5 Fakta Beruang Hitam Jepang, Subspesies yang Terancam Punah

Sesuai dengan namanya, beruang hitam jepang merupakan jenis beruang endemik Negeri Sakura. Dilansir Animalia, secara spesifik, peta persebaran beruang ini berada di Pulau Honshu dan Shikoku. Dulunya, beruang ini juga bisa ditemukan di Pulau Kyushu, tetapi saat ini beruang hitam jepang sudah punah di sana. Oleh karena peta persebarannya berada di bagian utara Jepang, pilihan habitat bagi beruang ini adalah wilayah hutan bertemperatur dingin dengan ketinggian hingga 3 ribu meter di atas permukaan laut.

Mirip seperti kebanyakan jenis beruang lainnya, beruang hitam jepang tergolong sebagai omnivor. Sebagian besar menu makanan mereka terdiri atas buah, biji-bijian, madu hutan, sampai kacang-kacangan. Pada saat tertentu, beruang ini juga mengonsumsi ikan, serangga, kelinci, sampai rusa.

Tinggal di dataran tinggi dan pegunungan membuat beruang hitam jepang sangat bergantung pada pohon. Mereka terbilang pemanjat yang ahli, layaknya kebanyakan jenis beruang, karena dibantu dengan kaki yang kuat dan cakar yang tajam. Terkadang, mereka perlu memanjat ke atas pohon demi mendapatkan kacang atau dikenal dengan sebutan kumadaha di Jepang. Untuk itu, beruang hitam jepang memerlukan cakar dalam kondisi yang terbaik supaya kegiatannya bisa berjalan dengan lancar.

Nikko National Park melansir bahwa beruang hitam jepang memiliki kebiasaan bernama kumahagi. Secara harfiah, kumahagi berarti kegiatan beruang menggaruk-garuk cakarnya di batang pohon hingga terkelupas. Selain untuk menjaga cakarnya dalam kondisi prima, kegiatan ini juga dilakukan demi menandai wilayah si beruang. Sayangnya, kebiasaan ini jadi salah satu faktor pendorong konflik beruang hitam jepang dengan manusia.

Wilayah Jepang yang berada di kawasan sub tropis membuat negara ini akan merasakan empat musim yang berbeda. Maka dari itu, beruang hitam jepang juga harus beradaptasi layaknya jenis beruang lain yang hidup di wilayah dengan empat musim. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah hibernasi.

Sebelum hibernasi, beruang hitam jepang akan mengumpulkan lemak melalui makanan yang dikonsumsinya. Uniknya, jenis makanan yang dicari mereka akan berbeda tiap musimnya. Pada musim semi, mereka berfokus pada daun dan biji-bijian, pada musim panas menunya lebih banyak diisi oleh madu dan rayap, dan pada musim gugur mereka akan lebih mencari kacang-kacangan. 

Dilansir Nikko National Park, beruang hitam jepang memasuki masa hibernasi pada bulan Desember hingga April. Mereka akan beristirahat di sarangnya yang bisa terbuat dari batang pohon rubuh, di bawah bebatuan, ataupun menggali sendiri di bawah tanah. Selama berhibernasi, beruang hitam jepang tak sepenuhnya tertidur. Mereka akan bangun tiap beberapa waktu yang kebanyakan disebabkan oleh stimulus dari eksternal. Kebiasaan ini disebut fuyugomori di Jepang.

Tak banyak yang diketahui soal ritual perkawinan dari beruang hitam jepang, tetapi seharusnya tak jauh berbeda dengan beruang hitam asia lainnya. Musim kawin bagi beruang ini terjadi antara Mei hingga Agustus. Setelah itu, betina akan lebih banyak diam atau mencari makan di sekitar sarang yang mereka bangun sendiri ataupun menemukannya dari bekas sarang hewan lain.

Menariknya, beruang hitam jepang betina akan melalui masa kehamilan selama ia melakukan hibernasi. Kemudian, sekitar bulan Februari, sang induk akan melahirkan 1—2 ekor anak. Dilansir Bear Conservation, induk beruang hitam jepang akan merawat anak-anaknya selama dua tahun. Maka dari itu, mereka hanya akan bereproduksi tiap dua tahun sekali. Untuk mencapai kematangan seksual, beruang ini buruh waktu sekitar 3—4 tahun.

Sayangnya, populasi beruang hitam jepang sedang dalam kondisi yang memilukan. Setelah punah di Pulau Kyushu, populasi mereka di Pulau Shikoku juga sangat terancam karena diketahui mereka hanya tersisa 30 individu di sana. Sedangkan di Pulau Honshu, populasinya masih cukup besar, yakni sekitar 10 ribu individu, tetapi dengan potensi ancaman yang semakin besar.

Dilansir Bear Conservation, manusia jadi alasan terbesar mengapa populasi beruang hitam jepang terus merosot. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, kebiasaan kumahagi yang dilakukan beruang ini membuat para penebang kayu geram karena merusak kualitas kayu yang seharusnya mereka tebang. Selain itu, beruang ini kerap masuk ke lingkungan manusia sehingga menyebabkan konflik baru bagi manusia. Ditambah lagi, beberapa bagian tubuh beruang hitam jepang cukup laku di pasaran sehingga tak jarang pemburu liar menargetkan mereka.

Upaya perlindungan jelas sudah dilakukan berbagai pihak. Selain menjaga alam dan ekosistem pendukung bagi beruang hitam jepang, pendidikan soal potensi interaksi antara beruang ini dengan manusia juga mulai gencar dilaksanakan. Hal ini jelas sangat diperlukan supaya manusia dan beruang bisa menghindari interaksi berbahaya dan konflik sehingga keduanya bisa hidup berdampingan.