5 Fakta Kota Orvieto, Permata Tersembunyi di Atas Tebing Vulkanik!

- Kota Orvieto berdiri di atas tebing batu tufa vulkanik
- Memiliki jaringan kota bawah tanah yang digali sejak Era Etruska
- Katedral Orvieto sebagai mahakarya arsitektur gotik dengan fasad mozaik yang berkilauan
Orvieto di kawasan Umbria, Italia, dikenal berkat posisinya yang menakjubkan di atas tebing batu tufa vulkanik. Letak ini memberi kesan visual yang spektakuler sekaligus menyimpan daya tarik geologi yang jarang ditemui. Di balik keindahannya, Orvieto juga menyimpan lapisan sejarah panjang, dari peradaban Etruska hingga warisan arsitektur abad pertengahan yang masih terawat.
Menjelajahi Orvieto serasa menyusuri lintasan waktu, mulai dari jaringan kota bawah tanah yang penuh misteri hingga katedral Gotik dengan fasad mozaik yang berkilau. Setiap sudut kota menghadirkan kisah berbeda yang memperkuat karakternya. Lantas, apa saja fakta menarik yang membuat Orvieto begitu istimewa? Berikut lima di antaranya.
1. Kota yang berdiri megah di puncak tebing batu tufa vulkanik

Fakta paling mendasar tentang Orvieto terletak pada pondasinya. Kota ini berdiri di atas sebuah tebing (plateau) yang seluruhnya tersusun dari batuan vulkanik, kondisi yang sudah dimanfaatkan sejak masa Etruska.
Dilansir laman Orvieto Viva, batuan penyusun tebing tersebut berasal dari aktivitas gunung berapi purba. Material yang dikenal sebagai tufa ini merupakan hasil lontaran besar dari kawah gunung berapi raksasa yang lokasinya kini diperkirakan berada di area Danau Bolsena.
Studi geologi juga menunjukkan bahwa tebing kota tersebut tersusun dari material vulkanik dengan tekstur yang bervariasi, ada yang lebih padat dan ada pula yang kurang padat. Susunan material inilah yang memberikan Orvieto keunggulan strategis sebagai benteng alami, berkat tebingnya yang curam dan sulit ditembus.
2. Jaringan misterius kota bawah tanah yang digali sejak Era Etruska

Keunikan Orvieto juga dapat ditemukan di bagian bawah kota. Di dalam tebing vulkanik terdapat jaringan terowongan dan gua buatan manusia yang dikenal sebagai Orvieto Underground.
Dilansir laman Il Labirinto di Adriano, labirin bawah tanah ini memiliki asal-usul yang sangat kuno, sudah digunakan oleh Bangsa Etruska. Mereka ahli dalam hidrolika dan menggali sumur serta waduk untuk memastikan pasokan air, yang kemudian dikembangkan menjadi terowongan, gudang, hingga tempat penampungan selama Abad Pertengahan.
3. Katedral Orvieto sebagai mahakarya arsitektur gotik dengan fasad mozaik yang berkilauan

Di pusat kota Orvieto, tepat di pertemuan jalur utama, berdiri Duomo di Orvieto sebagai bangunan paling menonjol di kawasan tersebut. Gereja bergaya Gotik ini dikenal melalui fasadnya yang besar dan mudah dikenali dari berbagai sudut kota. Pembangunannya berlangsung hampir tiga abad dan berkaitan erat dengan kehidupan keagamaan serta pemerintahan Orvieto pada masa lampau.
Dilansir laman RomeCabs, fasad Duomo dihiasi mozaik berwarna, bas-relief detail, dan ukiran yang menggambarkan kisah Alkitab. Rancangan fasad dikerjakan oleh arsitek Lorenzo Maitani sejak 1290. Penggunaan mozaik emas pada bagian depan membuat tampilan katedral terlihat menonjol saat terkena cahaya matahari.
Bagian dalam katedral menampilkan pola garis hitam-putih yang khas. Salah satu ruang terpentingnya adalah Kapel San Brizio, yang berisi fresko bertema Hari Penghakiman karya Luca Signorelli. Karya ini sering dikaitkan dengan pengaruhnya terhadap perkembangan seni Renaisans awal, termasuk pada karya Michelangelo di Kapel Sistina.
4. Sumur Saint Patrick adalah keajaiban rekayasa abad ke-16 untuk memastikan pasokan air

Setelah melihat bangunan-bangunan utama di atas kota, perhatian beralih ke struktur penting yang berada di dalam tebing, yaitu Pozzo di San Patrizio. Sumur ini dibangun sebagai bagian dari strategi pertahanan Orvieto pada abad ke-16, ketika ancaman konflik politik masih sangat nyata.
Dilansir laman Live Orvieto, pembangunan sumur ini diperintahkan oleh Paus Klemens VII yang mengungsi ke Orvieto setelah Penjarahan Roma pada 1527. Tujuannya untuk memastikan pasokan air tetap tersedia jika kota mengalami pengepungan. Paus kemudian menugaskan arsitek Antonio da Sangallo Muda untuk merancang sumur dengan kedalaman yang mampu menjangkau sumber air di bawah tebing.
Sumur sedalam sekitar 54 meter ini memiliki rancangan dua tangga spiral terpisah yang tidak saling bersinggungan. Desain tersebut memungkinkan hewan pengangkut air turun dan naik melalui jalur berbeda, sehingga aktivitas pengambilan air dapat berlangsung lancar tanpa saling menghalangi.
5. Jejak sejarah bangsa Etruska sebagai penduduk paling awal di tebing ini

Sebelum dikenal dengan nama Orvieto, tebing tufa ini telah menjadi pusat peradaban kuno Bangsa Etruska di Italia tengah. Jejak sejarah kota ini muncul jauh sebelum periode Abad Pertengahan dan Renaisans. Kawasan tersebut berkembang sebagai salah satu titik penting yang turut membentuk dinamika awal peradaban di Semenanjung Italia.
Dilansir laman Trips 2 Italy, Orvieto telah berperan sebagai kota utama Bangsa Etruska sejak abad ke-9 SM. Saat itu, kota yang dikenal dengan nama Velzna berfungsi sebagai pusat perdagangan dan kegiatan keagamaan. Velzna tercatat sebagai anggota Dodecapolis atau Liga Dua Belas Kota Etruska dan kerap dikaitkan dengan Fanum Voltumnae, lokasi pertemuan religius para pemimpin Etruska.
Pengepungan panjang oleh Romawi pada abad ke-3 SM akhirnya mengakhiri kekuasaan Etruska di kawasan ini. Upaya Romawi untuk menghapus pengaruh lama tidak sepenuhnya berhasil. Peninggalan Etruska masih dapat dijumpai di area pemakaman kuno di kaki tebing serta melalui berbagai artefak yang tersimpan di museum setempat.
Orvieto menyimpan lapisan sejarah dari berbagai periode, mulai dari peradaban Etruska, jaringan bawah tanah, hingga bangunan Gotik yang mendominasi pusat kota. Letaknya di atas tebing vulkanik memberi konteks unik bagi perkembangan kota, dengan perpaduan geologi, sejarah, dan arsitektur yang khas di Italia.



















