"Saya menyimpulkan itu adalah meteor cukup besar yang melintas memasuki wilayah Kuningan, Kabupaten Cirebon dari arah barat daya sekitar 18:35-18:39. Ketika memasuki atmosfer yang lebih rendah menimbulkan gelombang kejut berupa suara dentuman dan terdeteksi oleh BMKG Cirebon pukul 18:39," katanya.
6 Fakta Meteor Jatuh, Tercebur di Laut Jawa Dekat Tegal

- Meteor jatuh di wilayah Indonesia setelah suara dentuman keras terdengar di Kuningan dan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
- Hasil temuan BMKG menunjukkan meteor cukup besar melintas memasuki wilayah Kuningan, Kabupaten Cirebon dari arah barat daya sekitar 18:35-18:39.
- Meteor tersebut tercebur di Laut Jawa dan kemungkinan beberapa kilometer di sebelah utara Kota Tegal, berbobot dua ton dengan asumsi diameternya sekitar satu meter.
Meteor diduga kuat jatuh di wilayah Indonesia setelah terdengar suara dentuman keras di Kuningan dan Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyampaikan bahwa meteor melintasi Cirebon itu ukurannya kemungkinan cukup besar.
Sebelumnya di media sosial tersebar video bola api yang jatuh dari langit, diikuti suara dentuman. Benda misterius itu muncul dari arah selatan menuju utara yang berwarna oranye. Berikut adalah fakta-fakta meteor jatuh di Cirebon yang ditemukan kebenarannya.
Hasil dari temuan BMKG tentang meteor jatuh
Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa suara dentuman yang terdengar di sekitar Kuningan dan Cirebon, Jawa Barat sekitar 18:30. Sementara data dari BMKG Cirebon (ACJM) mengindikasikan getaran pukul 18:39 dengan azimut 221.
Meteor emungkinan jatuh di Tegal

Dijelaskan oleh peneliti di Badan Pengelola Geopark Nasional Karangsambung, Karangbolong, Marufin Sudibyo bahwa kenampakan dari meteor itu tidak hanya terlihat di Kuningan dan Kabupaten Cirebon saja, tapi juga hingga Brebes dan Tegal, Jawa Tengah.
Meteor yang jatuh pada Minggu (05/10/2025) tersebut tercebur di Laut Jawa dan kemungkinan beberapa kilometer di sebelah utara Kota Tegal.
Dipastikan benda misterius itu adalah meteor
Benda tersebut teridentifikasi sebagai meteor-superterang, merupakan meteor yang cahayanya jauh lebih terang dari bintang-bintang di langit malam, bahkan lebih terang daripada planet Venus.
"Singkatnya, benda yang terlihat hanya selama 5 detik itu meteor. Tepatnya meteor-superterang atau boloid (bolide) karena diiringi suara dentuman sonik mirip petir, bukan sekedar meteor-terang (fireball). Ia memasuki atmosfer Bumi pada kecepatan relatif lambat (maksimum 15 km/detik) dibanding meteor-meteor pada umumnya," jelasnya di akun Instagram @marufinsudibyo.
Beratnya capai 2 ton

Adapun kemungkinan bobot dari meteor itu adalah dua ton. Sedangkan asumsi diameternya adalah sekitar satu meter.
"Adakah meteoritnya yang tersisa & jatuh ke Bumi? Kemungkinan ada beberapa kilogram (sangat tergantung kepada tipe meteoritnya), tapi semuanya jatuh tercebur di Laut Jawa (kemungkinan beberapa km di sebelah utara Kota Tegal)," ungkapnya lebih lanjut.
Asal meteor jatuh
Marufin juga menegaskan bahwa meteor ini bukan bagian dari hujan meteor yang saat ini sedang aktif. Menurutnya, peristiwa musiman seperti hujan meteor berasal dari remah-remah komet, baik yang aktif maupun komet yang sudah mati.
Sedangkan meteor yang baru-baru ini terjatuh dipastikan berasal dari kepingan asteroid yang keluar dari sarangnya di Sabuk Asteroid Utama berjuta tahun silam, yang kemudian bergabung dengan kawanan asteroid di dekat Bumi.
Bukan peristiwa berbahaya

Marufin juga menjelaskan bahwa peristiwa jatuhnya meteor ini untuk tidak ditanggapi terlalu berlebihan karena ancaman dari kecelakaan lalu litas jauh lebih besar dengan peluang jatuhnya benda langit ini.
Jatuhnya meteor ini juga bukan pertanda buruk karena meteor yang jatuh ke Bumi jumlahnya sangat banyak tapi dengan ukuran dan intensitas yang berbeda. Bahkan sebelum masuk ke Bumi, mereka akan terlebih dahulu terbakar di atmosfer.
"Apakah berbahaya? Tidak. Haruskah kita waspada? Bersikap normal saja. Peluang manusia mengalami kecelakaan lalu lintas jauh lebih besar ketimbang peluang kejatuhan meteorit. Apakah ini pertanda buruk dari langit? Bukan," Marufin mengatakan.