5 Fakta Alexandria, Kota Terbesar Kedua di Mesir

- Alexandria adalah kota terbesar di pantai Mediterania, dengan lebih dari 5,6 juta penduduk.
- Kota ini dinamai berdasarkan Alexander Agung dan memiliki sejarah lebih dari 2.300 tahun.
- Alexandria mengalami kemunduran mulai abad ke-16, tetapi bangkit kembali pada abad ke-19 sebagai pusat industri kapas yang berkembang pesat.
Alexandria, kota terbesar kedua di Mesir, didirikan oleh Alexander Agung pada 332 SM dan menjadi ibu kota hingga penaklukan Arab pada 642 M. Pernah menjadi pusat utama budaya Mediterania, ilmu pengetahuan Yunani, dan sains, kota ini menjadi salah satu kota terbesar di Mesir. Alexandria kini berfungsi sebagai pelabuhan laut utama dan pusat industri utama negara, terletak di pesisir Mediterania, sekitar 183 kilometer barat laut Kairo.
Alexandria erat kaitannya dalam sejarah dan legenda dengan tokoh-tokoh seperti Alexander Agung dan Cleopatra dan berperan penting dalam menyebarkan budaya Helenistik sekaligus membentuk ilmu pengetahuan dan politik Kristen awal. Meskipun mengalami kemunduran setelah penaklukan Arab, kota tersebut tetap berkembang sebagai pusat perdagangan meskipun kehilangan statusnya sebagai ibu kota Mesir. Bahkan hingga abad ke-15, Alexandria tetap makmur sebagai titik transit utama perdagangan antara Laut Merah dan Mediterania.
Yuk, simak fakta menarik tentang Alexandria berikut ini!
1. Merupakan kota terbesar di pantai Mediterania

Bagi mereka yang merencanakan tur Mediterania, perlu dicatat bahwa Alexandria merupakan kota terbesar di pesisirnya. Terlepas dari perbedaan ini, Fact City menjelaskan bahwa kota tersebut menempati peringkat kedua secara keseluruhan dalam hierarki perkotaan Mesir. Kairo, yang jauh lebih besar skalanya, memegang posisi kota terbesar di negara tersebut.
Alexandria berpenduduk lebih dari 5,6 juta jiwa di wilayah seluas sekitar 40 kilometer persegi. Sebaliknya, Edinburgh seluas 264 kilometer persegi tetapi hanya berpenduduk sekitar setengah juta jiwa. Hal ini menjadikan Alexandria kota yang sangat padat penduduknya.
2. Dinamai berdasarkan pendirinya

Kota Alexandria mengambil namanya dari tokoh sejarah terkenal, Alexander Agung. Sebagai penguasa Makedonia dan Korintus, ia mendirikan kota ini di lokasi bekas desa Rhacotis, menurut Fact City. Dengan sejarah yang membentang lebih dari 2.300 tahun, Alexandria merupakan salah satu kota kuno di dunia.
Dibandingkan dengan London, Alexandria sebenarnya adalah kota yang lebih tua. London lebih muda tiga abad lebih muda. Dengan usianya yang hampir 2.000 tahun, usianya masih jauh lebih rendah dibandingkan Alexandria yang jauh lebih tua.
3. Sempat mengalami kemunduran mulai abad ke-16

Dimulai pada abad ke-16, Britannica melaporkan bahwa Alexandria memasuki periode kemunduran yang panjang akibat wabah penyakit dan tata kelola yang buruk. Selama berabad-abad berikutnya, vitalitas kota tersebut terus menurun. Pada akhir abad ke-18, hanya sedikit yang tersisa dari kemegahannya sebelumnya.
Ketika pasukan Prancis tiba pada tahun 1798, Alexandria telah menyusut menjadi kota kecil berpenduduk sekitar 10.000 jiwa, yang terutama dihargai karena posisinya dalam perdagangan laut Ottoman. Namun, pada abad ke-19, kota ini bangkit kembali sebagai pusat industri kapas yang sedang berkembang pesat. Saat itu, Alexandria tampak sangat berbeda dari kota metropolitan kuno yang dulu.
4. Merupakan tempat kelahiran Cleopatra

Fact City menggambarkan bahwa Alexandria sering dianggap sebagai tempat kelahiran Ratu Cleopatra VII, salah satu pemimpin paling terkemuka dalam sejarah. Ia tetap menjadi simbol kuat warisan Mesir. Banyak orang saat ini mengenal Cleopatra melalui kisah-kisah dan pelajaran yang diajarkan di kelas sejarah.
Alexandria terkadang disebut Kota Cleopatra untuk menghormati ratu yang terkenal tersebut. Sayangnya, selama masa pemerintahannya, kota tersebut dilanda konflik. Perang saudara meletus di sana, yang melibatkan Cleopatra dan Julius Caesar.
5. Pernah menjadi rumah bagi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia
Mercusuar Alexandria, yang pernah masuk dalam Tujuh Keajaiban Dunia Kuno, merupakan landmark kota yang luar biasa. Dikenal sebagai Pharos, Fact City menyebutkan bahwa mercusuar tersebut berfungsi sebagai suar penting bagi para pelaut yang mengarungi Mediterania. Desainnya diyakini telah menginspirasi struktur mercusuar modern.
Mercusuar Alexandria merupakan mahakarya arsitektur yang luar biasa, meskipun kini tak lagi utuh dan dapat kita saksikan. Diperkirakan tingginya mencapai lebih dari 100 meter, menjadikannya salah satu bangunan buatan manusia tertinggi pada masanya. Hanya piramida Giza yang lebih tinggi, menunjukkan kecintaan orang Mesir pada bangunan-bangunan megah.
Dengan sejarahnya yang mendalam dan nilai budayanya, Alexandria menonjol sebagai salah satu kota paling menawan di Mediterania. Dari Mercusuar Pharos kuno hingga perannya saat ini sebagai pusat industri dan budaya yang berkembang pesat, kota ini dengan mulus menghubungkan masa lalu dengan kehidupan modern. Baik tertarik oleh warisannya, pelabuhannya yang ramai, maupun keindahan pantainya, pengunjung akan mendapati Alexandria sebagai salah satu harta karun Mesir yang sesungguhnya.