5 Fakta Menarik Rakun Pemakan Kepiting, Gak Cuma Makan Kepiting!

- Spesies rakun pemakan kepiting hanya bisa ditemukan di Amerika Selatan dan tengah, dengan habitat yang beragam.
- Rakun pemakan kepiting merupakan omnivor yang bisa makan kepiting, udang, ikan, buah-buahan, dan hewan lainnya.
- Rakun pemakan kepiting dikategorikan sebagai hewan semi arboreal yang memiliki kemampuan memanjat baik dan badan ramping.
Jika membahas rakun, pasti kamu akan membayangkan mamalia omnivor yang hidup di perkotaan, punya badan gemuk, dan sering mengais tong sampah. Hal tersebut tidak salah, namun gak semua rakun hidup di perkotaan. Justru, ada beberapa spesies rakun yang hidup alam liar dan justru takut dengan manusia. Nah, salah satunya adalah Procyon cancrivorus atau rakun pemakan kepiting.
Berbeda dari kerabatnya yang hidup di kota, rakun pemakan kepiting lebih suka hidup di area lembap. Gak cuma itu, ia juga lebih ramping dan memiliki kemampuan memanjat yang baik. Ia memang punya kata "pemakan kepiting" di namanya, namun makanannya tak cuma kepiting. Nah, mari kita ulik berbagai fakta tentang rakun pemakan kepiting di artikel berikut!
1. Spesies endemik benua Amerika

Dilansir GBIF, rakun pemakan kepiting hanya bisa ditemukan di Amerika Selatan dan tengah. Karena hal tersebut, ia menjadi satwa endemik benua Amerika. Lebih lanjut, penyebarannya sendiri mencakup beberapa negara, seperti Panama, Kolombia, Ekuador, Suriname, Kolombia, Peru, Brazil, hingga Argentina. Sama seperti rakun biasa, rakun pemakan kepiting juga punya habitat yang beragam. Hanya saja, secara umum rakun pemakan kepiting lebih sering ditemukan di hutan, area lembap, kebun, dan pepohonan. Berbeda dari rakun biasa, rakun pemakan kepiting tidak terlalu suka hidup di perkotaan.
2. Bisa makan kepiting hingga buah-buahan

Sejatinya, makanan hewan ini tak terbatas pada kepiting. Dilansir Animalia, rakun pemakan kepiting merupakan omnivor yang bisa memakan apapun. Pertama, makanan kesukaannya adalah krustasea seperti kepiting dan udang. Kemudian, ia juga bisa memakan hewan air lain seperti ikan, kerang, dan moluska. Tak cuma itu, bahkan hewan ini juga sering memakan telur hewan, amfibi, reptil kecil, mamalia kecil, hingga buah-buahan. Andalkan gigitanya yang tajam dan rahangnya yang kuat, rakun pemakan kepiting bisa memotong, mengoyak, dan menggigit semua makanannya dengan mudah.
3. Termasuk hewan semi arboreal

Secara umum, rakun pemakan kepiting memang dikategorikan sebagai hewan terestrial yang hidup di atas tanah. Namun, laman JungleDragon menerangkan kalau hewan ini sering menghabiskan banyak waktunya di atas pohon. Oleh sebab itu, ia juga diklasifikasikan sebagai hewan semi arboreal. Lebih lanjut, ia merupakan hewan nokturnal yang lebih aktif pada malam hari.
Sebagai hewan semi arboreal, tentunya rakun ini memiliki kemampuan memanjat yang baik. Pertama, kakinya yang kuat dan cakarnya yang tajam digunakan untuk mencengkeram batang dan ranting. Selain itu, cakarnya juga bisa digunakan untuk menggali tanah. Kemudian, badannya yang ramping dan ekonya yang panjang membantunya menyeimbangkan tubuh dan membuat gerakannya jadi makin lincah.
4. Punya hubungan yang baik dengan spesies rakun lain

Laman iNaturalist menerangkan kalau rakun pemakan kepiting hidup berdampingan dengan rakun biasa. Uniknya, mereka memiliki hubungan yang sangat baik. Dalam hal ini, keduanya hampir tidak pernah berkonflik, bertarung, bertengkar, atau melakukan perkawinan silang. Nah, hal tersebut disebut hubungan sympatric dan sering terjadi di dunia hewan.
Hal tersebut bisa terjadi karena beberapa hal. Pertama, rakun pemakan kepiting dan rakun biasa hidup di daerah yang agak berbeda. Pertama, rakun pemakan kepiting hidup di sekitar sungai. Sementara itu, rakun biasa lebih suka hidup di rawa dan area bakau. Selain itu, rakun biasa dan rakun pemakan kepiting juga mengisi relung ekologi yang berbeda sehingga mereka punya kehidupan masing-masing.
5. Punya badan yang ramping

Berbeda dari rakun biasa yang gemuk, rakun pemakan kepiting justru memiliki badan yang ramping dan memanjang. Lebih lanjut, laman Animal Diversity Web menjelaskan kalau bobotnya mencapai 7 kilogram dan panjang maksimalnya mencapai 65 centimeter. Warna dan coraknya tak terlalu berbeda dari rakun lain, yaitu badan berwarna cokelat atau abu-abu, ekor yang dihiasi corak garis berwarna hitam, mata yang diselimuti corak hitam, dan bagian bawah tubuh berwarna putih. Nah, perpaduan corak dan warna tersebut digunakan rakun pemakan kepiting untuk berkamuflase di malam hari.
Ternyata, rakun pemakan kepiting merupakan spesies rakun unik yang sangat berbeda dengan rakun biasa. Nah, semua keunikan tersebut merupakan adaptasinya untuk hidup di alam liar yang keras dan berbahaya. Andalkan semua keunikannya, hewan ini bisa berburu dengan mudah, berkamuflase dengan sempurna, dan tak perlu takut dengan ancaman predator.


















