Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Mengenai Teori Otak Kanan dan Otak Kiri

Ilustrasi otak kanan dan kiri (pixabay.com/ElisaRiva)

Kecerdasan setiap orang sangat beragam. Ada orang yang pintar di pelajaran matematika, ada yang pintar bermain alat musik, dan ada juga yang pintar di bidang olahraga. Semua orang memiliki tipe kecerdasannya masing-masing dan hal itulah yang membuat semua manusia unik.

Otak manusia adalah organ tubuh yang sangat kompleks. Tanpa otak, manusia tidak dapat melakukan aktivitas secara normal. Semua fungsi penting di dalam tubuh manusia berpusat di otak. Oleh karena sangat pentingnya otak bagi manusia, orang-orang mulai mencari informasi tentang otak mereka. Umumnya, semua orang sudah pernah mendengar teori tentang otak kanan dan otak kiri.

1. Sejarah teori otak kanan dan otak kiri

Ilustrasi buku | pixabay.com/StockSnap

Dilansir verywellmind, teori otak kanan dan otak kiri dicetuskan pertama kali oleh Roger W. Sperry, seorang neuropsikolog yang dianugerahi Penghargaan Nobel pada tahun 1981. Ia mempelajari fungsi otak seorang pasien yang korpus kalosumnya dipotong melalui pembedahan untuk mengobati penyakit epilepsi refrakter.

Korpus kalosum sendiri adalah jembatan yang menghubungkan otak kanan dan otak kiri, yang berfungsi sebagai media transmisi atau perpindahan sinyal antara kedua belahan otak.

Setelah korpus kalosum pasien tersebut dipotong, dia mendapati pasien tidak dapat menyebutkan nama objek yang diproses oleh sisi kanan otak tetapi mampu menyebutkan nama objek yang diproses oleh sisi kiri otak. Berdasarkan informasi ini, Sperry berpendapat bahwa bahasa dikendalikan oleh sisi kiri otak.

2. Perbedaan fungsi otak kanan dan otak kiri

Ilustrasi orang main catur | pexels.com/emre keshavarz

Dilansir Mayfieldclinic, otak kiri mengontrol kemampuan berbicara, pemahaman, aritmatika, dan menulis. Secara singkat, seseorang yang dominan otak kiri memiliki kemampuan berbahasa dan berhitung yang bagus. Sebagai contoh, seseorang mungkin dapat belajar bahasa asing dengan lebih mudah atau dapat menggunakan rumus matematika dengan logika yang dimilikinya.

Sedangkan, otak kanan mengontrol kreativitas, kemampuan spasial, artistik, dan keterampilan bermusik. Secara singkat, seseorang yang dominan otak kanan memiliki kreativitas yang bagus. Sebagai contoh, seseorang mungkin dapat melukis sebuah gambar yang terlihat lebih unik dari gambar yang dilukis sebagian besar orang atau dapat lebih cepat belajar suatu lagu untuk dimainkan pada alat musik tertentu.

3. Otak kanan dan otak kiri yang bekerjasama

Ilustrasi bekerjasama | pexels.com/fauxels

Dilansir dari Queensland Brain Institute, otak kanan dan otak kiri dihubungkan oleh seikat serabut saraf yang disebut korpus kalosum yang memastikan kedua sisi otak dapat berkomunikasi dan saling mengirim sinyal. Jika korpus kalosum terputus, belahan otak tidak dapat berkomunikasi dengan baik, dan hilangnya berbagai fungsi seperti, perubahan pada penglihatan, ucapan, dan memori. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa otak kanan dan otak kiri harus bekerjasama untuk melakukan suatu pekerjaan. Otak kanan tidak dapat bekerja sendiri, begitu pula otak kiri.

4. Kemampuan otak dapat dilatih

Ilustrasi orang cerdas | pexels.com/Andrea Piacquadio

Kemampuan otak setiap orang berbeda-beda. Tetapi apakah kemampuan otak dapat dilatih? Tentu saja bisa. Sebagai contoh, dilansir Harvard Health Publishing, penelitian telah menunjukkan bahwa latihan fisik secara teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan fungsi kognitif seperti daya ingat, pemecahan masalah, konsentrasi, dan perhatian terhadap detail. Bermain gim yang membutuhkan logika juga dapat mempertajam otak.

5. Teori dominan otak kanan atau otak kiri adalah mitos

Ilustrasi tanda tanya | pexels.com

Selama ini banyak orang yang percaya bahwa kemampuan mereka didominasi oleh salah satu bagian otak tertentu, otak kanan atau kiri. Tetapi, teori ini ternyata adalah mitos. Dilansir Science Daily, penelitian yang dilakukan selama dua tahun oleh para peneliti dari Universitas Utah menyanggah mitos itu dengan mengidentifikasi jaringan tertentu di otak kanan dan kiri yang memproses fungsi lateral.

Lateralisasi fungsi otak mempunyai arti bahwa ada proses mental tertentu yang terutama dikhususkan untuk salah satu bagian otak kanan atau kiri. Selama penelitian, para peneliti mengamati otak yang sedang beristirahat dari 1.011 orang berusia antara 7 sampai 29 tahun.

Pada setiap orang, mereka mempelajari lateralisasi fungsi otak dan tidak menemukan hubungan bahwa individu lebih suka menggunakan salah satu bagian otak, otak kanan atau otak kiri lebih sering.

Oleh karena banyaknya mitos yang beredar, kita diharapkan untuk dapat lebih bijak dalam menanggapi informasi yang beredar, khususnya informasi yang bersumber dari sosial media.

Walaupun mitos sangat mudah untuk dipercayai, kita harus tetap waspada dan pandai memilah-milah setiap informasi yang kita terima. Tes untuk menentukan apakah kita dominan otak kanan atau otak kiri yang beredar di internet kita anggap sebagai hiburan saja, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us