini

Monumen untuk mengenang peristiwa pembantaian desa Oradour sur Glane oleh Nazi (commons.wikimedia.org/Alf van Beem)
Monumen untuk mengenang peristiwa pembantaian desa Oradour sur Glane oleh Nazi (commons.wikimedia.org/Alf van Beem)

Kondisi Desa Oradour-sur-Glane sejak tragedi pembantaian oleh Nazi hingga kini tetap sama seperti dahulu. Desa ini dibiarkan hampir tak tersentuh sejak peristiwa tragis pada 10 Juni 1944. Rumah-rumah, sekolah, gereja, dan bangunan lainnya masih dalam keadaan reruntuhan: gereja yang rusak, bangunan kosong dan hancur, lantai serta fasad yang roboh, dan tanaman liar yang tumbuh menutupi sisa-sisa bangunan, seperti dilansir laman Historical France.

Kondisi tersebut bukan karena desa tidak terurus, melainkan sengaja dipertahankan untuk dijadikan monumen bersejarah. Tujuannya adalah sebagai peringatan dan pengingat atas tragedi yang terjadi di Oradour-sur-Glane. Di dekat pintu masuk desa berdiri Centre de la Mémoire d’Oradour, pusat memori yang dibuka pada tahun 1999. Di sana dipamerkan artefak pribadi korban, kisah para penyintas, serta dokumentasi proses hukum terhadap para pelaku.

Tragedi di Oradour-sur-Glane menjadi bagian kelam dalam sejarah Prancis sekaligus pengingat penting bagi kita semua. Desa yang dibiarkan dalam kondisi aslinya membuat siapa pun yang datang dapat merasakan suasana hening dan penuh makna. Melalui bangunan-bangunan yang masih berdiri dan museum memorinya, Oradour-sur-Glane mengajarkan kita untuk selalu menjaga kedamaian agar peristiwa serupa tidak pernah terulang lagi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Ani, Kota Seribu Gereja yang Hilang di Perbatasan

22 Okt 2025, 12:49 WIBScience