Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Tentang PM 2.5, Partikel Udara yang Mematikan Bagi Manusia! 

Pixabay.com/JuergenPM
Pixabay.com/JuergenPM

Nama PM 2.5 atau partikulat kini mulai akrab di telinga kita. Ini merupakan partikel udara super mini yang memiliki efek samping yang membahayakan bagi manusia apabila terhirup. Karena ukurannya yang super kecil, tak heran jika partikel PM 2.5 ini tidak kasat mata.

Ada beberapa faktor yang dapat memicu munculnya PM 2.5 di udara, salah satunya karena kondisi cuaca yang panas. Biar gak penasaran, berikut ini 5 fakta mengenai partikel PM 2.5 yang perlu kamu ketahui. Yuk, disimak!

1. Ukuran polutan PM 2.5 sekitar 3% dari diameter rambut manusia

Unsplash.com / Austin Ban
Unsplash.com / Austin Ban

Saking kecilnya, polutan PM 2.5 sulit untuk dijangkau mata sepertinya halnya rambut yang ada di kepala kita. PM 2.5 memiliki ukuran satu per tiga puluh dari diameter satu helai rambut manusia, itu artinya tiga puluh kali lebih kecil dari sehelai rambut di kepala atau sekitar 3 persen dari diameter rambut manusia.

Hal ini karena diameter PM 2.5 umumnya berukuran 2,5 mikrometer bahkan lebih kecil dari itu. sementara rata-rata rambut manusia memiliki diameter sekitar 70 mikrometer.

2. Dapat merusak lingkungan

Pixabay.com/Picography

Semakin mendominasinya partikel PM 2.5 di udara, maka akan ikut mempengaruhi kualitas lingkungan yang terdampak, salah satunya tanah. PM 2.5 dapat meningkatkan keasaman pada tanah dan air. Dengan begitu akan berdampak menurunkan kualitas tanah dan air dalam menghasilkan makanan dan mendukung keberlangsungan kehidupan. 

3. PM 2.5 dapat menimbulkan gangguan pernapasan

Unsplash.com / LinkedIn Sales Navigator
Unsplash.com / LinkedIn Sales Navigator

Jika terhirup, PM 2.5 akan mengganggu saluran pernapasan manusia. Alhasil, akan timbul sesak napas dan membuat berkurangnya fungsi paru-paru. Tak hanya itu, dapat juga menurunkan fungsi jantung sehingga bisa menyebabkan serangan jantung.

Selain gangguan pernapasan, manusia yang terdampak PM 2.5 juga akan mengalami iritasi mata, hidung hingga tenggorokan. Bahkan bisa sampai mengalami batuk.

4. Kebakaran hutan jadi salah satu pemicu utama meningkatnya PM 2.5

Unsplash.com/Markos Mant
Unsplash.com/Markos Mant

Saat ini Indonesia tengah mengalami musibah berupa kebakaran hutan yang berlangsung di sebagian wilayah Sumatera dan juga Kalimantan. Dampak dari kebakaran hutan yang masif ini membuat kualitas udara menjadi buruk yang ditandai dengan munculnya kabut asap pekat sehingga mengganggu jarak pandang dan memicu sesak napas.

Adapun partikel PM 2.5 muncul dari hasil pembakaran, salah satu kebakaran hutan. Kebakaran hutan yang meluas dapat menjadi pemicu utama meningkatnya kadar polutan udara beracun seperti PM 2.5.

Tak hanya kebakaran hutan saja yang menimbulkan PM 2.5, mengacu epa.vic.gov.au, pembakaran dari bahan-bahan seperti karet,plastik, bahkan emisi kendaraan dan pembangkit listrik berbahan bakar fosil juga dapat menghasilkan PM 2.5 yang semakin memperburuk kualitas udara.

5. Polutan PM 2.5 mampu menembus masker yang dipakai manusia

Pixabay.com/ResproPolska
Pixabay.com/ResproPolska

Untuk melindungi diri dari polutan mematikan ini tentu tidak bisa dengan menggunakan masker biasa yang umum dipakai banyak orang, seperti masker berbahan kain atau masker hijau yang dipakai tim bedah rumah sakit. Hal ini disebabkan oleh ukuran dari polutan PM 2.5 yang sangat mikro sehingga mudah sekali menembus masker.

Alhasil, untuk melindungi diri dari partikel udara ini, hendaknya memakai masker dengan tipe tertentu, seperti tipe Cambridge mask. Ini karena masker tersebut memiliki tiga lapisan filter udara yang bisa melindungi diri dari partikel kecil mematikan ini.

Demikianlah 5 fakta tentang partikel PM 2.5 yang mematikan bagi manusia. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) telah membuat pedoman bahwa rata-rata tahunan kadar polutan PM 2.5 harus di bawah 10 mikrogram (mcg) per meter kubik. Namun demikian kenyataan yang terjadi berbeda.

Mengacu World Economic Forum, tercatat sebagian besar populasi dunia tinggal di area dengan kadar PM 2.5 yang melebihi dari ambang  batas polutan yang menjadi pedoman WHO. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anggita Amelia
EditorAnggita Amelia
Follow Us