5 Fakta Stylops Melittae, Serangga yang Mengambil Alih Tubuh Lebah

- Stylops melittae hidup di dalam tubuh lebah betina, menyerap nutrisi tanpa membunuhnya.
- Parasit ini mengubah perilaku inangnya, membuat lebah kehilangan kemampuan reproduksi dan fokus pada parasit.
- Jantan Stylops hanya hidup beberapa jam setelah keluar dari tubuh lebah untuk mencari betina dan kawin.
Siapa sangka, di balik tubuh seekor lebah pekerja yang tampak sibuk, bisa tersembunyi parasit kecil yang mengendalikannya dari dalam? Stylops melittae adalah salah satu contoh paling ekstrem dari hubungan parasit dan inang di dunia serangga. Serangga ini menunjukkan betapa aneh dan rumitnya strategi alam demi bertahan hidup.
Peneliti menyebut Stylops melittae sebagai bagian dari orto Strepsitera, yang dikenal dengan julukan twisted-wing parasites. Mereka bukan hanya menumpang, tapi juga mengubah perilaku inangnya secara total. Kehidupan mereka begitu ekstrem, hingga sulit dipercaya kalau makhluk sekecil ini bisa memanipulasi seekor lebah dewasa sepenuhnya. Berikut 5 fakta menarik Stylops melittae.
1. Hidup sepenuhnya di dalam tubuh lebah
Berbeda dari parasit biasa, Stylops melittae hidup sepenuhnya di dalam tubuh lebah betina dari genus Andrena. Oxford University Museum of Natural History menyebut bahwa Betina Stylops tidak pernah meninggalkan tubuh inang sepanjang hidupnya, sementara jantannya hanya keluar saat dewasa. Selama di dalam, ia menyerap nutrisi langsung dari jaringan lebah tanpa membunuhnya.
Yang unik, bentuk tubuh Stylops betina sangat sederhana—tanpa sayap, kaki, atau mata. Ia hanya tampak seperti jaringan lunak kecil di dalam tubuh lebah. Dari situlah ia tumbuh, bereproduksi, dan mati tanpa pernah melihat dunia luar.
2. Mengubah perilaku inangnya

Ketika lebah terinfeksi, Stylops melittae tidak hanya hidup di dalamnya, tapi juga mengubah perilaku sang lebah. Mengutip PLOS ONE, lebah yang terinfeksi sering berhenti mengumpulkan nektar dan serbuk sari, serta kehilangan kemampuan untuk bereproduksi. Fenomena ini disebut parasitic castration, dan merupakan cara si parasit memastikan energi lebah fokus untuk menopang dirinya.
Selain itu, lebah yang terinfeksi sering terlihat aneh dibanding lebah sehat—perutnya tampak bengkak dan bulu tubuhnya lebih jarang. Para peneliti meyakini ini sebagai hasil manipulasi hormonal yang disebabkan oleh keberadaan parasit di dalam jaringan lebah. Efeknya? lebah jadi seperti zombie biologis yang tak sadar tubuhnya telah diambil alih.
3. Jantan hidup hanya beberapa jam

Dilansir Royal Entomological Society, setelah keluar dari tubuh lebah inang, jantan Stylops melittae memiliki waktu yang sangat singkat untuk hidup—biasanya hanya beberapa jam saja. Dalam waktu sesingkat itu, tugas utamanya hanyalah menemukan betina dan kawin. Setelah kawin, jantan langsung mati, meninggalkan siklus hidup yang benar-benar singkat.
Sayap jantan berbentuk spiral khas Strepsiptera, membuatnya terlihat unik di antara serangga lain. Ia tidak makan, tidak mencari inang baru, dan hanya hidup untuk satu misi: memastikan generasi berikutnya lahir. Alam tampaknya menciptakan Stylops jantan sebagai simbol ekstrem efisiensi biologis.
4. Betina tidak pernah keluar dari tubuh lebah

Sepanjang hidupnya, betina Stylops melittae tidak pernah meninggalkan tubuh lebah inangnya. Tubuhnya seperti menyatu dengan lebah, dan bagian kepalanya kadang tampak di antara ruas perut lebah betina. Ia tetap berada di sana bahkan saat melahirkan ribuan larva kecil.
Larva itu kemudian keluar dan mencari lebah lain untuk ditumpangi. Siklus pun terulang kembali, menjadikan Stylops melittae salah satu parasit dengan strategi reproduksi paling efisien di dunia serangga. Cara hidup ini membuatnya tampak seperti makhluk dari film fiksi ilmiah—tapi nyata adanya di alam.
5. Menjadi objek studi evolusi ekstrem

Karena keunikannya, Stylops melittae sering dijadikan model penelitian untuk memahami evolusi parasit ekstrem. BMC Ecology and Evolution menyebut bahwa struktur tubuhnya yang sederhana dan perilaku reproduksinya yang tidak biasa membuatnya menarik bagi para ahli biologi evolusi. Studi tentang serangga ini membantu ilmuwan memahami bagaimana organisme bisa beradaptasi secara ekstrem terhadap gaya hidup parasitik.
Para ilmuwan juga mempelajari interaksi hormonal antara lebah dan parasit ini. Hasilnya menunjukkan bahwa manipulasi kimiawi Stylops dapat memengaruhi perilaku sosial lebah—sesuatu yang sebelumnya dianggap mustahil pada serangga sederhana. Dunia serangga memang tak pernah berhenti memberi kejutan.
Siapa sangka, di balik sayap lebah yang manis, tersembunyi makhluk yang mengendalikan hidupnya dari dalam. Stylops melittae bukan sekadar parasit, tapi fenomena biologis yang menantang batas pemahaman manusia tentang simbiosis. Dunia serangga jelas masih menyimpan banyak misteri—dan mungkin, cerita yang lebih aneh dan unik sedang menunggu ditemukan.