Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Keajaiban Arsitektur Kuil Gantung Tiongkok yang Bikin Takjub, Melawan Gravitasi!

Ilustrasi kuil gantung yang ajaib dan unik di Tiongkok
Ilustrasi kuil gantung yang ajaib dan unik di Tiongkok (flickr.com/winter soldier)
Intinya sih...
  • Kuil Gantung berdiri sejak abad ke-6, bertahan selama 1.500 tahun dan dianggap 'keajaiban teknik' oleh banyak sejarawan.
  • Letaknya beneran digantung 75 meter di atas tanah, bukan efek kamera; tebing batu di belakang kuil berfungsi sebagai dinding penopang alami.
  • Kuil ini terdiri dari 40 paviliun yang terhubung seperti labirin di udara, dipilih secara strategis untuk menghindari banjir dan hujan serta disebut salah satu ‘bangunan paling berbahaya di dunia’ versi majalah TIME.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Tidak banyak bangunan di dunia yang bisa membuatmu terdiam beberapa detik hanya karena melihat fotonya. Tapi Kuil Gantung atau lebih dikenal Xuankong Si di Shanxi, Tiongkok, adalah pengecualian luar biasa. Bayangkan sebuah kompleks kuil kuno yang tidak berdiri di tanah, melainkan menggantung di tebing batu setinggi puluhan meter. Sejauh mata memandang, ia seperti menantang gravitasi. Seolah-olah pekerja yang membangunnya adalah insinyur waktu dari masa depan.

Kuil ini bukan hanya indah. Ia adalah teka-teki; bagaimana ia bisa berdiri selama 1.500 tahun, menghadapi angin gunung, hujan, longsor, hingga gempa kecil yang biasa terjadi di wilayah Shanxi? Dalam pemaparan di bawah ini, kita akan menyelami tujuh fakta uniknya yang bikin kamu sadar bahwa arsitektur kuno sering kali jauh lebih jenius daripada yang kita bayangkan.

1. Sudah berdiri sejak abad ke-6, tapi masih kokoh seperti baru kemarin

Ilustrasi xuankong si yang sudah berdiri sejak abad ke-6 tapi masih kokoh
Ilustrasi xuankong si yang sudah berdiri sejak abad ke-6 tapi masih kokoh (flickr.com/Brien Henderson)

Kuil Gantung dibangun sekitar tahun 491 M, pada masa Dinasti Wei Utara. Usianya yang lebih dari 1.500 tahun membuat kuil ini menjadi salah satu bangunan kayu tertua yang masih bertahan. Tidak heran ia dianggap ‘keajaiban teknik’ oleh banyak sejarawan.

Fakta ini juga menandai bahwa arsitek kuno sudah memahami teknik preservasi kayu dan pemetaan struktur batu lebih baik dari yang kita kira. Keawetan ini bukan kebetulan, karena ada perhitungan cerdas di baliknya—dilansir dari portal resmi English China News Service.

Karena itu, di Tiongkok sendiri, kuil ini sering dijadikan contoh bahwa bangunan kuno tidak kalah presisi dibanding struktur modern.

2. Letaknya beneran digantung 75 meter di atas tanah, bukan efek kamera

Ilustrasi xuankong si yang beneran digantung di atas 75 meter tanpa efek kamera
Ilustrasi xuankong si yang beneran digantung di atas 75 meter tanpa efek kamera (flickr.com/Paul H. Cheese)

Menurut Our China History, posisi kuil berada sekitar 75 meter dari dasar lembah. Tingginya ini bukan gimmick. Ketika kamu berdiri di bawahnya, kuil itu kelihatan seperti mudah ditiup angin dan bisa jatuh kapan pun—tapi kenyataannya tidak.

Tebing batu di belakang kuil bukan hanya pemandangan, tapi elemen struktural yang menahan beban bangunan. Balok kayu horizontal tertanam ke batu tebing, jadi tebing itu berfungsi sebagai dinding penopang alami.

Triknya? Kayu oak yang disisipkan ke dalam celah batu. Balok-balok inilah ‘lengan sakti’ yang membuat kuil bisa menggantung tanpa jatuh.

3. Satu kuil tapi tiga agama, Buddha, Tao, dan Konghucu akur di sini

Ilustrasi xuankong si yang jadi kuil tiga agama tanpa konflik
Ilustrasi xuankong si yang jadi kuil tiga agama tanpa konflik (flickr.com/Brien Henderson)

Dalam satu kompleks kuil gantung ini, kamu akan melihat simbol-simbol tiga aliran besar. Mulai dari Buddhisme, taoisme, dan konfusianisme. Keunikan ini membuat Xuankong Si dianggap sebagai simbol harmoni lintas ajaran. Patung Sakyamuni, Laozi, dan Konfusius berada dalam satu ruangan yang sama—dilansir dari laman Tsem Rinpoche.

Filosofi Tiongkok sejak dahulu menyebut hal ini sebagai ‘Tiga Ajaran Sedarah’, dan kuil inilah manifestasi fisiknya. Bukan kompetisi, tapi koeksistensi.

Perpaduan ini juga membuat para peneliti sosial menganggap Kuil Gantung sebagai ‘ruang dialog spiritual’ yang jarang ada di dunia kuno.

4. Terdiri dari 40 paviliun yang terhubung seperti labirin di udara

Ilustrasi xuankong si yang terdiri dari 40 paviliun dan seperti labirin udara
Ilustrasi xuankong si yang terdiri dari 40 paviliun dan seperti labirin udara (flickr.com/Evan Chakroff)

Menurut Asian Historical Architecture, kompleks kuil ini memiliki sekitar 40 aula dan paviliun yang saling terhubung dengan jembatan kayu dan lorong gantung. Ketika kamu berjalan di dalamnya, rasanya seperti sedang menyusuri labirin vertikal yang dipahat di udara. Bukan hanya indah, tapi juga bikin deg-degan.

Arsitektur paviliun-paviliun ini dibuat mengikuti lekuk tebing. Anehnya, tidak ada garis yang benar-benar simetris, tapi semuanya pas menyatu. Impressive!

Kerumitan struktur ini menunjukkan bahwa para pembangun kuil bukan hanya pandai mengukur, tapi juga memahami karakter batu gunung secara intuitif.

5. Lokasinya dipilih secara sangat strategis untuk menghindari banjir dan hujan

Ilustrasi xuankong si yang lokasinya dipilih untuk menghindari banjir
Ilustrasi xuankong si yang lokasinya dipilih untuk menghindari banjir (flickr.com/Kat Petersen)

Kuil gantung terletak di bawah tonjolan alami tebing batu, membuatnya terlindungi dari hujan langsung. Letaknya yang tinggi membuat kuil aman dari banjir yang sering melanda lembah Gunung Heng. Ini menunjukkan bahwa pembangunnya memahami topografi dan risiko hidrologi di kawasan itu—dilansir dari kanal Secret China.

Tonjolan batu raksasa di atas kuil bekerja seperti payung alami. Ternyata hal ini mampu mengurangi paparan hujan dan sinar matahari berlebih, sehingga kayu lebih awet.

Dengan memilih titik yang pas, mereka memanfaatkan alam sebagai sistem proteksi pasif. Cerdas banget, 'kan?

6. Disebut salah satu ‘bangunan paling berbahaya di dunia’ versi majalah terkenal dunia

Ilustrasi xuankong si yang jadi bangunan paling berbahaya versi majalah terkenal dunia
Ilustrasi xuankong si yang jadi bangunan paling berbahaya versi majalah terkenal dunia (flickr.com/Sandrine Serdon)

Majalah kenamaan TIME pernah memasukkan Xuankong Si ke daftar bangunan paling berbahaya dan ekstrem. Wisatawan sering merinding ketika menaiki tangga-tangga kayu yang langsung menghadap jurang. Sensasinya seperti naik wahana alam nyata.

Namun, sebenarnya, struktur kuil lebih stabil daripada yang terlihat. Tekanan beban dibagi ke balok horizontal yang menembus batu tebing.

Efek ‘bahaya’-nya itu lebih karena psikologis. Memang visualnya terasa dramatis, tapi teknologinya juga terkini dan mumpuni.

7. Balok kayunya jadi penyerap guncangan alami, cocok hadapi gempa

Ilustrasi xuankong si yang cocok hadapi gempa karena bangunannya menyerap guncangan
Ilustrasi xuankong si yang cocok hadapi gempa karena bangunannya menyerap guncangan (flickr.com/Raffaele Nicolussi)

Kayu di kuil ini bukan sekadar bahan bangunan, tapi ‘penstabil dinamis’. Dilansir dari The Temple Trail, tembok kayu fleksibel, sehingga bisa meredam getaran dan angin yang menerpa tebing. Sifat elastis kayu membuat struktur tetap aman meskipun tebing mengalami pergerakan kecil.

Peneliti arsitektur menyebut teknik ini sebagai early seismic engineering—teknik mitigasi gempa sebelum istilah itu ada. Itulah alasan mengapa kuil tetap bertahan meski wilayah Shanxi cukup sering mengalami guncangan kecil sepanjang sejarah.

Kuil Gantung bukan hanya sekadar bangunan kuno yang instagramable. Ia adalah contoh nyata bagaimana pengetahuan tradisional, kreativitas manusia, dan pemahaman tentang alam bisa bersatu dan menciptakan sesuatu yang melampaui logika. Dari balok kayu yang menembus batu hingga harmoni tiga ajaran besar Tiongkok, semuanya menunjukkan bahwa peradaban masa lalu tidak kalah cerdas dari era modern.

Kalau kamu suatu hari menginjakkan kaki di sana, jangan hanya foto dari bawah. Rasakan sensasinya berdiri di paviliun kayu 75 meter di atas tanah—tempat di mana sejarah, sains, dan spiritualitas saling berpelukan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us

Latest in Science

See More

5 Fakta Menakjubkan Ular Buta Bibron, si Kecil Pemakan Rayap

01 Des 2025, 19:29 WIBScience