5 Fakta Unik Genus Crocodylus, Genus Buaya dengan Spesies Terbanyak!

- Genus Crocodylus berisi banyak spesies buaya terkenal seperti air asin, mugger, siam, dan nil
- Buaya dari genus ini dapat ditemukan di Asia, Australia, Afrika, sampai Amerika dengan habitat yang bervariasi
- Genus Crocodylus merupakan genus buaya dengan spesies terbanyak, sekitar 13-14 spesies dengan ciri fisik unik dan ukuran raksasa
Penamaan buaya sebenarnya tak hanya merujuk ke satu jenis atau spesies reptil. Justru penamaan tersebut merujuk kepada banyak spesies reptil yang berasal dari famili Crocodylidae. Famili ini berisikan banyak genus dan salah satu yang paling terkenal dan punya spesies paling banyak adalah genus Crocodylus. Genus Crocodylus terdiri dari berbagai spesies buaya terkenal seperti buaya air asin, buaya mugger, buaya siam, sampai buaya nil yang ganas.
Genus Crocodylus juga merupakan genus buaya yang penyebarannya paling luas dan jadi genus yang paling umum ditemui. Buaya dari genus ini dapat ditemukan dimanapun mulai dari Asia, Australia, Afrika, sampai Amerika. Habitatnya juga beragam, ada yang menghuni danau, sungai, waduk, air payau, rawa, muara sungai, area pertanian, sampai pinggir pantai. Tak hanya itu, genus Crocodylus juga menyimpan banyak fakta unik dan beberapa diantaranya akan segera kita bahas!
1. Genus Crocodylus terdiri dari belasan spesies

Dilansir iNaturalist, genus Crocodylus merupakan genus buaya dengan spesies terbanyak, yaitu sekitar 13 sampai 14 spesies. Pengelompokan spesiesnya tidak pasti karena ada satu spesies yang klasifikasinya masih diperdebatkan, yaitu Crocodylus raninus atau buaya kalimantan. Beberapa ahli menganggapnya sebagai spesies tersendiri, namun tidak sedikit juga yang beranggapan kalau C. raninus merupakan spesies yang sama dengan Crocodylus porosus atau buaya air asin.
Buaya-buaya yang berasal dari genus ini juga mudah dikenali dari perawakannya yang memanjang, gemuk, dan osteodermnya yang berukuran besar. Moncongnya tidak terlalu panjang, giginya besar, giginya terlihat saat mulut tertutup, dan kekuatan gigitannya sangat kuat. Saking kuatnya, semua buaya dari genus ini sangat ditakuti dan bisa memakan apapun mulai dari hewan kecil seperti ikan, reptil sampai hewan bertubuh keras seperti kura-kura dan penyu.
2. Spesies buaya terbesar berasal dari genus Crocodylus

Laman Britannica menjelaskan kalau reptil terbesar sekaligus buaya terbesar di dunia berasal dari genus ini. Reptil tersebut adalah C. porosus atau buaya air asin yang mampu tumbuh hingga sepanjang 7 meter dan punya bobot mencapai 1,2 ton. Tak hanya itu, biasanya individu jantan juga lebih besar dari individu betina dan hal ini menunjukan adanya dimorfisme seksual pada buaya air asin. Buaya air asin juga jadi salah satu spesies dengan penyebaran yang sangat luas.
Setidaknya hewan ini bisa ditemukan di beberapa tempat, seperti Indonesia, Australia, Filipina, Malaysia, dan India. Daerah lembab seperti sungai, danau, muara, daerah payau, rawa, pesisir pantai, dan laut jadi habitat utama buaya air asin. Ukuran raksasanya juga menimbulkan masalah tersendiri karena membuat masyarakat melihat hewan ini sebagai monster pemakan manusia. Bahkan dalam beberapa kesempatan tercatat kalau buaya air asin menyerang bahkan memakan manusia. Jadi, kamu harus berhati-hati.
3. Namanya diambil dari bahasa Yunani Kuno
Laman San Diego Zoo Wildlife Alliance Library menjelaskan kalau nama Crocodylus diambil dari bahasa Yunani kuno. Kata yang diambil adalah kata kroko yang berarti batu kerikil dan deilos yang berarti cacing. Jika digabungkan kedua kata tersebut membentuk kata krokodilos yang akhirnya berubah menjadi Crocodylus seperti yang kita kenal sekarang. Penamaan tersebut juga tak sembarangan karena punya makna yang menggambarkan ciri fisik dan perawakan buaya dari genus ini.
Pertama, kroko yang berarti kerikil merujuk pada osteoderm atau sisik keras dan besar yang ada di seluruh tubuh buaya. Sisik-sisik dan osteoderm tersebut sekilas mirip seperti kerikil atau batu besar jika dilihat dari kejauhan, entah bentuknya atau warnanya. Kedua, kata deilos atau cacing merujuk pada bentuk tubuh buaya yang memanjang seperti cacing. Jadi, jika digabungkan sebenarnya kata krokodilos atau Crocodylus bermakna cacing yang tubuhnya ditumbuhi kerikil atau hewan panjang yang tubuhnya diselimuti kerikil.
4. Dapat ditemukan di Asia sampai Afrika

Artikel di jurnal Global Ecology and Biogeography menyebutkan kalau genus Crocodylus punya penyebaran yang sangat luas. Setidaknya, reptil karnivor ini daat ditemukan di empat daerah, yaitu Asia, Oseania, Afrika, dan wilayah neotropik. Penyebaran yang luas tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti ketahanan tubuh yang kuat, kemampuan penjelajahan yang baik, dan kemampuan adaptasi yang baik. Mau itu di hutan yang lebat, daerah gurun yang kering, sungai yang panjang, rawa yang ditumbuhi banyak tumbuhan, sampai wilayah pesisir laut berair asin dapat ditinggali oleh genus ini.
5. Genus ini sudah hidup di bumi sejak jutaan tahun yang lalu

Sudah bukan rahasia lagi kalau buaya merupakan salah satu jenis hewan purba yang sudah hidup sejak zaman dinosaurus. Hal ini berlaku bagi semua jenis buaya termasuk genus Crocodylus. Setidaknya reptil ini sudah hidup sejak periode miosen, yaitu sekitar 23 sampai 5 juta tahun yang lalu, terang American Museum of Natural History. Setidaknya terdapat lima spesies dari genus Crocodylus yang hidup di zaman purba.
Kelimanya adalah Crocodylus anthropophagus, Crocodylus checchiai, Crocodylus falconensis, Crocodylus palaeindicus, dan Crocodylus thorbjarnarsoni. Fosil kelimanya ditemukan di beberapa tempat yang berbeda seperti benua Asia dan Amerika Selatan. Jika berbicara ukuran mereka juga tak kalah dengan buaya di masa modern. Bahkan salah satu spesies, yaitu C. thorbjarnarsoni mampu tumbuh hingga sepanjang 8 meter. Untungnya mereka sudah lama punah jadi kamu tak perlu takut akan kehadirannya di sungai atau laut.
Genus Crocodylus merupakan genus buaya yang menyimpan banyak keunikan, mulai dari asal usulnya, ukurannya, sampai penyebarannya. Jika melihat ukurannya, beberapa spesies dari genus ini punya ukuran yang fantastis mulai dari 7 bahkan 8 meter. Penyebarannya juga tak bisa diremehkan karena bisa ditemukan di Asia sampai Afrika. Tak hanya itu, ternyata genus Crocodylus juga sudah hidup sejak lama, lho. Bahkan sejak 20 juta tahun yang lalu, jauh sebelum manusia menginjakan kaki di bumi.