Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Burung Cantik Endemik Tanzania, Warna Bulunya bak Pelangi!

Lovebird fischer, salah satu burung cantik endemik Tanzania (commons.wikimedia.org/Ripton Scott)

Tanzania merupakan negara kecil yang terletak di bagian tenggara Benua Afrika. Seperti kebanyakan negara di benua ini Tanzania sebenarnya bukan negara yang terlalu kaya atau terkenal karena kekuatan, ekonomi, atau teknologinya. Tapi jangan salah, dibalik hal tersebut ternyata negara ini dianugerahi keberagaman hewani yang sangat berlimpah, lho. Hal ini dapat terjadi karena bentang alam Tanzania yang bervariasi, mulai dari sungai, hutan hujan tropis, savana, padang rumput, bebatuan, sampai pesisir pantai.

Saking bervariasinya bentang alam yang ada Tanzania bahkan bisa dihuni oleh berbagai jenis burung yang sangat cantik. Kecantikan mereka sangat memukau dan akhirnya menarik perhatian manusia untuk menjadikan burung-burung tersebut sebagai peliharaan. Tak hanya itu, beberapa spesies burung juga merupakan hewan endemik sehingga tidak dapat ditemukan di daerah lain. Nah, supaya kamu lebih mengenal burung endemik Tanzania maka kali ini kita akan membahas beberapa diantaranya!

1. Lovebird fischer

Lovebird fischer (commons.wikimedia.org/Giles Laurent)

Jika dibandingkan dengan burung endemik Tanzania yang lain mungkin burung dengan nama ilmiah Agapornis fischeri jadi yang paling cantik. Bagaimana tidak, tubuhnya saja diselimuti warna-warna cerah, seperti hijau, jingga, kuning, putih, merah, bahkan biru. Ukurannya juga mungil, yaitu sekitar 14 cm yang mana menambah kesan menggemaskan yang dimiliki hewan ini.

Sayangnya populasi hewan ini mengalami penurunan yang sangat drastis sehingga ia dimasukan ke kategori near threatened atau hampir terancam, jelas BirdLife International. Ada dua hal yang mendorong menurunnya populasi lovevird fischer, yaitu kerusakan habitat dan perburuan liar. Warna hijau dan jingga pada burung ini memang bisa digunakan untuk berkamuflase. Namun kamuflase sepertinya tidak cukup untuk bersembunyi dari senapan manusia dan bulldozer yang mengeruk hutan tempat tinggalnya.

2. Loverbird bertopeng

Lovebird bertopeng (en.m.wikipedia.org/Daniel Ramirez)

Agapornis personatus atau lovebird bertopeng punya kolorasi yang sangat unik karena tubuhnya dipenuhi warna yang bertabrakan. Di bagian ekor, sayap, dan badan burung ini diselimuti warna cerah, seperti hijau, merah, jingga, biru, dan kuning. Sementara itu jika naik ke kepala maka akan terlihat kalau burung ini punya warna hitam dan putih yang seakan-sakan mirip dengan topeng, karena itulah burung ini dinamai lovebird bertopeng. Tentunya warna demikian jadi ciri khas tersendiri dan membuat hewan ini menjadi unik.

Namun warna mencolok tersebut hanya dimiliki oleh individu dewasa, sebaliknya individu muda justru punya warna yang lebih pudar seperti cokelat, jelas World Parrot Trust. Selain di Tanzania burung ini juga sempat ditemukan di Puerto Rico. Tapi kedua negara tersebut merupakan negara yang jaraknya sangat jauh dan berada di benua yang berbeda. Alhasil para ahli berkesimpulan kalau populasi di Puerto Rico merupakan peliharaan yang kabur atau bisa saja termasuk spesies introduksi.

3. Kilimanjaro mata putih

Ilustrasi kilimanjaro mata putih (commons.wikimedia.org/John Gerrard Keulemans )

Dilansir Xeno-Canto, burung dengan nama ilmiah Zosterops eurycricotus punya penyebaran yang cukup sempit karena hanya bisa ditemukan di daerah Arusha, Tanzania. Lebih tepatnya ia menghuni wilayah Taman Nasional Gunung Kilimanjaro yang mana juga berbatasan dengan negara Kenya. Di sana burung berwarna hijau kekuningan ini sering ditemukan di hutan dan padang rumput. Tubuhnya juga kecil sehingga cukup sulit ditemukan oleh manusia atau predator. Sayangnya penelitian mengenai burung ini terbilang minim, alhasil belum ada data lengkap tentang kebiasaan, makanan, atau reproduksinya.

4. Hornbill paruh merah tanzania

Horbill paruh merah tanzania (commons.wikimedia.org/Harvey Barrison)

Seperti namanya, ciri utama dari burung ini adalah paruhnya yang berwarna merah cerah. Bahkan tak hanya berwarna merah, layaknya burung hornbill lain ia juga punya paruh yang panjang dan melengkung, lho. Laman Wildlife of Africa menjelaskan kalau burung dengan nama ilmiah Tockus ruahae ini menggunakan paruh besarnya untuk mencengkeram makanan, seperti serangga, reptil, dan buah-buahan. Secara umum hornbill paruh merah tanzania punya ukuran yang besar, yaitu 42 cm. Ia juga sering ditemukan di savana atau padang rumput.

Warna tubuhnya memang tidak secerah burung lain, ia tak punya warna hijau, biru, atau jingga. Namun kecantikan hewan ini terletak di corak dan warna sederhana yang ia miliki. Jika dilihat, burung ini memiliki corak tutul berwarna putih, sayap berwarna hitam dan cokelat, badan berwarna putih, dan paruh berwarna merah. Memang tidak terlalu mencolok, tapi perpaduan warna-warna tersebut cukup unik dan jika diperhatikan dengan seksama memiliki keindahan tersendiri. Jika dideskripsikan burung ini punya warna yang sederhana namun sedap dipandang,

5. Burung matahari pemba

Burung matahari pemba (commons.wikimedia.org/Nigel Voaden)

Walau punya kata matahari di namanya, namun burung dengan nama ilmiah Cinnyris pembae ini tidak berwarna kuning. Justru keindahannya terlihat dari gradasi biru cerah yang terlihat di kepala dan punggungnya. Gradasi tersebut sangat kontras jika melihat bagian tubuh lain yang cenderung gelap karena diselimuti warna hitam yang gelap. Ukurannya juga sangat mungil bahkan bentang sayapnya hanya sekitar 4 sampai 5 cm, terang AviBase. Burung ini hanya bisa ditemukan di Pulau Pemba, alhasil ia jadi salah satu spesies dengan penyebaran yang paling sempit.

Layaknya pelangi, burung-burung endemik Tanzania punya warna yang sangat bervariasi, mulai dari merah, jingga, kuning, hitam, putih, hijau, sampai biru. Warna-warna tersebut dapat dilihat di seluruh tubuh, seperti di paruh, kepala, sayap, sampai ekor. Tiap spesies juga punya keunikannya masing-masing, ada yang ukurannya kecil, ada yang paruhnya besar, bahkan ada yang pandai berkamuflase. Sayang penyebaran burung-burung tersebut terbilang sempit, bahkan beberapa diantaranya mulai terancam punah.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us