Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cetacea Unik Asli Indonesia, Sering Terdampar di Pantai

Lumba-lumba moncong panjang, salah satu cetacea yang ada di Indonesia (commons.wikimedia.org/Alessandro Caproni)
Intinya sih...
  • Cetacea adalah mamalia hidup di air, seperti lumba-lumba, pesut, dan paus.
  • Lumba-lumba moncong panjang memiliki ukuran besar, cerdas, dan kerap berenang secara berkelompok.
  • Paus sperma rentan punah, paus biru terancam punah, dan orca merupakan predator raksasa yang cerdas.

Cetacea merupakan penyebutan bagi mamalia yang secara penuh hidup di dalam air. Walau mamalia, mereka memiliki beberapa ciri khas yang lebih mirip seperti ikan, seperti memiliki sirip, ekor seperti dayung, dan tidak pernah naik ke daratan. Beberapa contoh cetacea adalah lumba-lumba, pesut, dan paus.

Cecatea sendiri bisa dijumpai di berbagai daerah, khususnya di perairan tropis yang hangat seperti Indonesia. Tak cuma satu, di Indonesia sendiri terdapat banyak spesies cetacea. Ada yang cerdas, ukurannya besar, bahkan ada yang merupakan predator ganas. Sayangnya, tak banyak yang tahu mengenai kehadiran mereka. Karenanya, mari kita bahas beberapa cetacea unik yang mendiami perairan Nusantara!

1. Lumba-lumba moncong panjang

Lumba-lumba moncong panjang (commons.wikimedia.org/Sergio Alexandre Korndorfer)

Dilansir NOAA Fisheries, Stenella longirostris atau lumba-lumba moncong panjang merupakan salah satu lumba-lumba yang paling sering dijumpai di Samudra Pasifik. Seperti namanya, ia memiliki moncong panjang, badan silinder, dan tubuh yang dihiasi warna abu-abu, silver, dan hitam. Jika berbicara ukuran, hewan ini cukup besar dengan panjang maksimal 2,1 meter dan bobot di angka 80 kilogram.

Di laut, lumba-lumba moncong panjang kerap terlihat berenang secara berkelompok. Ia sering melompat di permukaan air, berburu ikan, dan mengikuti kapal atau perahu. Layaknya lumba-lumba lain, spesies ini juga sangat cerdas. Tercatat, ia mampu berkomunikasi, berkoordinasi dengan sesamanya, menyusun strategi, bahkan memiliki emosi dan perasaan yang kuat.

2. Paus sperma

Paus sperma (commons.wikimedia.org/Will Falcon aka Vitaly Sokol)

Laman Sealifebase menjelaskan kalau Physeter macrocephalus atau paus sperma masuk ke kategori vulnerable atau rentan. Artinya, populasinya mulai terancam dan ia rentan punah dalam waktu dekat. Hal tersebut dapat terjadi karena dahulu paus sperma sering diburu dan ia juga terancam oleh polusi dan kerusakan habitat. Tak cuma itu, paus sperma juga sering terdampar di pinggir pantai, kemudian ia tak bisa kembali ke laut dan akhirnya mati.

Ukuran paus sperma terbilang besar dengan panjang maksimal 16 meter dan bobot sekitar 45 ton. Dalam hal ini, individu jantan memiliki ukuran yang lebih besar dari individu betina. Berbeda dari paus lain, paus sperma merupakan predator ganas yang bisa memakan ikan kecil, ikan hiu, sampai moluska besar seperti cumi-cumi raksasa. Saat berburu, ia akan menyelam ke laut dalam hingga kedalaman 2,000 meter dan memakan apapun yang bisa masuk ke mulutnya.

3. Lumba-lumba hidung botol indopasifik

Lumba-lumba hidung botol indopasifik (commons.wikimedia.org/טל שמע)

Laman Animal Diversity Web menjelaskan kalau hewan dengan nama ilmiah Tursiops aduncus ini sering berenang di perairan dangkal. Tercatat, ia sangat suka beraktivitas di area dengan kedalaman 0 sampai 300 meter. Saking sukanya di area dangkal, hewan ini kerap berenang ke muara sungai, bahkan juga sering terdampar di pinggir pantai. Untungnya, di banyak kesempatan mamalia ini bisa kembali ke laut lepas dan tidak meregang nyawa di daratan.

Lumba-lumba hidung botol pasifik merupakan hewan sosial yang hidup berkelompok. Dengan hidup berkelompok ia bisa dengan mudah menangkap mangsa dan menjaga satu sama lain. Selain itu, predator seperti manusia, hiu, dan orca juga akan kesulitan menangkap hewan ini jika ia hidup berkelompok. Terakhir, hewan ini masuk ke kategori near threatened atau mulai terancam.

4. Paus biru

Paus biru (commons.wikimedia.org/NOAA Photo Library)
Paus biru (commons.wikimedia.org/NOAA Photo Library)

Dengan panjang mencapai 30 meter dan bobot maksimal sekitar 160 ton, Balaenoptera musculus atau paus biru menjadi salah satu hewan terbesar di bumi, jelas Animalia. Karena berukuran raksasa, alhasil paus biru juga lambat. Bayangkan saja, kecepatan berenangnya hanya sekitar 20 km/jam. Untungnya hewan ini tidak agresif dan bukan merupakan predator karena makanannya berupa organisme kecil, seperti udang, krill, dan plankton.

Saat ini, paus biru tersebar hampir di seluruh perairan dunia, kecuali di Kutub Utara. Secara umum, paus biru akan hidup berpasangan-pasangan atau dalam kelompok kecil. Seperti manusia, hewan raksasa ini mampu berkomunikasi dengan suara atau vokalisasi. Sayangnya, saat ini hanya tersisa sekitar 5,000 sampai 15,000 individu paus biru di alam liar. Karenanya, ia masuk ke kategori endangered atau terancam.

5. Orca

Orca (commons.wikimedia.org/Robert Pittman)
Orca (commons.wikimedia.org/Robert Pittman)

Dilansir iNaturalist, Orcinus orca atau orca merupakan spesies lumba-lumba predator raksasa. Sebagai predator, orca mampu memakan apapun, mulai dari ikan kecil, ikan hiu, singa laut, anjing laut, moluska, krustasea, lumba-lumba lain, sampai paus berukuran kecil. Giginya yang tajam, rahangnya yang kuat, dan kemampuan berenangnya yang baik menjadi senjata utama hewan ini. Orca juga sangat cerdas dan mampu mengaplikasikan berbagai strategi saat berburu.

Orca sendiri mudah dikenali dari badannya yang membulat dan corak hitam putih di tubuhnya. Soal ukuran, orca mampu tumbuh hingga sepanjang 9,8 meter dan beratnya bisa mencapai 10 ton. Lebih lanjut, orca merupakan salah satu cetacea yang sangat sering terdampar dan berenang ke pinggir pantai. Biasanya, ia akan melakukan hal tersebut dalam rangka berburu atau bermain.

Tak cuma ikan atau krustasea, ternyata laut Indonesia juga dihuni oleh berbagai spesies cetacea atau mamalia laut. Mau itu lumba-lumba sampai paus semuanya bisa ditemukan di Nusantara. Ada yang ukurannya besar, sangat cerdas, bahkan ada yang populasinya menurun. Sebagai masyarakat yang bijak, tugas kita adalah melindungi mereka. Jadi, jangan sembarangan memburu, menangkap, atau memperdagangkan hewan-hewan tersebut.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Arzha Ali Rahmat
EditorArzha Ali Rahmat
Follow Us