5 Fakta Unik Eucomis Comosa, si Bunga Nanas dari Afrika Selatan

- Bentuknya mirip buah nanasEucomis comosa terlihat seperti buah nanas kecil dengan bunga berlapis dan mahkota hijau di atasnya. Warna bunganya bervariasi, membuatnya sering dipelihara di kebun botani dan taman hias.
- Asalnya dari pegunungan Afrika SelatanTanaman ini berasal dari wilayah pegunungan Afrika Selatan, Lesotho, dan Swaziland. Adaptasi pada kondisi ekstrem menjadikannya spesies penting dalam ekosistem dataran tinggi Afrika Selatan.
- Memiliki aroma yang tak terdugaAroma Eucomis comosa bisa mengeluarkan bau tajam yang menyerupai daging busuk, namun memiliki fungsi penting untuk menarik serangga
Kalau kamu pikir semua bunga tampil dengan kelopak lembut dan aroma harum, Eucomis comosa akan membuatmu terkejut. Bunga ini terlihat seperti buah nanas mini yang sedang mekar, lengkap dengan mahkota daun di puncaknya. Karena penampilannya yang nyentrik, orang sering menyebutnya pineapple lily atau bunga nanas.
Namun di balik tampilannya yang imut, Eucomis comosa punya banyak hal menarik. Mulai dari aroma yang tidak biasa, cara beradaptasi di tanah ekstrem, hingga kemampuannya tumbuh kembali setelah musim kering. Yuk, kita simak 5 fakta unik si bunga nanas ini!
1. Bentuknya mirip buah nanas

Sekilas, Eucomis comosa memang seperti buah nanas kecil yang tumbuh dari tanah. Struktur bunganya terdiri atas roset daun dan batang yang memunculkan deretan bunga kecil berlapis, lalu ditutup mahkota hijau di atasnya. Bentuk unik ini membuatnya tampak seperti hasil persilangan antara nanas dan lili.
Royal Horticultural Society menyebutkan bahwa tanaman ini sebenarnya bagian dari keluarga Asparagaceae, bukan keluarga nanas seperti yang sering disangka. Warna bunganya bervariasi dari hijau muda hingga ungu lembayung tergantung varietasnya. Karena keunikannya, bunga ini sering dipelihara di kebun botani dan taman hias di seluruh dunia.
2. Asalnya dari pegunungan Afrika Selatan
Eucomis comosa berasal dari wilayah pegunungan Afrika Selatan, Lesotho, dan Swaziland. Di alam liar, ia tumbuh di padang rumput lembap yang mendapat sinar matahari penuh dan curah hujan tinggi. Kondisi ini membuatnya sangat bergantung pada musim untuk berkembang.
Dilansir SANBI, tanaman ini memiliki akar umbi besar yang berfungsi menyimpan cadangan air. Itulah sebabnya ia tetap mampu bertahan hidup meski musim kering panjang melanda. Adaptasi ini menjadikannya spesies penting dalam ekosistem dataran tinggi Afrika Selatan.
3. Memiliki aroma yang tak terduga

Meski tampil memikat, aroma Eucomis comosa justru bisa bikin orang mengernyit. Beberapa varietasnya mengeluarkan bau tajam yang menyerupai daging busuk. Tapi jangan salah—bau ini punya fungsi penting bagi kelangsungan hidupnya,
Missouri Botanical Garden menginformasikan bahwa aroma tersebut digunakan untuk menarik serangga pengurai seperti lalat, yang menjadi penyerbuk utama bunga ini. Cara ini memungkinkan penyerbukan tetap berjalan bahkan di daerah dengan populasi lebah yang rendah.
4. Mekanisme penyerbukan yang unik

Selain aromanya, warna bunga Eucomis comosa juga memainkan peran penting dalam menarik penyerbuk. Warna ungu kehijauan yang lembut tampak lebih mencolok saat malam hari, sehingga memancing kunjungan ngengat dan lalat malam. Ketika serangga itu menghisap nektar, serbuk sari otomatis menempel di tubuh mereka.
Royal Botanic Gardens menyebutkan bahwa begitu serangga berpindah ke bunga lain, penyerbukan pun terjadi dengan sempurna. Setelah proses itu, tanaman akan menghasilkan kapsul biji kecil berwarna hijau yang akan matang di akhir musim panas.
5. Dijadikan tanaman obat tradisional

Selain indah, Eucomis comosa juga dimanfaatkan dalam pengobatan tradisional di Afrika Selatan. Umbinya direbus dan digunakan untuk mengobati peradangan, nyeri sendi, dan demam. Dalam pengobatan tradisional Zulu, tanaman ini dianggap memiliki efek penyembuhan alami.
Penelitian modern menunjukkan adanya senyawa bioaktif dengan sifat antiinflamasi dan antimikroba pada esktrak akarnya. Temuan ini membuka peluang pemanfaatan Eucomis untuk pengobatan herbal modern di masa depan.
Eucomis comosa bukan sekadar bunga cantik yang menyerupai nanas—ia adalah simbol adaptasi alam yang menakjubkan. Dari bau aneh hingga kemampuan bertahan di tanah miskin nutrisi, semua aspek tanaman ini menunjukkan keajaiban evolusi. Siapa sangka, di balik bentuknya yang lucu, tersembunyi kisah cerdas tentang cara hidup bunga nanas dari Afrika Selatan ini.


















