5 Bukti Ilmiah Teori Evolusi, Terjadi Secara Mikro Tanpa Disadari

Teori evolusi merupakan salah satu teori sains di bidang biologi, terutama biomolekuler. Secara sederhana, teori ini menggagas bahwa pada dasarnya makhluk hidup dapat bertahan hidup melalui beberapa skema adaptif di alam liar, dan skema-skema tersebut dapat memunculkan keragaman spesies (spesiasi).
So, anggapan bahwa manusia itu berasal dari kera adalah anggapan yang salah kaprah, bahkan kesalahan fatal. Karena secara umum, teori evolusi tidak pernah menggagas bahwa manusia (homo sapiens) berasal dari spesies kera.
Teori evolusi secara khusus justru menjelaskan bahwa manusia dan spesies lainnya yang ada di Bumi ini memiliki jalur keturunan dari nenek moyang yang sama atau seragam. Genetik dan DNA membuktikan bahwa ada peta atau alur yang jelas mengenai asal-usul manusia dan spesies lainnya secara sains.
Nah, kira-kira bukti ilmiah apa saja yang berhubungan dengan teori ini, ya? Mengapa bukti-bukti tersebut dimasukkan sebagai bukti teori evolusi? Yuk, disimak!
1. Spesiasi
Apa yang dimaksud dengan spesiasi? Secara sederhana, spesiasi dapat diartikan sebagai keragaman spesies yang muncul akibat proses alami yang terjadi dalam kurun waktu yang sangat lama. Masih ingat kan, tentang pelajaran biologi di sekolah kamu? Ya, spesiasi merupakan salah satu bukti sahih akan teori evolusi.
Science Daily dalam lamannya mencatat bahwa setidaknya ada 100 juta spesies makhluk hidup yang ada di Bumi. Namun, yang teridentifikasi dengan jelas baru mencapai sekitar 8,5 juta spesies. Bagi banyak ilmuwan, jumlah ini masih cukup bias dan bisa saja lebih dari angka tersebut.
Keragaman spesies ini terbentuk akibat banyak hal, di antaranya adalah proses adaptif ketat yang terjadi alam liar. Spesies dari keluarga kucing, misalnya, yang terbagi menjadi beberapa spesies berbeda sesuai dengan lingkungannya. Singa, harimau, citah, kucing hutan, dan kucing peliharaan, merupakan spesies dengan nenek moyang yang sama.
Spesiasi muncul bukan hanya pengaruh adaptasi ketat, melainkan juga faktor pergeseran genetik. Hal ini dapat terjadi pada mutasi genetik yang sering dialami oleh makhluk hidup, meskipun dalam takaran yang minimal.
Dalam teori evolusi terkenal dengan jargonnya yang berbunyi survival of the fittest, apa maksudnya? Artinya adalah mereka yang fit atau dapat beradaptasi dengan baik, yang dapat selamat di alam. Fit belum tentu kuat secara fisik, belum tentu pula berukuran raksasa.