5 Fakta Lalat Kuda, Gigitannya Sebabkan Berbagai Gejala Penyakit

- Lalat kuda bernama Tabanidae, aktif di musim panas dan gugur, menghisap darah hewan ternak dan manusia.
- Ukuran lalat kuda sekitar 10-30 mm, memiliki mata besar berwarna hijau atau ungu, serta cakar untuk mengangkat mangsanya.
- Lalat kuda menyerang saat dalam keadaan gelap, tertarik pada cahaya siang hari, bisa masuk rumah dan tidak menyebarkan penyakit serius.
Lalat kuda bernama imiah Tabanidae dalam genus Tabanus. Nama Tabanus sendiri digunakan oleh sarjana Romawi kuno, Pliny the Younger. Saat ini nama tersebut dipakai sebagai nama genus untuk Tabanus americanus atau lalat kuda Amerika. Di sini hanya fokus membahas lalat kuda umum.
Lalat kuda ditemukan di seluruh dunia habitatnya berada di suhu ekstrim, habitat kering, pinggiran kota, pedesaan, kolam, rawa asin, danau dangkal, sungai, perumahan, dll. Mereka biasanya dapat ditemui di musim panas dan musim gugur yang aktif di siang hari.
Betina lalat kuda lah yang bertugas menghisap darah sasarannya baik hewan ternak seperti sapi dan kuda, serta manusia. Jantan merupakan pemakan serbuk sari, nektar, bunga leptospermum, melaleuca, grevillea dan didiscus.
Patut diwaspadai serangga penghisap darah ini sehingga mari kita cari tahu seperti apa profil lalat kuda berikut.
1. Ciri fisik lalat kuda

Pestworld dilansir, tubuhnya dominan abu-abu atau kehitaman dengan sayap tak memiliki area gelap, namun sebagian spesies menujukkan sebaliknya. Ukuran mata mereka besar yang berwarna hijau atau ungu dengan garis-garis horizontal dan memiliki antena pendek
Panjangnya sendiri sekitar 10-30 mm, mempunyai enam kaki, bertubuh kekar disertai dengan antena pendek berbentuk cincin dan tidak berbulu. Ada perbedaan mata, si jantan matanya posisi bersentuhan, sedangkan mata si betina terpisah.
Selain itu, terdapat bulu-bulu di kepalanya merupakan bagian tengah tubuhnya, memiliki sayap berwarna abu-abu atau cokelat. Kakinya memiliki cakar berfungsi untuk mengangkat mangsanya, jelas A-z animals.
2. Lokasi lalat kuda menunggu untuk menyerang pihak lain

Menurut University of Florida IFAS Extension, lalat kuda biasanya menunggu objek penyerangan di tempat teduh, di bawah semak-semak dan pepohonan terutama saat dalam keadaan gelap keadaan paling rentan diserang.
Selain itu, mereka juga tertarik pada cahaya siang hari dengan puncak pertama saat matahari terbit selama tiga jam. Puncak kedua terjadi dua jam sebelum matahari terbenam. Frekuensi serangan rendah saat hari mendung dengan suhu di bawah 22 derajat Celcius serta di atas 32 derajat Celcius.
Dikatakan lalat kuda memiliki kecepatan terbang sebanyak 90 mil per jam untuk mengincar objeknya.
3. Efek dari gigitan lalat kuda

Orkin mengatakan, mulut si betina seperti spons digunakan untuk menyedot darah dan menyayat jaringan dan pembuluh darah serta menyebabkan darah mengalir ke luka. Sebenarnya jantan juga memiliki mulut serupa, namun serangannya jauh lebih lemah.
Hati-hati, karena mereka bisa saja masuk rumah tanpa sengaja melalui jendela dan pintu yang terbuka. Tanda awal setelah digigit adalah adanya pembengkakan dan area merah yang gatal di sekitaran gigitan. Jika digaruk terus menerus dapat menyebabkan infeksi bakteri sekunder jika tak ditangani dengan benar.
Mereka biasanya menyerang herwan ternak akibatnya mengalami kelesuan, penurunan berat badan dan bahkan berpotensi kematian. Betina menggunakan isyarat kimia untuk menemukan lokasi inangnya. Karbon dioksida yang dikeluarkan hewan berdarah panas memberikan sinyal kepada lalat kuda untuk datang walaupun itu jaraknya jauh.
Bagi manusia, walaupun tidak menyebarkan penyakit serius terhadap manusia, tetapi jika terkena gigitannya akan mengakibatkan luka memar, demam tinggi dan alergi, dikutip Ecospark.
4. Tahap kehidupan lalat kuda

Tabanidae mengalami 4 tahap kehidupan mulai dari telur, larva, kepompong dan dewasa. Betina menghasilkan hingga beberapa ratus telur. Anak telurnya akan menetas dalam waktu 5-12 hari.
Ketika telur menjadi larva, mereka biasanya cenderung berada di perairan. Larva bernafas melalui siphon trakea dan tahap larva bisa berlangsung beberapa bulan hingga satu tahun. Larva akan berpindah ke tempat lebih kering untuk siap menjadi kepompong dan dua hari setelahnya sudah jadi kepompong.
5. Cara menghindari serangan serangga ini

Natran Green Pest Control melansir, cara untuk mengusir lalat kuda. Hilangkan genangan air di rumah. Semprotkan minyak serai di halaman atau ruangan rumah karena lalat ini tidak menyukai bau minyak esensial. Taruh banyak bunga karena itu menarik perhatian lebah karena lalat kuda tak menyukai lebah.
Jika kamu mempunyai hewan ternak, cara terbaiknya adalah menyemprotkan hewan tersebut dengan pyretherin. Pyrethrin sendiri merupakan pestisida alami berasal dari tanaman krisan. Terakhir, jika tak mau repot, hubungi ahli pengendalian hama internasional untuk solusi yang komprehensif.
Meskipun membawa gejala penyakit, si lalat kuda memiliki tubuh lunak dan tidak menyengat sehingga tak memiliki pertahanan alami dan tentu rentan diserang oleh predatornya.
Adapun predatornya seperti lalat tachinid, nematoda, jamur dan burung.
Tawon cenderung menempel pada telur lalat kuda untuk menetaskan telurnya sendiri dan menggunakan lalat kuda untuk memberi makan anaknya.