5 Hewan yang Diprediksi Akan Punah di Zaman Kita, Sedih Banget!

- Ibex pyrenean punah karena perusakan habitat dan penyakit yang ditularkan oleh ternak domestik.
- Macan tutul Amur terancam punah akibat perburuan liar, hilangnya habitat, dan berkurangnya populasi mangsanya.
- Badak putih utara dinyatakan punah secara fungsional karena perburuan brutal dan kehancuran habitat.
Bumi kita yang kaya ini sedang menghadapi krisis senyap. Di tengah hiruk pikuk kehidupan manusia, banyak spesies satwa berjuang untuk sekadar bertahan hidup. Tanpa kita sadari, beberapa dari mereka berada di ambang kepunahan, sebuah perjalanan satu arah menuju ketiadaan yang terjadi di masa hidup kita saat ini.
Penyebabnya pun selalu sama dan berakar pada satu sumber: aktivitas manusia. Mulai dari perusakan habitat atas nama pembangunan, perburuan liar yang kejam, hingga dampak perubahan iklim yang mengubah ekosistem secara drastis. Kisah-kisah hewan ini bukanlah sekadar data di laporan ilmiah, melainkan sebuah pengingat nyata bahwa waktu mereka hampir habis, dan kita semua turut bertanggung jawab atasnya.
1. Kisah tragis ibex pyrenean menjadi peringatan keras bagi kita

Ibex pyrenean adalah spesies kambing gunung yang pernah dengan gagahnya menjelajahi Pegunungan Pyrenees antara Prancis dan Spanyol. Sayangnya, kita kini hanya bisa melihatnya melalui foto atau arsip video. Spesies ini dinyatakan punah pada tahun 2000 setelah individu terakhirnya, seekor betina bernama Celia, ditemukan mati. Ini adalah sebuah kehilangan yang menyedihkan bagi keanekaragaman hayati dunia.
Penyebab utama kemundurannya sangat kompleks dan berlangsung selama puluhan tahun. Dilansir Sustainable Business Magazine, penyusutan habitat akibat perambahan manusia dan penyakit yang ditularkan oleh ternak domestik menjadi pendorong utama populasinya menuju titik nol. Meskipun ada upaya konservasi di menit-menit terakhir, termasuk percobaan kloning yang gagal, semuanya sudah terlambat. Kisah ibex pyrenean menjadi pelajaran pahit tentang betapa pentingnya tindakan konservasi yang cepat dan terkoordinasi sebelum semuanya hilang selamanya.
2. Macan tutul amur hanya tersisa puluhan ekor di alam liar

Di hutan belantara Rusia Timur Jauh dan sebagian kecil wilayah Tiongkok, hidup salah satu kucing besar paling langka di dunia, Macan tutul Amur. Dengan bulu tebalnya yang berbintik indah, hewan ini beradaptasi sempurna dengan iklim yang membeku. Namun, keindahannya jugalah yang menjadi kutukan, membuatnya jadi target utama perburuan liar selama bertahun-tahun.
Populasinya kini berada pada tingkat yang sangat kritis. Dilansir Earth.org, diperkirakan hanya ada sekitar 30-35 ekor yang tersisa di alam liar. Selain perburuan, Macan tutul Amur juga menghadapi ancaman serius dari hilangnya habitat akibat penebangan hutan dan kebakaran. Berkurangnya populasi mangsanya seperti rusa juga membuat mereka semakin sulit bertahan hidup, menjadikan spesies ini menghadapi risiko kepunahan hingga 90 persen dalam abad ini.
3. Badak putih utara telah dinyatakan punah secara fungsional

Kisah badak putih utara adalah salah satu yang paling memilukan dalam sejarah konservasi modern. Spesies ini sekarang berstatus "punah secara fungsional". Artinya, meskipun individunya masih ada, mereka tidak dapat lagi berkembang biak secara alami untuk menyelamatkan spesiesnya. Saat ini, hanya tersisa dua ekor badak putih utara di dunia, keduanya betina bernama Najin dan Fatu, yang hidup di bawah penjagaan ketat di Kenya.
Puluhan tahun perburuan brutal untuk diambil culanya telah memusnahkan populasi mereka. Dilansir Earth.org, permintaan cula badak yang tinggi di pasar gelap, ditambah dengan kehancuran habitat, menjadi penyebab utama tragedi ini. Badak putih utara kini menjadi simbol dari dampak katastropik perdagangan satwa liar ilegal. Harapan satu-satunya kini bergantung pada teknologi reproduksi berbantu yang rumit dan belum terjamin keberhasilannya.
4. Burung red-fronted macaw terancam oleh perdagangan hewan peliharaan

Di hutan kering Bolivia, hidup seekor burung beo yang sangat cantik dengan bulu berwarna-warni cerah, yaitu red-fronted macaw. Keunikannya terletak pada perpaduan warna hijau, biru, dan bercak merah menyala di dahinya. Namun, kecantikan eksotis inilah yang justru mengantarkannya ke jurang kepunahan. Burung ini menjadi target utama para pedagang ilegal untuk dijual sebagai hewan peliharaan.
Populasinya di alam liar kini sangat mengkhawatirkan. Dilansir ifaw.org, diperkirakan hanya tersisa antara 134 hingga 272 individu di habitat aslinya. Selain penangkapan liar, hilangnya habitat akibat pembukaan lahan untuk pertanian juga semakin mempersempit ruang hidup mereka. Berbagai program konservasi sedang berjuang keras untuk melindungi populasi yang tersisa, tetapi ancaman perdagangan hewan peliharaan ilegal masih menjadi momok yang nyata.
5. Kungkang tiga jari kerdil hanya hidup di satu pulau kecil

Jauh di lepas pantai Panama, ada sebuah pulau kecil bernama Isla Escudo de Veraguas. Pulau ini adalah satu-satunya rumah bagi kungkang tiga jari kerdil, spesies kungkang paling langka dan terkecil di dunia. Karena hidupnya yang sangat terisolasi, spesies ini memiliki adaptasi unik yang tidak ditemukan pada kerabatnya yang lain. Ketergantungan total pada habitat yang sangat sempit ini membuatnya luar biasa rentan.
Meskipun jumlahnya diperkirakan masih sekitar 2.000-2.500 ekor, statusnya adalah terancam punah. Dilansir ifaw.org, ancaman utamanya adalah deforestasi hutan bakau yang menjadi sumber makanan dan tempat tinggalnya. Aktivitas manusia di sekitar pulau dan potensi perburuan juga memberikan tekanan tambahan pada populasi mungil ini. Masa depan kungkang tiga jari kerdil sepenuhnya bergantung pada kelestarian pulau kecil yang menjadi satu-satunya dunianya.
Kisah kelima hewan ini adalah cerminan dari krisis keanekaragaman hayati yang sedang kita hadapi bersama. Sudah saatnya kita lebih sadar dan mulai bertindak untuk melindungi mereka, sebelum nama mereka hanya tersisa dalam buku cerita.