5 Fakta Unik Ayam Hutan Abu-Abu, Hanya Bisa Ditemukan di India!

Mungkin kamu hanya akrab dengan ayam konsumsi seperti ayam bangkok, ayam negeri, atau ayam kampung. Sebenarnya sangat wajar karena ketiganya merupakan ayam yang sering dijumpai dan dijual. Namun ayam-ayam tersebut sebenarnya adalah ayam yang sudah dimodifikasi oleh manusia dan bukan merupakan ayam liar. Jika berbicara mengenai ayam liar justru pembahasannya akan lebih luas.
Salah satunya dapat terlihat pada Gallus sonneratii atau ayam hutan abu-abu yang merupakan spesies ayam liar endemik India. Jika dibandingkan dengan ayam konsumsi tentunya ayam hutan abu-abu punya banyak perbedaan mulai dari ciri fisik, warna, kebiasaan, sampai ukuran. Tak hanya itu, ayam hutan abu-abu juga punya banyak keunikan yang tidak dimiliki oleh ayam-ayam konsumsi, lho.
1. Merupakan salah satu nenek moyang ayam domestik

Jika kamu belum tahu, ayam yang biasa kamu makan adalah ayam domestik atau Gallus domesticus. Ayam tersebut adalah hewan domestik yang dikembangkan, diternakan, dan didomestikasi oleh manusia selama ribuan tahun dalam upaya dijadikan hewan ternak. Dalam proses domestikasi tersebut sering dilakukan perkawinan silang antara berbagai spesies ayam hutan dan ayam hutan abu-abu jadi salah satu spesies ayam yang jadi nenek moyang ayam domestik.
Artikel di jurnal PLoS One menjelaskan kalau proses domestikasi ayam domestik tidak seperti domestikasi hewan lain. Biasanya hewan lain seperti anjing atau kucing domestik didomestikasi dari satu spesies hewan liar. Namun proses domestikasi ayam domestik lebih kompleks karena sepertinya ayam domestik didomestikasi dengan menggabungkan genetik dari berbagai spesies ayam hutan liar. Karena hal tersebut ayam domestik yang kita kenal punya ciri fisik dari hampir semua spesies ayam hutan yang ada, termasuk ayam hutan abu-abu.
2. Punya warna yang tidak terlalu mencolok jika dibandingkan dengan ayam hutan lain

Dapat dilihat kalau ayam hutan abu-abu cukup berbeda dari ayam hutan lain yang punya warna mencolok. Kerabatnya seperti ayam hutan merah dan ayam hutan hijau punya warna mencolok seperti merah, hijau, dan biru mengkilap. Namun ayam hutan abu-abu cenderung gelap dengan warna hitam, putih, cokelat, abu-abu, jingga, dan sedikit merah. Kemungkinan hal ini ada hubungannya dengan habitat hewan ini yang merupakan rerumputan kering, savana, dan bukan pepohonan atau hutan lebat.
Namun ayam ini juga serupa dengan spesies ayam lain karena sama-sama menunjukan dimorfisme seksual. Dalam hal ini individu betina punya ukuran yang lebih kecil dari individu jantan. Individu jantan juga punya jalu besar di kaki, warna yang lebih bervariasi, membran merah di kepala, dan ekor yang lebih panjang. Hal ini berbeda dari individu betina yang lebih kecil, tubuh yang dominan cokelat muda, bulu yang pendek, dan ketidakhadiran membran merah di sekitar wajah.
3. Merupakan hewan endemik India

Dilansir GBIF, ayam hutan abu-abu merupakan hewan endemik India dan hanya bisa ditemukan di India bagian selatan dan tengah. Secara spesifik penyebarannya mencakup beberapa daerah, seperti Semenanjung India, Gujarat, Madhya Pradesh, dan Rajastha Selatan. Ia tidak bisa ditemukan di negara lain sehingga jadi salah satu hewan yang cukup berharga bagi negara tersebut.
Kemampuan bertahan hidupnya juga cukup baik karena bisa hidup di dataran rendah, pinggir pantai, dataran tinggi, hutan, area pemukiman, area pertanian, rerumputan, sampai savana. Kemampuan terbang hewan ini tak seberapa bagus, namun ia masih bisa terbang dalam jarak pendek seperti terbang menyeberangi sungai, danau, atau terbang dari satu pohon ke pohon lain. Tapi unggas ini tidak terlalu suka terbang dan lebih sering terlihat berjalan di daratan sembari mencari makanan. Lagipula tubuhnya yang cukup gemuk juga tidak efektif untuk terbang, sayapnya juga tidak terlalu besar dan kuat.
4. Sering berkokok pada sore dan pagi hari

Ayam hutan abu-abu merupakan hewan diurnal yang artinya ia sangat aktif beraktivitas pada siang hari. Umumnya hewan ini akan terlihat berjalan di daratan entah sendirian atau dalam kelompok kecil. Layaknya ayam lain, ia akan mencari makanan berupa biji-bijian dan serangga kecil. Walau tergolong jarang hewan ini terkadang juga bisa ditemukan di pepohonan, khususnya pada malam, pagi, dan sore hari. Pepohonan biasanya dijadikan tempat bersembunyi dan beristirahat bagi hewan ini.
Ayam ini juga bisa berkokok dan akan berkokok pada dua waktu, yaitu pagi hari dan sore hari atau petang. Kokokannya hanya dikeluarkan oleh individu jantan dan suara tersebut sangat keras. Tak seperti ayam domestik, ayam hutan abu-abu tidak akan mengepakan sayapnya sebelum berkokok. Jika dideskripsikan, kokokannya cukup unik dan berbeda dengan suara ''Ku-kayak-kyuk-kyuk'', sangat berbeda dengan ayam domestik yang suara kokokannya, "Ku-kuk-kuk-uk" atau "kuk-kuruyuk."
5. Jadi mangsa utama bagi predator besar seperti harimau dan ular sanca

Di habitat asalnya, ayam hutan abu-abu termasuk mangsa utama bagi beberapa jenis hewan, seperti harimau, kucing hutan, ular sanca, buaya, burung predator, dan anjing hutan. Ukurannya yang cukup besar dan kemampuan terbangnya yang tidak terlalu baik membuat ayam ini cukup mudah ditangkap. Namun walau begitu ayam hutan abu-abu juga punya strategi pertahanan yang cukup baik, yaitu ia akan terbang ke atas pohon saat merasa terancam, jelas AviBase. Jika tak bisa terbang hewan ini juga bisa berkamuflase di rerumputan kering dan kayu kering dengan memanfaatkan bulunya yang berwarna cokelat dan abu-abu.
Ayam tidak melulu soal ayam domestik yang sering dimakan dan terlihat di depan rumah. Nyatanya spesies ayam sangat banyak dan salah satunya adalah ayam hutan abu-abu yang merupakan hewan endemik India. Jika dibandingkan dengan ayam domestik tentunya ciri fisik, warna, dan kebiasaan hewan ini sangat berbeda. Namun ia juga punya beberapa kemiripan dengan ayam domestik seperti sama-sama suka berkokok, sama-sama tidak ahli terbang, dan sama-sama menunjukan dimorfisme seksual.