Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Negara Kepulauan Marshall, Menginspirasi Kartun Spongebob! 

potret lokasi Kepulauan Marshall (commons.wikimedia.org/TUBS)

Kepulauan Marshall adalah negara yang terletak di Samudra Pasifik bagian tengah. Kepulauan ini terdiri dari beberapa pulau paling timur di subkawasan Mikronesia. Kepulauan Marshall terdiri dari lebih dari 1.200 pulau dan pulau kecil dalam dua rangkaian atol karang paralel, Ratak (Matahari Terbit) di sebelah timur dan Ralik (Matahari Terbenam), di sebelah barat. Rangkaian tersebut terletak sekitar 125 mil (200 km) terpisah dan membentang sekitar 800 mil dari barat laut ke tenggara.

Atol Majuro adalah ibu kota nominal Kepulauan Marshall. Kantor pemerintahan terletak di kota Delap-Uliga-Djarrit, yang dinamai berdasarkan tiga pulau yang dulunya terpisah tetapi kemudian disatukan oleh tempat pembuangan sampah. Kepulauan Marshall dikelola oleh Amerika Serikat sebagai bagian dari Wilayah Perwalian Kepulauan Pasifik (TTPI) dari tahun 1947 hingga 1986, ketika wilayah perwalian tersebut dibubarkan oleh Pemerintah AS.

Yuk, simak fakta-fakta tentang Kepulauan Marshall berikut ini!

1. Kepulauan Marshall terdiri dari 870 sistem terumbu karang dan 160 spesies karang

potret pantai Kepulauan Marshall (commons.wikimedia.org/PICT0572)

Ada 29 atol terpisah di Kepulauan Marshall, yang berisi total 1.225 pulau, 870 sistem terumbu karang, dan 160 spesies karang. Negara ini merupakan salah satu dari empat negara atol di dunia. Sebagian besar pulau-pulau tersebut sangat sempit sehingga hanya ada satu jalan yang membentang di sepanjang pulau. Tidak ada mamalia asli di Kepulauan Marshall, tetapi negara ini penuh dengan kehidupan laut, termasuk lebih dari 1.000 spesies ikan.

2. AS masih bertanggung jawab atas keamanan dan pertahanan Kepulauan Marshall hingga saat ini

ilustrasi tentara AS (pexels.com/Somchai Kongkamsri)

Amerika Serikat menyediakan bantuan jutaan dolar setiap tahun dan masih mengendalikan keamanan dan pertahanan pulau-pulau tersebut, di bawah kerangka Compact of Free Association (COFA) yang berlaku sejak tahun 1986. AS juga menyewakan Atol Kwajalein sebagai pangkalan dan tempat uji coba rudal. Sejumlah pulau terlarang karena kehadiran militer AS. Akibatnya, Kepulauan Marshall menjadi salah satu dari 22 negara di dunia yang tidak memiliki militer tetap.

3. Suaka hiu terbesar di dunia ada di Kepulauan Marshall

ilustrasi hiu (pexels.com/Samson Bush)

Pada tahun 2011, Pemerintah Kepulauan Marshall mendirikan suaka hiu terbesar di dunia. Para pejabat pemerintah memperkenalkan undang-undang baru untuk melarang penangkapan ikan hiu komersial di seluruh perairan negara seluas 768.547 mil persegi (1.9990.530 km persegi). Hanya Palau, Honduras, Tokelau, Maladewa, dan Bahama yang telah membuat komitmen serupa. Kepulauan Marshall merupakan rumah bagi berbagai jenis hiu, banyak di antaranya yang terancam punah.

4. Kepulauan Marshall menjadi tempat uji coba nuklir oleh AS selama bertahun-tahun

potret uji coba nuklir AS di Kepulauan Marshall (pexels.com/Pixabay)

Selama periode 1947-1994, Kepulauan Marshall menjadi bagian dari Wilayah Perwalian Kepulauan Pasifik (TTPI), wilayah perwalian Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dikelola oleh AS. Selama periode ini, Atol Bikini dan Enewetak digunakan untuk uji coba senjata nuklir secara ekstensif. AS meledakkan 67 bom atom di pulau-pulau tersebut antara tahun 1946 dan 1958. AS juga menjatuhkan bom hidrogen pertama dari pesawat pada tahun 1954, yang meledakkan seluruh pulau dalam prosesnya.

Pada akhir tahun 1960-an, pihak berwenang mulai menyuarakan kekhawatiran serius tentang tingkat radiasi yang berbahaya di pulau-pulau tersebut. Pada tahun 1969, AS mulai mendekontaminasi Atol Bikini dan mengevakuasi pulau-pulau tersebut. Banyak dari mereka yang terpapar oleh tradisi tingkat tinggi tersebut mengalami masalah kesehatan yang parah. AS juga membangun kubah beton besar untuk mengubur lebih dari 87.782 m kubik (3.100.000 kaki kubik) tanah dan puing-puing radioaktif.

5. Kepulauan Marshall memiliki salah satu ketinggian rata-rata terendah di dunia

potret Atol Bikini di Kepulauan Marshall (commons.wikimedia.org/UNESCO)

Kepulauan Marshall memiliki ketinggian rata-rata dua meter. Hal ini, ditambah dengan dampak pemanasan global, berarti Kepulauan Marshall berada dalam ancaman serius. Setidaknya 40% bangunan yang ada di Majuro terancam oleh naiknya permukaan air laut. Selain itu, menurut Bank Dunia, setidaknya 96% dari kota juga berisiko mengalami banjir.

Ternyata Kepulauan Marshall memiliki banyak fakta menarik. Semoga informasi ini menambah wawasan kamu mengenai negara-negara di kawasan Pasifik Selatan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Raynor Argaditya
EditorRaynor Argaditya
Follow Us