Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Belladonna, Tumbuhan Cantik yang Mematikan!

ilustrasi belladonna (flickr.com/vittorio colombo)

Kalau mendengar nama belladonna, mungkin yang terbayang adalah sesuatu yang cantik dan misterius. Tapi, tahukah kamu kalau tumbuhan ini sebenarnya sangat berbahaya? Julukannya saja “deadly nightshade,” yang mengisyaratkan sifat mematikannya.

Meski begitu, belladonna punya sejarah dan fakta menarik yang bikin kamu penasaran. Penasaran apa saja yang membuat tumbuhan ini jadi salah satu flora paling berbahaya? Yuk, simak ulasan berikut!

1. Dikenal sebagai "deadly nightshade"

ilustrasi belladonna (flickr.com/Klaus Sinuett)

Belladonna dikenal luas sebagai “deadly nightshade” karena racunnya yang sangat mematikan. Tumbuhan ini termasuk dalam keluarga Solanaceae, bareng sama tomat, kentang, dan terong. Tapi, beda dari kerabatnya yang aman dikonsumsi, belladonna justru bisa membahayakan.

Buahnya yang kecil dan hitam mengkilap memang terlihat menarik, tapi jangan sampai tertipu. Seluruh bagian tumbuhan ini, mulai dari akar hingga daun, mengandung racun yang sangat berbahaya bagi manusia dan hewan. Kalau menemukannya di alam liar, sebaiknya hindari, ya!

2. Pernah digunakan sebagai kosmetik

ilustrasi belladonna (flickr.com/Patrick Schmid)

Kamu percaya gak kalau racun mematikan ini dulu pernah digunakan sebagai kosmetik? Pada masa Renaisans, wanita Italia menggunakan jus dari buah belladonna untuk membuat pupil mata mereka melebar. Efek ini dihasilkan oleh kandungan atropin yang ada dalam tumbuhan ini, sehingga mata terlihat lebih besar dan menarik.

Meskipun hasilnya terkesan menawan, penggunaan belladonna sebagai kosmetik berisiko tinggi. Selain menyebabkan penglihatan kabur, racunnya juga bisa menimbulkan efek samping serius seperti keracunan. Untungnya, praktik ini sudah ditinggalkan karena bahayanya jauh lebih besar daripada manfaatnya.

3. Mengandung alkaloid beracun

ilustrasi belladonna (flickr.com/Heinz Dieter Heil)

Belladonna adalah gudangnya alkaloid beracun seperti atropin, skopolamin, dan hiosiamin. Zat-zat ini bisa menyebabkan gejala mulai dari mulut kering, pusing, hingga halusinasi. Bahkan, dalam dosis besar, racunnya bisa mengganggu sistem saraf dan berujung fatal.

Efek ini muncul karena alkaloid tersebut bekerja mengganggu fungsi tubuh secara langsung. Jadi, meskipun terlihat cantik, belladonna adalah tumbuhan yang gak bisa dianggap remeh. Hindari kontak langsung untuk menjaga diri tetap aman!

4. Punya sejarah panjang dalam pengobatan tradisional

ilustrasi belladonna (flickr.com/Peter Voigt)

Meski terkenal mematikan, belladonna pernah digunakan dalam pengobatan tradisional selama berabad-abad. Ekstraknya dimanfaatkan untuk mengatasi nyeri, kejang otot, hingga sebagai obat bius. Tapi, penggunaannya harus dalam dosis yang sangat hati-hati dan di bawah pengawasan ahli.

Saat ini, penggunaan belladonna dalam pengobatan modern sudah sangat terbatas. Potensi racunnya yang tinggi membuat tumbuhan ini hanya digunakan dalam kondisi tertentu dengan pengawasan ketat.

5. Bisa menyebabkan keracunan serius

ilustrasi belladonna (flickr.com/Michael Mueller)

Keracunan belladonna adalah kondisi serius yang butuh penanganan medis cepat. Gejala yang muncul bisa berupa pupil melebar, detak jantung tidak teratur, kehilangan keseimbangan, hingga halusinasi berat. Kalau dibiarkan, racunnya bisa merusak organ tubuh dan menyebabkan kematian.

Sayangnya, hingga kini belum ada antidot spesifik untuk racun belladonna. Penanganan medis biasanya fokus pada mengurangi gejala dan membantu tubuh mengeluarkan racun. Karena itu, penting untuk selalu waspada dan menghindari kontak dengan tumbuhan ini.

Di balik pesonanya yang cantik, tumbuhan ini menyimpan bahaya yang gak main-main. Jadi, kalau kamu menjumpainya di alam, lebih baik jaga jarak, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Written by Aldifa
EditorWritten by Aldifa
Follow Us