5 Fakta tentang Ledakan Kambrium, Fase Penting Evolusi di Masa Purba

Secara sederhana, ledakan kambrium dapat diartikan sebagai 'fase kemunculan banyak filum dan spesies makhluk hidup pada rentang waktu yang relatif singkat'. Letusan kambrium ini sangat penting bagi dunia sains, terutama evolusi.
Apa yang terjadi dalam ledakan kambrium tersebut? Dan bagaimana evolusi menjelaskan keberadaan banyak makhluk hidup yang hampir bersamaan? Jika kamu penasaran, yuk dibaca sampai tuntas.
1. Ledakan kambrium tidak sesederhana yang dibayangkan

Seperti ditulis dalam laman Nature, ledakan kambrium terjadi sekitar 530 hingga 600 juta tahun yang lalu. Fase yang terjadi dalam ledakan kambrium telah memunculkan hewan-hewan sejenis dengan artropoda, cacing, dan beberapa filum hewan sederhana lainnya.
Namun, ternyata ledakan kambrium tidak sesederhana yang dibayangkan oleh kebanyakan orang awam. Fase ini tidak muncul secara tiba-tiba, di mana ada proses peningkatan oksigen yang cukup masif dalam jangka waktu lama, membuat organisme sederhana dapat berevolusi dengan lebih cepat.
Ledakan kambrium juga memunculkan karnivor yang dianggap sebagai predator awal, sehingga mengubah lintasan evolusi secara masif. Proses ledakan kambrium ini juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan, terutama kondisi lautan pada zaman purba.
Pegunungan vulkanik yang berada di tengah laut dapat memicu peningkatan kadar kalsium yang sangat tinggi, sehingga perubahan drastis ini dapat mengubah jalur dan pemetaan evolusi. Meningkatnya kadar kalsium yang sangat tinggi di lautan menyebabkan terjadinya pembentukan tulang pada organisme di lautan.
2. Siapa bilang ledakan kambrium berlangsung sangat cepat? Faktanya, fase ini terjadi selama lebih dari 50 juta tahun

Ledakan kambrium merupakan fase penting yang terjadi pada era Paleozoikum atau era di mana kehidupan kompleks mulai terbentuk secara utuh dan sempurna. Laman Live Science mencatat bahwa ledakan kambrium terjadi selama 53 juta tahun.
Rentang waktu selama 53 juta tahun tentu merupakan waktu yang sangat lama untuk membentuk kehidupan kompleks di lautan. Dibutuhkan faktor-faktor tambahan untuk mendukung pembentukan kehidupan tersebut.
Pada awal fase kambrium, keadaan Bumi secara umum adalah bersuhu sangat dingin. Namun, seiring berjalannya waktu, terdapat masa di mana Bumi menghangat. Perubahan iklim dan cuaca ini memicu perubahan ekstrem yang juga terjadi di lautan.
Jika waktu jutaan tahun saja sudah dapat menghasilkan organisme yang cukup kompleks, apalagi jika waktu berlangsung selama 53 juta tahun. Tentu rentang waktu sepanjang ini dapat memberikan banyak waktu bagi organisme lautan untuk berevolusi secara masif, dan ini bukan hal aneh yang perlu diperdebatkan.
3. Teori ledakan kambrium dianggap bisa melawan teori evolusi, benarkah?

Ada sebagian kalangan beranggapan bahwa ledakan kambrium telah mematahkan teori evolusi yang digagas oleh Charles Darwin. Namun, benarkah demikian? Faktanya, ledakan kambrium justru memperkuat teori evolusi Darwin.
Berkeley University dalam jurnal sainsnya menyampaikan bahwa ledakan kambrium justru memperkuat apa yang pernah digagas oleh Darwin. Fase yang terjadi pada 530 juta tahun lalu tidak terjadi begitu saja. Dibutuhkan waktu yang amat sangat lama untuk membentuk beberapa filum hewan yang kompleks.
Evolusi yang berjalan lambat inilah yang menjadi dasar mengapa kata "ledakan" sebetulnya kurang tepat dalam bahasa sains. Ada fase-fase prakambrium (sebelum kambrium) yang telah lama terjadi, dan itu merupakan pondasi dasar bagi evolusi yang terjadi dalam masa ledakan kambrium.
4. Ledakan kambrium mengalami kepunahan secara masif

Kehadiran kehidupan kompleks yang nampak "tiba-tiba" tersebut ternyata juga punah secara "tiba-tiba", apa yang terjadi? Jika ledakan kambrium terjadi akibat meningkatnya jumlah oksigen di Bumi, maka kepunahan fase kambrium terjadi akibat berkurangnya oksigen secara masif di Bumi.
Laman New Scientist menjelaskan bahwa kadar oksigen yang melimpah di fase kambrium, ternyata berkurang drastis di masa-masa akhir kambrium. Berkurangnya oksigen ini membuat banyak organisme punah karena tidak dapat beradaptasi dengan baik.
Selain faktor oksigen, kemunculan hidrogen sulfida beracun di lautan juga memiliki andil cukup besar dalam kepunahan yang terjadi di fase kambrium. Peristiwa ini dianggap sebagai salah satu peristiwa seleksi alam terbesar yang pernah terjadi di Bumi, dan hanya organisme yang fit saja yang dapat bertahan hidup.
5. Setelah berakhirnya fase kambrium, evolusi terus berjalan hingga saat ini

Kehidupan terus berjalan, bahkan setelah fase kambrium punah. Beberapa organisme yang selamat dari kepunahan, mengembangkan kemampuan evolusionernya sebagai jawaban atas ganasnya alam.
Masa-masa setelah kepunahan kambrium terjadi sekitar 400 hingga 500 juta tahun silam. Rentang waktu ratusan juta tahun tersebut dapat membentuk organisme darat yang cukup kuat, seperti reptil purba.
British Geological Survey dalam lamannya mencatat bahwa pada awalnya--sekitar 400 juta tahun silam--tanaman mulai menyebar di area daratan, mulai dari lumut dan tanaman lainnya tumbuh subur hingga menjadi tanaman yang kompleks.
Siput air dan cacing merupakan sedikit dari organisme lautan yang berhasil survive pada masa-masa kepunahan Kambrium. Amfibi berevolusi secara masif pada era ini, di mana amfibi purba masih masuk dalam filum tertrapoda, yakni peralihan antara hewan air dan hewan darat.
Evolusi terus berjalan, dan dengan berjalannya waktu, semakin banyak percabangan spesies yang terjadi. Spesiasi inilah yang merupakan bukti betapa kehidupan sederhana di Bumi dapat menjadi sebuah kehidupan yang kompleks seperti saat ini.
Itulah lima fakta ilmiah tentang ledakan kambrium, fase penting bagi evolusi di masa purba. Semoga artikel kali ini dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan kamu, ya!