5 Hewan Tak Lazim yang Sering Dimakan di Indonesia, Apa Saja?

- Makanan ekstrem di Indonesia sering kali diolah dari hewan-hewan tak biasa seperti ular, belalang, keong, ulat sagu, dan ulat bulu.
- Ular kerap dijadikan hidangan, bahkan ular berbisa tinggi seperti kobra juga dimasak menjadi makanan di pinggir jalan atau warung kecil.
- Berbeda dari ular, belalang digoreng menjadi makanan populer di Pulau Jawa dan memiliki efek positif terhadap pertumbuhan dan lingkungan. Keong juga sering dijadikan makanan lezat di Indonesia.
Indonesia terkenal akan makanan yang lezat seperti mi ayam, bakso, rendang, sate, soto, dan rawon. Makanan Indonesia juga khas karena punya bumbu yang kaya, rasa yang unik, dan perpaduan bahan yang melimpah. Namun dibalik makanan-makanan lezat tersebut ternyata Indoesia juga menyimpan makanan ekstrem, lho. Makanan-makanan ekstrim tersebut biasanya diolah dari hewan-hewan yang tak biasa.
Daripada daging ikan, ayam, kambing, atau sapi beberapa makanan ekstrem di Indonesia justru menggunakan daging reptil, serangga, dan moluska sebagai bahan utamanya. Bagi masyarakat lokal mungkin hal ini mungkin biasanya saja. Tapi bagi masyarakat umum tentunya hal tersebut tak lazim, aneh, dan tak biasa. Jika kamu penasaran dan tertarik untuk mengulik lebih dalam kali ini kita akan membahas beberapa hewan tak lazim yang sering dijadikan makanan di Indonesia.
1. Ular

Ular jadi hewan yang ditakuti oleh banyak orang karena lilitannya yang kuat, gigitannya yang menyakitkan, dan bisanya yang mematikan. Ular juga dianggap sebagai hewan yang menggelikan karena tidak punya kaki dan berjalan dengan melata atau menggeliat. Namun dibalik stigma buruk tersebut ternyata ular juga kerap dijadikan hidangan, lho. Bahkan tak hanya ular kecil atau ular tidak berbisa, ular berbisa tinggi dan berbahaya seperti kobra juga kerap dijadikan makanan.
Dilansir Vice, biasanya hidangan yang berbahan dasar ular dijual di pinggir jalan, tepatnya di warung-warung kecil. Tak perlu pergi ke daerah terpencil, kamu juga bisa menemukannya di kota besar seperti Jakarta. Umumnya reptil tidak berkaki ini dihidangkan dalam beberapa jenis hidangan, seperti sup, rica-rica, atau abon. Selain itu bisa dan darah ular juga sering dibuat sebagai obat yang konon katanya bisa meningkatkan vitalitas dan stamina pria. Sayangnya hal tersebut hanya mitos karena tidak ada bukti ilmiah kuat yang mendukungnya.
2. Belalang

Selain reptil, serangga berukuran kecil seperti belalang juga sering dijadikan makanan di Indonesia. Berbeda dari ular yang bisa diolah menjadi berbagai hidangan, belalang justru lebih sering diolah dengan cara digoreng, jelas We Animals. Khususnya di Pulau Jawa belalang menjadi makanan yang cukup populer. Bahkan tak hanya di kalangan masyarakat lokal, hidangan belalang goreng juga menjadi daya tarik tersendiri entah bagi turis dalam negeri atau mancanegara.
Berbeda dari ular, sebenarnya memakan belalang juga memberikan efek positif entah bagi manusia atau bagi alam itu sendiri. Pertama, belalang kaya akan beberapa nutrisi seperti protein dan serat yang merangsang pertumbuhan. Kedua, belalang termasuk hama bagi para petani, karenanya dengan memburu dan memakan belalang para petani terselamatkan dari serangan serangga tersebut. Namun perburuan yang dilakukan tidak boleh berlebihan agar populasi belalang tetap terkendali dan tidak menimbulkan masalah ekologi.
3. Keong

Keong yang biasa terlihat di sawah, sungai, waduk, selokan, atau danau juga sering dijadikan makanan di Indonesia, terang laman Medium. Olahan keong di Indonesia juga beragam, mulai dari sate keong di Bali sampai kari keong di Banyumas. Keong yang dimakan juga beragam, terkadang masyarakat memakan keong kecil seperti tutut, namun tak jarang keong berukuran besar seperti keong emas juga tak luput dari incaran.
Uniknya lagi olahan keong cukup terkenal dan menarik, khususnya bagi pelancong dari luar negeri. Tak sedikit pelancong yang sengaja datang ke Indonesia hanya untuk memakan keong di Bali. Awalnya mereka merasa aneh dan jijik. Tapi lama-kelamaan mereka akan terbiasa karena ternyata makanan yang terbuat dari keong punya rasa yang lezat. Bahkan tak hanya di Indonesia, sebenarnya keong juga dimakan di beberapa daerah lain seperti Eropa.
4. Ulat sagu

Artikel di jurnal International Journal of Tropical Insect Science menjelaskan kalau ulat sagu merupakan makanan lezat di Indonesia, khususnya di wilayah Papua. Bahkan tak hanya lezat, ternyata larva kumbang ini juga punya kandungan gizi yang tinggi, lho. Setidaknya, terdapat 10.39 gram protein, 17.17 gram minyak, dan 51 μg vitamin E di dalam hewan ini. Ulat sagu bisa diolah dengan berbagai cara, seperti ditumis, digoreng, bahkan dijadikan sate. Untuk menemukan ulat sagu juga mudah, kamu cukup mencari pohon sagu yang sudah tumbang atau membusuk. Kemudian buka bagian dalam batangnya dan kamu dengan mudah bisa menemukan hewan ini menggeliat di dalamnya.
5. Ulat bulu

Selain ulat sagu, ulat bulu yang sering membuat gatal juga jadi kuliner ekstrem di Indonesia. Salah satunya dapat ditemui di Purworejo, Jawa Tengah yang mana masyarakat lokal punya makanan khas berupa sate ulat bulu, jelas Indoindians. Tak hanya lezat, masyarakat lokal juga percaya kalau ulat bulu bisa mengobati sakit gigi. Namun ulat bulu yang dimakan hanya ulat bulu yang ditemui di pohon turi. Bahkan tak hanya di Purworejo, di Bali juga ada sate ulat bulu yang cukup diminati oleh wisatawan asing. Banyak wisatawan yang mencoba sate ulat bulu di Bali karena penasaran dan ingin mencoba sensasi kuliner ekstrem.
Makanan di Indonesia sangat beragam, mulai dari makanan yang lumrah sampai makanan ekstrem. Tak tanggung-tanggung, hewan-hewan aneh seperti belalang, ulat, keong, sampai ular juga sering dijadikan makanan. Olahannya juga beragam, ada yang digoreng, ditumis, dijadikan kari, sampai dijadikan sate. Hal tersebut jadi keunikan tersendiri bahkan sampai jadi daya tarik entah bagi wisatawan lokal atau wisatawan mancanegara. Jika kamu bernyali kamu juga bisa mencoba beberapa makanan ekstrem tersebut.