5 Fakta Merpati Merah Muda, Cari Makan Sejauh 6-8 Kilometer

Merpati merah muda atau pink pigeon merupakan spesies merpati endemik Mauritius, penyebarannya sangat terbatas. Mereka berada dalam famili Columbidae dan memiliki nama ilmiah Nesoenas mayeri. Panjang tubuhnya mencapai 36-38 sentimeter dan beratnya 350 gram. Perlu kamu tahu bahwa merpati ini ternyata hampir punah di tahun 1990-an. Berada diambang kepunahan pada tahun 1991 saat hanya ada 10 burung tersisa.
Tapi, populasinya meningkat karena upaya konservasi dari Durrell Wildlife Conservation Trust yang dilakukan sejak tahun 1977. Kamu bisa langsung mengenalinya karena rona pink pada bulunya yang menarik perhatian. Yuk, kenalan lebih baik dengan mereka melalui fakta-fakta berikut ini.
1. Wilayah penyebaran merpati merah muda

Penyebaran merpati merah muda hanya ada di Pulau Mascarene di Mauritius. Sebuah pulau kecil di sebelah timur Madagaskar di Samudra Hindia dan Pulau Isle aux Aigrettes yang bebas predator. Mereka juga bisa kamu temui di lima lokasi berbeda di Black River Gorges National Park.
Animalia menginformasikan bahwa mereka lebih suka menghuni hutan dataran tinggi yang selalu hijau (evergreen), tapi juga ditemukan di hutan pantai dengan tumbuhan asli. Ditemukan di ketinggian di atas 300 meter.
2. Mereka tidak bermigrasi

Spesies merpati ini tidak bermigrasi, tapi melakukan perjalanan jarak pendek antara tempat bertengger dan area mencari makannya. Biasanya menjelajah sejauh 6-8 kilometer. Mereka mencari makan di siang hari bersama pasangannya atau dalam kelompok keluarga di kanopi hutan atau permukaan tanah di hutan. Menu makan merpati merah muda terdiri dari pucuk tanaman, buah-buahan, dedaunan, bunga dan biji-bijian.
3. Mereka sangat teritorial

Berdasarkan informasi dari Oiseaux Birds, merpati merah muda ternyata sangat teritorial, lho. Mereka akan menginformasikan batas wilayahnya melalui pertunjukan penerbangan yang diiringi oleh vokalisasi khusus. Merpati ini terbang di atas kanopi hutan sambil mengepakkan sayapnya dengan cepat, lalu meluncur kembali ke hutan dalam kondisi sayap horizontal serta ekornya dilebarkan.
Penerbangannya nampak mudah, meluncur bergantian dengan gerakan mengepakkan sayap. Merpati merah muda bisa terbang perlahan dan sayapnya menghasilkan suara seperti terompet selama penerbangan.
4. Bagaimana cara berkomunikasinya?

Sumber yang sama menjelaskan bahwa panggilan merpati pink saat mencoba mengirimkan informasi berupa 'coo-coo-cooooo-oooo' bernada rendah dan monoton, disuarakan dari tempat bertenggernya. Selain itu, selama musim kawin, jantan mengeluarkan panggilan yang terdengar seperti 'coo-woo-wah, coo-woo-wah'. Ada juga suara dengusan 'wah-wah' saat terbang.
Jantan teritorial yang kembali ke tempat bertenggernya setelah mengejar dan mendekati betina akan mengeluarkan panggilan khusus. Seperti suasana hatinya sedang baik, 'wa-wah-wahk-wah' yang keras dan sengau. Ada juga nada tunggu yang lebih lembut terdengar saat proses perkawinan.
5. Sistem perkawinan merpati merah muda

Sistem perkawinan merpati merah muda adalah monogami, setia pada satu pasangan seumur hidupnya. Musim kawinnya terjadi pada bulan Agustus-September, tapi mereka juga bisa kawin kapanpun sepanjang tahun. Pada periode tersebut, jantan akan mendekati betina dengan pertunjukan yang dikenal sebagai 'step and bow'. Setelah proses pendekatan dan perkawinan selesai, betina menghasilkan 2 telur yang dierami selama dua minggu.
Jantan akan mengerami telurnya selama siang hari dan betina di malam hingga dini hari. Anaknya menetas dengan mata tertutup dan baru bisa terbang pada usia 2-4 minggu, tapi tetap bersama induknya untuk diberi makan. Di usia 4-7 minggu mereka sudah meninggalkan saran dan hidup mandiri.
Merpati merah muda ternyata sangat teritorial, ya. Mereka juga melakukan perjalanan sejauh 6-8 kilometer untuk mencari makan. Sayangnya, spesies ini diklasifikasikan sebagai Vulnerable oleh IUCN di tahun 2018 dan tren populasinya masih stabil. Ancaman utamanya adalah degradasi habitat, adanya pemangsa baru dan berbagai penyakit di alam liar.