Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Sprites, Kilatan Cahaya yang Hanya Muncul Sekejap

Lightning sprites
Lightning sprites (commons.wikimedia.org/National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA))
Intinya sih...
  • Sprites muncul di atas badai petir, bukan di dalamnya
  • Baru benar-benar ditemukan tahun 1989 dan awalnya secara tak sengaja
  • Warna merahnya ternyata punya alasan ilmiah yang menarik
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Langit malam selalu punya cara untuk membuat manusia kagum. Di balik petir yang menggelegar, ada fenomena langit langka bernama sprites, yaitu kilatan cahaya merah yang hanya muncul dalam sekejap di atas awan badai. Sekilas tampak seperti kilat, tapi sebenarnya sprites berada jauh lebih tinggi, seolah menjadi jembatan antara Bumi dan angkasa.

Fenomena ini pertama kali dipahami secara ilmiah beberapa dekade lalu, tapi pesonanya seakan baru kemarin ditemukan. Sprites menandakan betapa luas dan dinamisnya atmosfer kita, di mana kekuatan listrik dan energi bumi berpadu dalam tarian cahaya yang singkat. Meski berlangsung kurang dari satu detik, kilatan ini menyimpan kisah sains yang panjang. Yuk, kenali lima fakta unik tentang sprites yang membuatnya jadi salah satu fenomena langit paling menakjubkan!

1. Sprites muncul di atas badai petir, bukan di dalamnya

Red sprite
Red sprite (commons.wikimedia.org/Eastview)

Sprites bukan bagian dari sambaran petir biasa, melainkan muncul jauh di atas awan badai—sekitar 50 hingga 90 kilometer di atas permukaan bumi, di lapisan mesosfer. Karena letaknya sangat tinggi, sprites sering tampak seperti kilatan merah kejinggaan yang samar, kadang berbentuk seperti kolom, kerucut, atau ubur-ubur bercahaya. NASA menggambarkan sprites sebagai puncak dari aktivitas listrik atmosfer yang terjadi jauh di atas awan badai.

Mereka terbentuk ketika petir besar melepaskan energi yang sangat kuat di awan bawah, menciptakan gangguan listrik yang menjalar ke atmosfer atas. Dalam hitungan milidetik, gangguan ini mengionisasi udara dan menimbulkan kilatan cahaya vertikal yang cepat. Karena begitu tinggi, sprites sama sekali tidak berbahaya bagi manusia atau pesawat, tapi juga sulit terlihat tanpa kamera sensitif cahaya rendah.

2. Baru benar-benar ditemukan tahun 1989 dan awalnya secara tak sengaja

Red sprite lightning
Red sprite lightning (commons.wikimedia.org/NASA/Expedition 31)

Meski sudah sering diceritakan oleh pilot sejak pertengahan abad ke-20, fenomena ini baru berhasil direkam pada tahun 1989 oleh tim ilmuwan dari Universitas Minnesota. Mereka sedang mengamati badai petir dengan kamera video low-light dan tanpa sengaja menangkap kilatan merah aneh di langit atas. Rekaman tersebut menjadi bukti pertama bahwa cahaya misterius itu nyata, bukan sekadar ilusi atau refleksi atmosfer.

Penemuan ini kemudian menarik perhatian NASA dan para ilmuwan di seluruh dunia. Sejak itu, sprites mulai dipelajari lebih dalam menggunakan pesawat penelitian, satelit, dan kamera berkecepatan tinggi. Hasilnya, diketahui bahwa sprites bukan fenomena tunggal, melainkan bagian dari fenomena optik atmosfer bersama elves, blue jets, dan gigantic jets. Semuanya menunjukkan bahwa aktivitas listrik di atmosfer jauh lebih rumit dan menarik dari yang kita bayangkan.

3. Warna merahnya ternyata punya alasan ilmiah yang menarik

Red sprite
Red sprite (commons.wikimedia.org/Global Hydrology and Climate Center)

Warna merah khas pada sprites terjadi karena interaksi antara elektron berenergi tinggi dan molekul nitrogen di lapisan udara atas. Saat energi dilepaskan, nitrogen memancarkan cahaya merah pada ketinggian sekitar 70–90 kilometer di atmosfer. Sementara bagian bawah sprite yang berada sedikit lebih rendah, kadang tampak kebiruan atau keunguan akibat perbedaan tekanan udara dan suhu di ketinggian tersebut.

Kombinasi warna tersebut membuat sprites tampak berlapis, seolah langit sedang melukis dengan cahaya. Dalam foto-foto beresolusi tinggi, bentuknya bisa menyerupai tirai atau kembang api yang menetes ke bawah. Kilatan sprites hanya berlangsung beberapa milidetik, tapi cukup untuk menciptakan pemandangan yang menakjubkan bagi siapa pun yang berhasil menangkapnya. Tak heran, banyak fotografer dan peneliti cuaca berlomba mengabadikan momen langka ini sebagai bukti betapa indahnya rahasia langit malam.

4. Munculnya hanya sepersekian detik

Time lapse thunderstorm
Time lapse thunderstorm (commons.wikimedia.org/NASA Johnson Space Center/Matthew Dominick)

Sprites adalah definisi sejati dari keindahan sesaat. Mereka muncul dan lenyap dalam waktu kurang dari 10 milidetik. Bahkan mata manusia hampir mustahil menangkapnya secara langsung, kecuali dengan bantuan kamera berkecepatan tinggi. Dalam rekaman yang diperlambat, sprite terlihat seperti denyutan listrik yang muncul dari atas ke bawah, menyebar dalam pola simetris sebelum meredup perlahan.

Walau begitu singkat, energi yang dilepaskan tetap tergolong besar. Dilansir Live Science, perkiraan kasar total energi dalam sprite besar dapat memancarkan energi optik sekitar satu hingga sepuluh megajoule—cukup kuat untuk menghasilkan kilatan cahaya yang dapat dilihat dari ratusan kilometer jauhnya. Para ilmuwan menyebutnya sebagai bentuk pelepasan energi alami yang cepat dan efisien, tanpa efek destruktif seperti petir di bawah awan.

5. Masih menyimpan misteri, bahkan setelah 30 tahun penelitian

Sprite
Sprite (commons.wikimedia.org/NASA image courtesy Jeff Schmaltz, MODIS Rapid Response Team, Goddard Space Flight Center. Caption by Michon Scott.,)

Meski sudah banyak diamati, sprites tetap menjadi teka-teki besar bagi ilmuwan atmosfer. Mengapa hanya badai tertentu yang bisa memicunya? Apakah pola kelistrikan bumi dan ionosfer saling memengaruhi kemunculannya? NASA dan NOAA masih terus melakukan pengamatan melalui satelit seperti ISS Lightning Imaging Sensor dan ASIM di Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk mencari jawabannya.

Lebih menarik lagi, fenomena serupa ternyata juga muncul di planet lain! NASA’s Juno Mission menemukan kilatan mirip sprite di atmosfer Jupiter tahun 2020. Para ilmuwan menyebutnya “sprite Jovian”, yang membuktikan bahwa fenomena ini bisa terjadi di dunia lain dengan atmosfer padat. Artinya, mempelajari sprites di Bumi bukan hanya soal cuaca, tapi juga tentang memahami bagaimana energi bekerja di seluruh tata surya kita.

Sprites memang tak sepopuler pelangi atau aurora, tapi justru di situlah pesonanya. Mereka datang tanpa peringatan, hanya sekali muncul lalu menghilang, meninggalkan rasa kagum dan misteri. Fenomena ini adalah pengingat bahwa alam semesta masih menyimpan banyak hal yang belum sepenuhnya kita pahami.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

[QUIZ] Apakah Kamu Lebih Pintar dari Anak Kelas 3 SD?

08 Nov 2025, 13:10 WIBScience